Ini adalah minggu ke 2 Sakha berada di SMA. Ternyata kehidupan SMA lebih seru dari ekspektasinya. Tiap pagi, Sakha pergi sekolah bersama Giselle naik angkot. Bukan Sakha cupu atau tidak bisa mengendarai motor, hanya saja usianya belum cukup untuk mengendarai benda itu.
Pagi ini seperti hari-hari kemarin, Giselle telah menunggunya di depan rumah. Sakha memasukkan kunci rumah ke dalam tas dan berjalan bersama Giselle ke pangkalan angkot. "Lu gak bosen naik angkot sama gua?" Sakha memecah keheningan yang mereka ciptakan.
"Kalo gua bosen, gua gak bakal dateng ke rumah lo."
Sakha hanya mengangguk sambil menatap Giselle. Dia lalu mengalihkan pandangan ke pesawat yang sedang melintas.
•
"Met pagi pasangan andelan gue," sambut Farah. Teman SMA Sakha. "Paan sih, recet lu, Far," Sakha meletakkan tasnya di bangku belakang. "Abang Sakha jangan marah dong," ledek Farah. Giselle hanya bisa tertawa melihat mereka berdua.
"Gio mana?" tanya Sakha kepada Farah yang sedang meneguk minumannya. "Telat lagi palingan," jawab Farah santai setelah selesai minum. "Paling-paling emang si Gio itu dah."
Gio dan Farah adalah teman dekat Sakha dan Giselle di sekolah. Gio dan Farah telah menjalin hubungan spesial sejak mereka SMP. Di kelas Sakha, entah kenapa populasi cowok lebih sedikit daripada cewek. Dari 20 orang siswa, hanya ada 9 cowok dan sisanya wanita.
Pagi ini diawali dengan pelajaran agama. Lalu disambung dengan mata pelajaran Kimia 2 les. Dan istirahat. Bagian kesukaan Sakha.
•
Beberapa minggu terakhir ini Sakha mulai jarang berkabar dengan Ray. Sakha sudah beberapa kali mencoba menelponnya lewat line, tapi tidak ada jawaban. Mungkin Ray tidak punya paket internet. Entahlah.
Sakha berjalan berdua dengan Gio menuju kantin. Mereka sesekali membalas senyuman anak perempuan kelas 10 lain. Sampai sekarang, Sakha dan Gio belum menemukan alasan mengapa anak cewek kelas 10 lain sering tersenyum kepada kedua pemuda kece itu.
"Mi Ayam dua bang. Sama teh botol," pesan Gio saat mereka sampai di kantin. Si abang mi ayam hanya mengangguk dan mengambil 2 mangkuk gambar ayam jago, lalu membuatkan pesanan Gio. "Lu pacaran sama Giselle udah berapa lama, Ka?"
"Asem lu ya. Gua kagak pacaran sama dia tong," Sakha menatap Gio tajam. "Mukanya selaw lah. Kan gua kira lu pacaran," canda Gio. "Ahaha. Iyadah."
"Ntar pulang ikutan kuy," ajak Gio. "Kemana?" tanya Sakha. "Hengaut sama Farah," jawab Gio. "Jadi nyamuk lah gua. Kagak ah," tolak Sakha. "Ajak Giselle lah. Kuylah. Sekali ini aja," mohon teman baru Sakha itu. Dengan pasrah Sakha mengangguk. "Yaudah. Tapi sekali aja ya."
•
Sakha membuka aplikasi taksi online di ponselnya dan memesan taksi untuk mereka berempat. 30 menit adalah waktu yang mereka perlukan untuk menanti kedatangan taksi terebut.
Setelah membayar tarif taksi dan mengucapkan terimakasih, mereka berjalan masuk ke dalam mall tersebut. Sakha, Gio, Giselle, dan Farah memutuskan untuk berpisah. Sakha dan Gio ke toko game, sedangkan Giselle dan Farah ke toko mainan.
"Garuda aja, Sel. Cakep loh. Dia pasti suka," saran Farah. "Dia udah banyak Garuda, Far. Yang lain kek. Apaan gitu, lion, batik, atau apalah," tolak Giselle. "Kalau dia punya banyak miniatur Garuda, artinya dia suka banget sama maskapai itu."
Sekarang Giselle dan Farah sedang ribet memilih miniatur pesawat terbang untuk Sakha. Entah kenapa, Giselle ingin menghadiahkan benda tersebut kepada teman SMP nya itu. "Yaudah deh. Garuda aja. Lu gamau beli apaan gitu, Far?"
"Ini nih, mak gua nyuruh beli maenan paw patrol yang beginian," Farah menunjukkan layar ponselnya. "Yaudah beli lah. Mama lu main begituan?" Giselle menatap Farah. "Kagak lah. Buat adek gua ini. Si Ferdi. Bayar pake ATM bisa kagak ya?"
"Bisa lah. Debit kan maksud lu?"
"Iya."
•
"Tolong masukin, Far," Giselle memberikan plastik belanjaan kepada Farah untuk dimasukkan kedalam tasnya. Farah menerima benda itu dan memasukkannya ke dalam tas Giselle.
•
Sakha berjalan berdua bersama Giselle untuk mengantarkan gadis itu pulang. "Thanks ya, Ka," Giselle tersenyum ketika mereka sampai di depan rumah Giselle yang tampaknya kosong. "Iya," jawab Sakha pendek. "Eh, gua punya sesuatu nih," Giselle mengambil sebuah plastik yang berisi benda yang telah dibelinya tadi.
"Apaan nih?"
"Ada deh. Buat elu, Ka. Lu pasti suka. Bukanya di rumah ya. Bye.. gua masuk dulu."
•

KAMU SEDANG MEMBACA
My Pride
Teen FictionMenjadi pilot bukan sekedar cita-cita untuk ku. Tapi adalah impian agar bisa selalu dekat dengan ibu dan menikmati ciptaan Tuhan dari atas. Mengantarkan ratusan hingga ribuan jiwa ke tempat tujuan, juga akan menjadi kebanggaan tersendiri buatku. -Sa...