Sakha Arshana Samudra, seorang murid Sekolah Menengah Pertama kelas 3 yang sebentar lagi akan menjadi murid Sekolah Menengah Atas.
Sakha sangat ingin melanjutkan pendidikan di SMK penerbangan. Trauma 6 tahun lalu membuat Sakha suka pesawat.
Jika tidak bisa menjadi penerbang, Sakha ingin bekerja sebagai ground crew atau Air Traffic Controller. kata Sakha, jadi tukang cuci pesawat pun tak apa. Yang penting kerja di bandara. Ray pernah berkata 'kalo mau kerja di bandara, elu ngelamar jadi tukang bersih-bersih bandara aja, Ka'
Sakha sendiri memiliki seorang Kakak perempuan yang berprofesi sebagai pramugari. Namanya Diajeng Kartika Putri. Sakha ingin terbang bersama kakaknya.
Bapak Sakha adalah seorang polisi. Bapak ingin Sakha mengikuti jejaknya. Tapi Sakha tidak mau. Dia lebih memilih menjadi pilot. Pilot kan juga keren.
Sakha lahir dan besar di lingkungan yang memiliki banyak perbedaan. Dia dan teman-temannya tidak pernah mengejek agama atau ras satu sama lain. Dia bersahabat dengan Ray. Lengkapnya Bryan Dewanto.
Bisa dibilang, Sakha dan tetangganya memegang kuat kerukunan bertetangga. Ray contohnya. Dia dan Ray selalu bersama sejak kelas 1 Sekolah Dasar. Rumah mereka bersebelahan. Sejak SD hingga SMP, Sakha dan Ray bersekolah di tempat yang sama dan satu kelas pula.
Sakha hanya tinggal bersama Bapak dan Kakaknya. Ibu Sakha telah tiada 6 tahun lalu. Sakha terbiasa sendiri di rumah. Kak Kartika pulang sesekali. Bapak sering pulang malam karena bertugas.
Biasanya saat malam, Sakha dan Ray sering bermain di pos ronda. Disana mereka sering nonton bola bersama hingga main catur dengan satpam.
Sakha pernah bertanya kepada Bapak, 'kenapa namaku ada Samudranya, Pak?' Kata Bapak, nama Samudra berasal dari impian Bapak untuk menjadi Angkatan Laut. Tapi Kakek Sakha tidak setuju.
Pesawat terbang bisa dibilang adalah trauma terbesar Sakha. 6 tahun lalu, disaat usia Sakha 9 tahun, ibu mengalami kecelakaan pesawat. Saat itu pesawat yang ibu tumpangi hilang kontak dengan menara pengawas dan menyebabkan pesawat itu jatuh.
Berat rasanya kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Butuh waktu 3 tahun untuk menghilangkan trauma itu. Sakha awalnya tidak setuju kalau Kak Kartika menjadi pramugari. Ia takut kehilangan lagi.
Tapi Kartika pernah berkata
'Ka, kejadian waktu itu biarlah berlalu. Jangan pernah takut sama kehilangan. Karna kakak, ibu, dan bapak ada disana. Di hati kamu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pride
Teen FictionMenjadi pilot bukan sekedar cita-cita untuk ku. Tapi adalah impian agar bisa selalu dekat dengan ibu dan menikmati ciptaan Tuhan dari atas. Mengantarkan ratusan hingga ribuan jiwa ke tempat tujuan, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri buatku. -Sa...