enam puluh empat - "jangan putusin gue, please!"

85.5K 5.4K 486
                                    

Devin dan Sea kini berada di atap, hanya berdua dan mereka berhadap-hadapan.

Kepala Sea tertunduk dalam-dalam, menghindari tatapan Devin yang sedaritadi dipaku padanya.

“Lo gak ada mau ngomong sesuatu ke gue?” suara Devin kemudian terdengar dingin.

Kegugupan Sea semakin menjadi-jadi, ia kini memain-mainkan tangannya di bawah. “Ja…jangan putusin gue, Please…”

Satu alis Devin beranjak naik. “Kenapa gue harus mutusin?”

Sea mengambil napasnya dalam-dalam kemudian mengangkat wajahnya pelan-pelan. “Gue orang Skylar dan lo,,, benci Skylar. Artinya lo juga benci sama gue?”

Devin diam, tidak menjawab namun tidak juga melepaskan tatapannya pada Sea.

“Vin, gue minta maaf. Gue emang gak tau kenapa lo bisa sampe gak suka sama keluarga gue, tapi kalo ada yang pernah buat salah sama lo, gue wakilin mereka buat minta maaf. Asal, asal lo jangan benci gue ya? Gue gak mau lo putusin, entar kalo lo putusin gue, lo dapet karma terus jadi sengsara, gue gak mau lo sengsara, Vin.”

Devin masih terus diam sambil menatap lurus pada Sea. Masih belum ada ekspresi apapun disana, belum juga ada satu katapun yang terdengar sampai tiba-tiba Devin malah tertawa kecil membuat Sea seketika bingung.

“Kok ketawa, Vin? Gue kan lagi minta maaf, bukan ngebadut.”

Tawa Devin mereda digantikan dengan senyuman tipis. Tangannya kemudian terangkat, meraih kedua sisi tubuh Sea dan menariknya masuk kedalam dekapannya. Devin menyandarkan pipinya dipuncak kepala Sea sedang tangan satunya bergerak-gerak memainkan rambut belakang Sea. Ia melakukan itu semua tanpa kata apapun sebagai penjelasan.

“Vin, lo kenapa sumpah? Ini pelukan perpisahan ya?” tanya Sea terdengar panik.

Tapi Devin masih diam, masih setia dengan posisinya. kepalanya yang tadi bersandar di kepala Sea kini ia angkat. Dan sebelum melepas pelukan, ia menyempatkan untuk mengecup sayang kepala gadis itu.

Devin mengendorkan pelukannya, kembali pada aktifitasnya menatap Sea dengan lekat.

Devin kemudian berkata, “Gue udah gak benci Skylar.”

“Hah? Sejak kapan?”
“Sekarang.”

Ekspresi wajah Sea dengan cepat berubah, ia menatap Devin dengan tatapan yang campur aduk.

Devin sedikit tertawa melihat ekspresi Sea. Tangannya terangkat mencubiti pipi gadis itu dengan gemas membuat Sea tersadar sambil meringis.

“Kenapa?” tanya Sea masih setengah tidak percaya.

“Masalah gue sama Skylar udah berlalu dan lo masa depan gue. Gue lebih pilih lo,” jawab Devin lurus dan tulus.

Sea mengedip-ngedipkan kedua matanya berkali-kali. Ini tidak seperti apa yang ia pikirkan dimana situasinya menjadi sangat buruk bahkan sampai membuat ia dan Devin berpisah.

“Ja—jadi lo gak marah?”

Devin menggeleng. “Terkejut iya. Tapi gue mau ini pertama dan terakhir kalinya lo sembunyiin sesuatu dari gue, ngerti?”

Sea masih diam mencerna semuanya.

“Sea?” panggil Devin kembali. “Ngerti, sayang?”

Mata Sea membulat mendengar panggilan Devin. Ba…barusan Devin panggil apa? Sayang?

Devin tertawa keras melihat reaksi spontan Sea yang bertahan beberapa detik.

“Pacar gue lucu banget sih!”

DEVIN PLEASE STOPP!!!

***

Setelah acara ulang tahun sekolah kemarin yang benar-benar tidak terprediksi sedikitpun oleh orang-orang, hari ini para siswa kembali masuk sekolah seperti biasa. Berbagai pembicaraan dan gosip tentu didominasi dengan kejadian kemarin dan fakta yang baru saja terungkap.

Sea sangat ingin membolos sekolah hari ini, berita itu sedang panas-panasnya. Dari wartawan sampai anak sekolahan pasti akan membicarakan tentang masalah kemarin. Tapi harapan tinggal harapan, Devin melarang keras dirinya untuk bolos dikarenakan Pensi yang akan dilaksanakan tepat di akhir minggu ini.

Mobil Devin memasuki halaman parkir sekolah setelah tadi sedikit kesulitan karena wartawan yang berkerubung diluar gerbang.

Seperti biasa, Devin turun dengan mempesona membuat berbagai pasang mata tidak hentinya terpana melihatnya. Tapi Devin tidak langsung beranjak, ia memutari mobil dan membuka pintu samping kemudi.

“Entar Vin, gue pasang ini dulu,” sahut Sea dari dalam.

“Gue udah bilang itu gak ada gunanya.”

“Pasti ada, orang-orang gak bakalan tahu ini gue. Lo tenang dan serahin semuanya ke gue, oke?”

Kurang dari satu menit, setelah menarik napas yang panjang, Sea beranjak turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Devin.

Semua mata, tanpa terkecuali, menatap mereka dengan aneh. Sebenarnya bukan mereka, tapi hanya pada sosok perempuan yang berjalan di samping Devin dengan topeng iron man menutupi muka. Seperti topeng saja tidak cukup, di bagian mulut topeng itu juga dipasangi sebuah masker dan matanya ditutupi kacamata hitam.

“Vin, gak ada yang ngenalin gue kan, kan? Iya lah! Penyamaran gue emang the best!” Sea bersuara mendongak menatap Devin dari balik topeng dan kacamata hitamnya.

Devin hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil terus berjalan melewati koridor yang isinya semua orang menatap keduanya dengan tatapan berbeda-beda.

Keduanya terus berjalan sampai ketika mereka sampai di dekat mading sekolah. Langkah Sea mendadak terhenti membuat Devin mengikutinya. Ia menoleh menatap gadis itu dengan bingung.

Devin kemudian mengikuti arah tatapan Sea yang lurus kedepan dan langsung mengerti dengan apa yang membuat Sea tiba-tiba berhenti melangkah. Ia menolehkan badannya pada Sea dan menarik kedua lengan gadis itu sampai mereka berdua berhadapan dan bertatapan.

“Gak usah berpikir aneh-aneh. Gak bakal ada lagi yang rahasianya bakal terbongkar,” ucap Devin dengan mata menatap Sea dalam.

“Lo, tau darimana gue mikirin itu?”

“Sini,” kata Devin menunjuk dada kanannya. Itu sontak membuat Sea menahan tawanya yang hampir pecah. Devin kayak anak alay baru jatuh cinta.

“Lo ketawa atau nangis?” tanya Devin yang tidak bisa melihat ekspresi Sea.

“Ketawa sampe nangis, haha!”

Senyum Devin melebar mendengar tawa Sea sampai seseorang tiba-tiba datang dari belakang mereka membuat keduanya kompak menoleh.

“Les, bisa ngomong bentar?” tanya Adriel setelah sejenak menatap pada tangan Devin di lengan Sea.

Senyum Devin memudar digantikan wajah dingin yang menatap pada Adriel. Sedang Sea di sisi lain merasa takjub, Adriel punya kekuatan super apa sampai bisa tahu orang dibalik topeng ini adalah dirinya?

to be continued...

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang