Jogja memiliki arti tersendiri bagi tiap individu yang pernah mendatangi tempat ini. Tiap sudutnya selalu membuat seseorang yang pernah meletakkan hatinya disini bernostalgia. Tak jarang pula kisah romansa tercipta di tempat dengan sejuta keramahan di dalamnya.
Untuk siapa saja yang pernah menginjakkan kaki di tanah Jawa ini, pasti pernah terbesit rasa ingin kembali. Untuk Sakha, Jogja bukan sekedar kota. Jogja adalah kenangan yang diselimuti rindu. Tiap hentakan kaki makhluk hidup di kota ini adalah sejarah, mereka membuat histori bahwa Jogja adalah tempat yang pantas untuk ditinggali.
Tetes air mata Sakha pernah jatuh disini. Ketika diri dihantui sepi, Jogja datang untuk menemani. Tak perlu barang mewah untuk menghibur diri, hanya dengan berjalan kaki di pinggir jalanan Jogja saja sudah membuat Sakha bahagia.
Dinginnya toko Ardi tidak membuat Sakha merasakan teriknya matahari. Toko kecil dengan gaya anak muda ini telah berdiri sejak 2015. Tempat ini menyediakan strap kamera, gelang, dan beberapa barang lainnya yang terbuat dari kulit. Ardi adalah sepupu Sakha, mereka cukup dekat. Ardi dan Sakha berbeda 4 tahun.
"Ka, bilangin ke Kakak lo dong, Bang Ardi mau endorse," kata Ardi sambil menatap layar komputer dan mengecek barang masuk. "Siap lah. Gue beli ini ya, Bang," Sakha mengambil sebuah strap kamera dan memberikan barang itu kepada Ardi. "Ambil aja, Ka. Kita kan brother garis keras."
"Anjay. Seriusan?" Sakha tidak percaya. Ardi mengangguk. "Azek. Makakasih loh ya, Bang. Jadi enggak berkurang duit gue." Sakha berterimakasih kepada Ardi. "Iya sip sip. Eh, jalan kuy!" ajak Ardi. "Kerjaan lo gimana?" tanya Sakha. "Ya selesai gue input harga. Suruh Kartika kesini sekalian."
•
Setelah menghabiskan siang di toko Ardi, Sakha, Kartika, dan Ardi menikmati santai sore di Pantai Parangtritis. Kamera dengan daya yang telah terisi penuh siap menemani Sakha memotret senja.
Ada satu perasaan yang membuat Pantai ini berbeda bagi Sakha. Pantai Parangtritis bukan pantai biasa, ada sesuatu yang membuatnya istimewa. Banyak kesan yang membuat tempat ini beda. Bukan hanya Pantai Parangtritis yang spesial, tapi seluruh tempat di Jogja rasanya spesial.
Jika banyak orang lebih memilih berlibur ke luar negeri, Sakha adalah kebalikannya. Jika Sakha diberi banyak uang, dia mau pergi keliling Indonesia naik pesawat. Masuk ke museum Tsunami, mendaki Mahameru, datang ke Labuan Bajo, diving di Raja Ampat, memotret sekolah laskar pelangi, jalan-jalan ke Pulau Komodo, bermalam di hotel berbintang di Bali, sampai mengibarkan bendera Indonesia di puncak Mandala di Pegunungan Jaya Wijaya, Papua.
Sakha membuka ruang obrolan antara dia dengan Giselle.
Sakha Samudra: Cel, mau liat apa yang gw liat ga?
Giselle Anindya: Mau lah. Pap dund
Sakha Samudra: [gambar dikirim]
Giselle Anindya: Cakep ya. Ajak gua kesana napa
Sakha Samudra: One day ya :v
Giselle Anindya: Anjayy
•
Perlahan, matahari tenggelam ditelan laut sore. Sakha dengan sigap memotret momen yang jarang dia temui di Jakarta. Bersama dengan tenggelamnya matahari, ada beberapa orang yang pergi dari pantai ini untuk pulang. Sakha, Kartika, dan Ardi sempat mengabadikan momen sebelum mereka pulang.
Suasana malam Jogja lebih enak daripada di Jakarta. Di tempat ini Sakha bisa makan di Angkringan, pergi ke Alun alun, atau sekedar berjalan kaki mencari angin malam. Yang Sakha suka dari jalan kaki di Jogja adalah senyuman yang ia dapat.
Jika bertatapan dengan orang tak dikenal, dengan ramahnya orang itu akan memberikan senyuman kepadanya dan membuat Sakha senang. Kalau boleh memilih, Sakha ingin melanjutkan perguruan tinggi di Jogja. Tapi Sakha tidak mungkin meninggalkan Kakaknya sendirian di Jakarta.
Tiap tarikan dan hembusan napas di kota ini sangat berarti. Jogja tidak pernah berubah, tetap seperti dulu. Tetap menjadi Jogja yang ramah dan tenang. Hati yang berapi pun akan luluh jika dibawa kesini. Menatap jalanan Jogja yang khas dengan papan nama jalan.
Jika satu hari nanti seorang Sakha Arshana Samudra telah menjadi pilot dan memiliki banyak uang, dia bertekad untuk mengelilingi Indonesia terlebih dahulu sebelum akhirnya datang ke negeri orang. Dan mungkin, jika Sakha RON di Jogja, itu menjadi liburan untuknya.
Masih banyak keindahan Jogja yang belum dia datangi. Mungkin jika nanti dia telah menyandang status menjadi mahasiswa, Sakha akan mengeksplorasi kota ini dengan teman-temannya.
•
RON: Remain Over Night
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pride
Roman pour AdolescentsMenjadi pilot bukan sekedar cita-cita untuk ku. Tapi adalah impian agar bisa selalu dekat dengan ibu dan menikmati ciptaan Tuhan dari atas. Mengantarkan ratusan hingga ribuan jiwa ke tempat tujuan, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri buatku. -Sa...