Author's POV
Asher berjalan di koridor kelas normal dengan memukau, seperti biasa. Sesekali ia melemparkan sapaan dan senyum maut miliknya pada cewek-cewek yang menyapanya dengan malu-malu. Kebiasaan seorang Asher yang tidak pernah pudar, gemar menebar pesona pada siapa saja.
Mungkin kalau ia ke panti jompo, nenek-neneknya mendadak kembali jadi abg semua.
“Sebelas IPA lima, nahh pasti ini kelasnya.” Asher mengintip sejenak kedalam ruangan. Melihat situasi ruang kelas yang sudah tidak ada guru, tanpa pikir panjang ia membukanya yang langsung membuat orang-orang memusatkan perhatian padanya.
“Yang namanya Shena masih ada?” Tanya nya tidak lupa memasang senyum menggodanya.
Semua orang, tanpa suara dan tanpa komando, menoleh pada sosok Shena yang duduk agak dibelakang. Asher tentu tahu arti dari tatapan itu, “Oh, hai Shen.” Asher mengangkat sebelah tangannya menyapa, “Gue nunggu lo pulang diluar ya.” Lanjut Asher semakin melebarkan senyumnya sebelum kemudian kembali menutup pintu meninggalkan kelas yang hening seheningnya.
Tapi hanya dalam waktu beberapa detik, hening itu berubah menjadi heboh. Banyak dari mereka yang memekik, berbisik serta mencuri pandangan pada Shena yang masih diam karena shok.
Ada apa ini tiba-tiba Asher mendatanginya?
“Shen, lo sama Asher pacaran?” Salah satu cewek disana, yang duduk tepat didepan Shena memutuskan bertanya hal yang menjadi pertanyaan hampir semua orang di kelas.
“Ah? En—enggak! Maksud gue, gue sama Asher gak ada apa-apa.” Shena berusaha mengontrol kepanikannya, "Cuma temen."
5 menit kemudian, hampir semua siswa dikelas Shena sudah keluar dengan membawa tas masing-masing. Shena ingin cepat keluar tapi apa daya, hari ini tepat hari piketnya dan entah kebetulan atau tidak, ia hanya piket sendiri.
“Heh, satu sakit, satunya lagi bolos. Janjian ya?” Shena menggerutu sendiri dan saat melihat sekeliling ia menemukan diruang kelas itu tinggal ia sendiri, sebelum kepala Asher yang tiba-tiba muncul di daun pintu.
“Hai, gue kira lo pulang dan gue gak liat.” Asher melangkah masuk, “Gak pulang?”
“Hari ini gue piket. Lo kenapa nyariin gue?”
“Oh, ini.” Asher menyodorkan sebuah paper bag, “Baju olahraga lo yang dipinjem Sea kemaren.”
Kening Shena mengerut melihat kedalamnya, “Kok, bisa ada di elo?” Tanya nya curiga.
“Harusnya Devin yang balikin cuman gue bilang biar gue aja.” Smirk andalan Asher ia pamerkan.
“Kenapa?”
“Hm? Mm, kenapa ya?” Asher memasang wajah bingungnya kemudian mengedikkan bahu, “Gue mau aja ketemu sama lo.”
“Apa sih.” Sahut Shena dengan wajah aneh lalu berjalan melewati Asher untuk mengambil sapu dibelakang pintu.
Satu alis Asher terangkat naik, untuk sejenak ia diam ditempatnya. Tidak ada yang pernah menyuekinya begini saat ia sedang berduaan dengan perempuan, apalagi dengan jarak yang cukup dekat.
“Emm, tapi gue gak ngeganggu kan?” Asher membalikkan badannya menghadap pada Shena.
“Enggak sama sekali, selow aja.”
Kini alis Asher terpaut, apa benar cewek ini tidak memiliki ketertarikan sedikitpun padanya? Ah, itu tidak mungkin. Ia hanya belum mengeluarkan semua pesonanya saja.
“Bagus lah.”
Shena menggumam sebagai respons. Ia pikir dengan begitu Asher akan cepat berlalu dari sana namun nyatanya ia salah. Cowok itu tetap disana, bahkan kini bersandar pada salah satu meja sambil memerhatikan Shena yang sedang menyapu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy [Komplet]
Fiksi RemajaIni adalah kisah dari anggota paling ter- dari kelompok The Most di sekolah elit Skyle's School. Devin si Most Wanted Boy yang dinginnya mengalahkan mandi air dingin di pagi buta yang berhujan disatukan dengan Sea si pembuat heboh sekolah yang seper...