Girl

68 10 12
                                    

Tangisan tanpa suara dengan nafas pendek berhasil membuat dadaku sakit malam itu.

Bahkan aku tidak tau kapan aku akhirnya tertidur.





Hingga matahari akhirnya menyapaku


Silau cahaya dari jendela membuat aku reflek menutupi mataku dengan tangan. Kulihat jam dinding menunjukan pukul tujuh.

Ponsel ku berdering,
Kulihat 6 pesan sudah masuk di handphone ku dengan pengirim yang sama.

"Taehyung.. Kau tidak berangkat sekolah?Ini sudah jam 7, 1 jam lagi pelajaran sudah dimulai. Katanya kau mau menconteki pr? Apa kau tak peduli dengan sahabatmu ini? "

Aih... Aku kesiangan.

Dalam 15 menit aku sudah selesai, dan siap berangkat ke sekolah. Aku turun dari tangga dan melihat ibu sedang mengobrol dengan Eunji di meja makan.

" Eunji maafkan kakak ya.. Aku kesiangan. Ayo berangkat sekarang."

"Eh Taehyung kamu tidak sarapan? " tanya Ibu

"Tidak ibu aku sudah akan terlambat, lagi pula Jimin sudah menungguku di sekolah, aku akan makan di sekolah saja." jawabku pada ibu sambil tersenyum

Pagi yang indah tanpa melihat wajah si keparat itu.

Aku menggandeng tangan Eunji dan langsung tancap gas ke sekolah.

✏✏✏
"Taehyung.."
Seseorang meneriakan namaku dengan keras dari lantai dua kelas dekat parkiran sekolah.

Saat aku mendongak ku lihat seorang lelaki dengan mata segaris dan berkulit putih melambaikan kedua tangan itu terus saja memanggil namaku dengan suara keras.

"Taehyung... Pr... Taehyung ... Pr... "

Ah... Orang itu benar - benar seperti anak kecil.

Tanpa menjawab omongan Jimin aku langsung bergegas menuju kelas.

Saat aku sampai anak kunyit itu ber Aegyo di depan pintu.

Aku mendengus, dan mengeluarkan pr dari dalam tas ku.

Jimin langsung menyambar buku yang ku keluarkan.

Dalam waktu 10 menit Jimin sudah selesai dengan buku nya dan melemparkan begitu saja ku bahuku.

Dan aku tidak merespon

"Ada apa ? Apa kau marah padaku? Kau tidak seru hari ini." Jimin mengatakannya dengan menyenggol-nyenggolku dengan siku kanannya tanda bercanda.

" Tadi malam aku kehilangan orang yang kusebut ayah?" jawabku singkat

"What the.. Apa dia meninggal?"

"Bukan meninggalkan dunia seperti yang kau fikir."

Aku menjelaskan semua yang kualami hari itu pada Jimin. Anak kunyit itu berubah menjadi sedikit dewasa dan  mendengarkan omonganku seperti lelaki berumur umur 18 tahun pada umumnya.

"Aih.. Ayah mu itu." Jimin berkomentar singkat.
"Assshhh.. Dia bukan ayahku lagi."

✏✏
Jam pelajaran pertama sudah selesai. Aku sekarang berjalan menuju perpustakaan untuk meminjam buku.

Kupinjam sebuah buku SKS rangkuman pelajaran Ipa Biologi. Dan membacanya di balkon perpustakaan.

Dari lantai dua perpustakan terlihat bagaimana Jimin memukau para gadis dengan memperlihatkan perut bidangnya saat bermain basket.

"Ah anak itu hanya tau bergaya, pasti kali ini dia akan menyontek ku lagi." celotehku sambil menaikkan salah satu sudut bibirku.

40 menit jam istirahat hampir usai ,kira-kita tersisa 10 menit. Sambil membawa roti kemasan di tangan kanan ku, aku melangkah masuk kedalam ruang ramai yang biasa di sebut kelas.

"Hei Taehyung kau tidak ikut main tadi kenapa?" tanya Sean yang duduk bersama Jimin.

Pertanyaan Sean kujawab dengan hanya menaikkan buku yang tadi kupinjam.

"Ada ulangan ya? Bagaimana ini aku tidak belajar." Sambung Jimin

"Jam ke tiga akan di mulai dalam 5 menit."

Gerombolan teman-temanku itu pergi dari tempat dudukku tanpa perlu ku usir usai mendengar bell sekolah.

Ulangan Biologi berlangsung dengan baik, semua yang kupejari juga muncul. Dan kali ini Jimin juga beruntung pengawas tidak melihatnya menyontek ku.

Sampai ujuannya selesai.

Jimin bertanya dengan posisi menyangga kepala dengan satu tangan "Taehyung kau tumben belajar? Kenapa?"

" Aku sedang tidak mood main. Jim, aku mau pinjam pensil aku mau menggambar."

"Ambil saja di tas ku."

Ku masukkan tangan ku ke dalam tas Jimin dan mencoba merasakakan dan mencari bentuk pensil, tapi aku justru menemukan ...

"Jimin kau membawa Vape? Apa kau??" tanyaku

"Ah itu, itu milik Doyoon. Adikku itu sudah mulai nakal , aku mengambil itu darinya. Sekarang dia sudah mulai sadar. Aku tidak menggunakannya ya.. Mana mungkin si Ganteng ini merusak diri dengan merokok." jawabnya panjang lebar.


Ditengah percakapanku dengan Jimin.


Entah dari mana Guru Lee datang dan menangkap basah aku yang memegangi benda itu.

" Berikan pada ku." Pinta guru Lee. Dengan tempo perlahan namun tegas

Tanpa pikir panjang ku serahkan benda itu pada guru Lee.

"Milik siapa ini? "
"Sebenarnya itu... "


"Itu milik ku Guru." aku memotong perkataan sebelum Jimin melanjutkan perkataannya.

"Ayo iku aku ke ruanganku Kim Taehyung."

"What the f*ck ? Apa yang..." suaranya memang pelan tapi aku mendengar Jimin mengatakan itu.

Kulihat alisnya juga sedikit dinaikkan.

Di tengah langkah ku yang berjalan di belakang guru Lee. Seorang gadis IPS terjatuh di depan kami.


Dengan sigap guru Lee membantunya berdiri.


Dan aku??





Malas sekali membantunya ,kenal saja tidak.

HwiparamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang