Sakha memasukkan semua data diri dan ijazahnya ke dalam map coklat dan memberikan map itu kepada Kakaknya, "Nih, kak."
Kartika menerima benda itu dan mengecek isinya terlebih dahulu. Setelah dirasa lengkap, Kartika membawa map coklat itu dan mengambil kunci mobil. Tak lupa dia menggandeng tas di tangan kirinya.
Tadi malam Sakha telah memutuskan untuk masuk flight school setelah tamat SMA. Seperti David. David adalah pilot di maskapai yang sama dengan Kartika.
Sekarang Sakha dan Kartika akan menuju sebuah sekolah swasta yang tidak jauh dari rumah mereka. Awalnya Sakha ingin masuk SMA negeri. Tapi entah kenapa dia berubah pikiran dan lebih memilih masuk swasta. Tapi tidak masalah. Asalkan Sakha senang, Kartika juga senang.
Kartika melajukan mobilnya menuju tempat tujuan. "Yang sekolah disana siapa dek?" tanya Kartika. "Orang lah," jawab Sakha cuek. Matanya masih terfokus ke sebuah video YouTube. Itu video Ray. Sobatnya itu membuat daily vlog selama di Jerman.
"Krik. Yang bener lah jawabnya," kata Kartika. Sakha menekan tombol pause dan melirik Kakaknya. "Ada temenku. Giselle," jawab Sakha. "Cewek?" tanya Kartika. Sakha mengangguk. "Pantesan. Itu toh cewenya yang bikin kamu sering nyanyi lagu Dewa 19," Kartika tertawa.
"Paan sih. Rese lah kakak."
•
1:00 p.m
Sekarang di hadapan Sakha telah terdapat ayam cepat saji yang mereka beli di bandara siang ini. Sehabis mendaftar dan mengurus semua biaya administrasi sekolah baru Sakha, entah kemasukan jin apa, Kartika mengajak Sakha makan di ayam cepat saji yang berada di Bandar Udara Soekarno Hatta.
Sakha melahap santapan siang ini dengan perlahan. Sakha tidak mau mati konyol karena tersedak. "Giselle yang mana sih dek? Mau liat dong," Kartika penasaran. Sakha menggeleng. "Ntar ya, aku lagi makan. Nanti keselek."
Setelah Sakha menghabiskan makan siangnya, dia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan membuka akun instagram Giselle. Sakha menunjukkan layar ponselnya kepada Kartika. "Cakep. Unyu lagi. Baik sih kayanya. Tembak aja lah."
"Si Kakak mah ngomongnya enak. Orang aku gamau sama dia kok. Amit-amit, malu lah."
"Ngomong ati-ati, Dek. Jodoh baru sukur dah. Engga masalah juga sih kalo kamu jodoh sama dia. Aku seneng punya adek ipar cakep."
•
Hari ini Sakha tidak bisa menginap di kos Kakaknya lagi karena Kartika akan terbang ke Kupang sore ini. Sebenarnya tidak masalah jika Sakha menginap di Kos Kartika. Tapi, dia tidak mau.
Sakha meletakkan tasnya di sofa ruang tamu ketika mereka sampai di rumah. "Dek, aku langsung cabut gapapa ya?" Kartika terlihat terburu-buru. Sakha mengangguk. "Naik apa?" tanya Sakha. "Dijemput David. Dia udah di depan tuh. See you besok. Kalo perlu uang ntar aku transfer aja ya."
"Safeflight," kata Sakha.
Setelah Kartika pergi, Sakha mengunci pintu rumah dan masuk ke dalam kamarnya. Dia berbaring sambil memainkan ponselnya. Tidak ada hal yang menarik. Pasti, jika ada Ray, dia tengah bermain entah kemana sekarang.
Siang ini terlalu membosankan untuk bermain game. Ini kali pertama Sakha bosan dengan game.
•
3:55 p.m
Sakha Samudra: yen, kangen :*
Bryan Dewanto: jirr.. gua tinggal kok lu jadi alay bat gils
Sakha Samudra: w satu sekolah sm Cell. Wkwkwk :v
Bryan Dewanto: cell sapa dah? CellANA dalem? :v
Sakha Samudra: pfft.. bisa ae lu tong. GiCELLe.
Bryan Dewando: congrats bro. Esema mane?
Sakha Samudra: suwastha
Bryan Dewanto: kgk jadi negheri? Kok lu alay gitu si wkwk
Sakha Samudra: gavava :v
Bryan Dewanto: dasar anak yimyam.. -.-
•
Setelah chat gak jelas bersama Ray sore ini, Sakha berniat untuk menelpon David. Semoga dia sedang tidak terbang.
"Halo Bang Vid," Sakha memulai pembicaraan.
"Halo. Kenapa, Dek?" jawab David.
"Hari ini terbang?"
"Engga sih."
"Temenin maen ps lah di rumah."
"YXGQ. Abang lagi ada urusan di airport sekarang. Jam 5 an Abang jalan kesana ya."
"Yaudah. Ditunggu."
"Sip."
•
Sakha membiarkan tv di kamarnya menyala menanyangkan film flight 1942 yang telah dia tonton berpuluh kali. Sakha sesekali melirik ke arah jendela. Untuk melihat David. Disaat bagian favoritnya, suara mesin mobil terdengar samar. Sakha berjalan keluar untuk membuka pintu.
"Siap, Abang gua kece bener," sambut Sakha saat melihat David masuk membuka pagar dengan seragam pilot lengkap. "Kece lah. Haha."
"Abang flight?" tanya Sakha. David menggeleng. "Tadi ada rapat gitulah. Disuruh pake seragam," jelas pilot muda itu. "Kuy masuk,"
"Ada xbox?" tanya David. "Ada. Ps ada juga. Tapi xbox cuma minecraft gamenya," jawab Sakha. "Nah, bagus tuh. Minecraft aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pride
Teen FictionMenjadi pilot bukan sekedar cita-cita untuk ku. Tapi adalah impian agar bisa selalu dekat dengan ibu dan menikmati ciptaan Tuhan dari atas. Mengantarkan ratusan hingga ribuan jiwa ke tempat tujuan, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri buatku. -Sa...