Terimakasih Untuk Semuanya, Kawan

3K 213 5
                                    

Berat menerima kenyataan bahwa Gio adalah pemakai obat-obatan terlarang. Tapi ini realita kehidupan, Sakha bersyukur Gio masih mementingkannya. Mungkin setelah vape Gio dijual, mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Dia dikeluarkan dari sekolah.

Pemuda yang dikaruniai dengan bakat menyanyi itu menolak untuk sekolah lagi. Tapi walaupun begitu, Gio masih punya harapan untuk masa depannya. Dia masih ingin menjadi beatboxer yang perform dari kafe ke kafe atau tampil bersama komunitasnya, bersyukur komunitas Gio tidak membuangnya, komunitas itu mengerti apa yang dia alami.

Menjalani hari-hari sendirian, membuat dunia terasa hampa. Tidak ada lagi seseorang yang mengajaknya membuat motovlog, tidak ada lagi yang mengisi hidup Sakha dengan warna-warni kehidupan malam. 

Gio lah yang membuat Sakha mengenal kehidupan anak muda yang sesungguhnya. Pemuda itu yang membuat Sakha tidak terus-terusan main game menatap layar monitor sampai matanya panas.

Keadaan semakin buruk dengan kabar Giselle harus kembali ke Amsterdam. Tempat kelahirannya, mama dan papa Giselle adalah orang Indonesia yang tinggal di Amsterdam karena pekerjaan. Beberapa tahun lalu, mereka pindah ke Indonesia karena Giselle ingin merasakan apa itu Indonesia. Ternyata, Indonesia adalah luar biasa. 

Terimakasih untuk semuanya, kawan.

Sakha pikir, dia tidak boleh terpuruk dengan keadaan yang memang sudah buruk ini. Dia harus berubah. Hidup berputar, tiap pertemuan pasti ada perpisahan. Sakha sempat terpikir untuk pindah ke Jogja dan membangun kehidupan baru di sana. Tapi amanah dari Bapak tetaplah amanah. Dia harus menjaga Kartika.

Sakha tetap akan selalu berpegang pada mimpinya, mengantarkan ribuan bahkan ratusan jiwa ke tempat tujuan. Berkunjung ke Jerman menemui Ray saat dia terbang ke tempat itu. Sakha rasa, Ray akan menetap di Jerman sampai dia lulus kuliah. 

Pesan Pak Edo, pelatih bolanya saat dia SMP tidak akan Sakha lupakan. Dia harus selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan. Karena tanpa Allah, Sakha bukan apa-apa. Momen ketika Pak Edo memberikan pesan berhaga saat itu akan selalu Sakha ingat sampai kapan pun.

Menjadi pilot bukan sekedar cita-cita untuk ku. Tapi adalah impian agar bisa selalu dekat dengan ibu dan menikmati ciptaan Tuhan dari atas. Mengantarkan ratusan hingga ribuan jiwa ke tempat tujuan, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri buatku. 

Aku bahagia akan hidupku, aku sangat bersyukur terhadap apa yang udah aku punya dulu dan sekarang. Terimakasih Tuhan, hidup ini luar biasa. 
[Mutia Soeprapto]

My PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang