lima puluh sembilan - yang akan datang

94.2K 5.4K 461
                                    

Para siswa kini terlihat berbondong-bondong memenuhi aula sekolah setelah beberapa menit yang lalu panggilan untuk semua siswa terdengar di speaker pengumuman. Katanya ada sesuatu hal yang penting yang akan disampaikan kepala sekolah, Pak Samuel.

Kini hampir seluruh siswa sudah berdiri menghadap panggung besar di depan. Banyak dari mereka bertanya-tanya apa yang sangat penting sampai mereka harus menunda proses belajar mengajar?

Tapi yang tidak kalah menarik perhatian adalah sosok Devin diatas panggung yang nampak mempersiapkan mic untuk digunakan Samuel berbicara nanti.

"Weh, gue liat Devin keinget Jefri Nichol anjirr!"
"Gue liat fotonya di lambe sekolah, gue kira itu bukan dia, anjir! Mana tambah cakep!"
"Tapi image dia udah hancur banget gak si? Emang masih bisa dia jadi ketos?"
"Elahh, emang cuma cowok baik-baik yang bisa jadi ketos? Lagian biarpun nakal, toh dia emang pinter."

Beberapa menit kemudian, Samuel terlihat muncul dari belakang panggung, semua suara bungkam seketika. Mereka memfokuskan mata pada Samuel yang terlihat bersiap berbicara.

"Ekhem, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, dan salam sejahtera bagi kita semua..."

Para siswa menjawab bersamaan, termasuk Sea yang juga berdiri di tengah kerumunan. Mata gadis itu fokus menatap kearah depan sampai tiba-tiba sebuah tangan terasa merangkul bahunya. Sea dengan cepat berbalik dan menemukan Devin berdiri santai di sampingnya, satu tangannya masuk ke saku celana sedang satunya lagi melingkar di bahunya.

Sea menelan ludahnya dengan susah payah, bagaimana Devin bisa menemukannya di tengah keramaian begini?

"Balik kedepan," perintah Devin yang sontak membuat kepala Sea kembali ke posisinya semula. Tanpa Sea lihat, Devin sedikit tersenyum.

"Sebelumnya saya minta maaf karena telah mengganggu proses belajar ananda sekalian, maka dari itu saya akan langsung saja.

"Seperti yang telah kita ketahui, besok akan diadakan acara rutin tahunan dalam rangka memperingati hari jadi sekolah. Mungkin ini terdengar biasa, tapi saya tidak akan mengganggu proses belajar kalian hanya karena ingin menyampaikan pengumuman yang sudah kalian semua ketahui.

"Jadi saya baru saja menerima telfon bahwa ketua dari Skyle's Group, yang mana juga merupakan pemilik dari Skyle's School tercinta kita ini telah dikonfirmasi akan menghadiri acara peringatan besok, itulah kenapa saya dengan tiba-tiba memanggil ananda semua kesini."

Suara riuh dari para siswa memenuhi ruangan aula.

"Mengingat ini adalah pertama kalinya beliu menghadiri peringatan ini tanpa diwakilkan seperti tahun sebelumnya, maka saya memohon dengan sangat kerja sama ananda sekalian agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan selama proses perayaan besok mengingat tamu kita yang sangat penting, Bapak Dylan Ryan Skylar."

Para siswa heboh kembali. Mereka membicarakan tentang salah satu legenda bisnis sukses tersebut dan tidak menyangka akan dapat melihatnya secara langsung besok.

"Terakhir," Pak Sam kembali berbicara. "Berhubung stand, tenda, serta properti lain yang diperlukan akan datang sebentar lagi, setelah jam istirahat pertama proses belajar mengajar ditiadakan."

Semua siswa sontak bersorak gembira.

"Tetapi sebagai gantinya, kalian yang bukan termasuk anggota OSIS harus bergotong royong membersihkan serta menghiasi kelas dan lingkungannya masing-masing. Tidak perlu yang berlebihan, asal terlihat bersih dan rapih itu sudah cukup," lanjut Pak Sam. "Kalian mengerti?"

"Mengerti, Pak," mereka menjawab dengan semangat.

"Baik, saya tutup dengan ucapan Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh," Samuel menutupnya dan langsung bergegas turun dari panggung.

Sea mendengar itu semua dengan jelas itu makanya kini ia berdiri mematung. Kalau memang apa yang dikatakan Samue benar, itu artinya... itu artinya besok ia akan bertemu dengan Ayahnya?

Sea merasakan perasaannya bercampur saat ini, ia senang, sangat senang karena akhirnya bisa melihat Ayahnya setelah beberapa lama tapi, bagaimana kalau Ayahnya tidak ingin melihatnya?

"Itu dari kamu mau percaya atau enggak. Kamu bakal dapet jawabannya pas acara ulang tahun sekolah nanti, pas ulang tahun kamu yang ke-18."

Perkataan Adriel beberapa waktu lalu itu seketika muncul di memori Sea. Sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya adalah, kenapa Ayahnya tiba-tiba ingin menghadiri perayaan besok? Apa itu ada kaitannya dengan apa yang Adriel ucapkan?

***

Sea sedang berada di apartemennya, duduk di sofa dengan mata yang mengarah ke televisi yang sedang menyala. Tapi pikiran Sea tidak ada disana, mereka melayang memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi besok di sekolah.

Saat itulah, bel apartemennya tiba-tiba terdengar membuatnya buyar seketika. Sea berjalan menuju pintu tanpa pikiran apa-apa, ia hanya berpikir mungkin itu Ara atau Devin atau Shena mengingat selain keluarga dekatnya hanya tiga orang itu yang tahu tempat tinggalnya.

Ceklek.

Sea membuka pintu dan langsung menemukan Adriel yang berdiri didepan pintu dengan senyuman kecilnya. Adriel kembali!

Perasaan senang bercampur rindu sudah menjalar di sekujur tubuh Sea, ia sudah akan lompat untuk menerjang Adriel dengan sebuah pelukan pelepas rindu saat matanya menangkap sesuatu. Adriel tidak datang sendirian.

Mata Sea kemudian mengarah pada sosok itu, pada dua orang pasangan di belakang Adriel yang selama ini amat sangat ia rindukan, ingin ia temui dan sangat sayangi. Dua orang yang sudah hampir 2 tahun tidak pernah dilihatnya.

"M-mom? Dadd?"

Maap klo ada typo, lagi diluar hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap klo ada typo, lagi diluar hehe

Penasaran? Next? Harus yang banyakk!!

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang