"Ganteng , sip,"Jam 05.46.
Aku sudah siap untuk car free day dengan skateboard ku bersama teman-teman ku. Siapa lagi, Jimin dan Hyera.Setelah ku pikir-pikir,
Aku akan mengatakan pada Hyera,
Kalau aku,
Aku menyukainya.
"JiHyo...." teriakku.
Tak lama dia keluar dari kamarnya."Tae? Mau kemana?" tanya nya.
"Cfd an. Btw, nanti kan ayah pulang, bilang gue lagi pergi ya. Jangan lupa bilang sama Ayah kalo kita akur," ujarku.
"Tae? Kok lo jadii...?" tanya JiHyo lagi.
"Gue lagi seneng. Jaga rumah ya, bye,"
Aku langsung bergegas keluar rumah.
Lampu jalan masih ada yang menyala. Udara juga lumayan dingin. Dan lagu Spring Day di earphoneku juga pas sekali dengan suasana ku saat ini.
Aku sampai di tempat yang kita tentukan untuk berkumpul. Benar saja aku yang pertama.
Grrggrrrrrrrrrrrrrrrg
Roda skateboard yang menggesek aspal, membuat jantung ku berdegup lagi. Wangi cherry yang khas juga menyapa hidungku.
"Taehyung, gue pake rok,"
"Anjir, jantung gue,"
"Weh Tae, udah sampe aja," sapa Hyera menepuk pundak ku.
"Sekarang udah mahir mainnya," ejekku.
"Ya kan , di ajarin dua cogan," jawabnya.
"Ra..."
"Ha?"
"Duduk deh,"
"Lo selalu ya, nyuruh gue duduk di rumput. Gak ape lah. Btw, lo lagi ga mau sedih-sedihan kan? Gue males entar di ejek Jimin kalo gue nangis,"
"Ngga kok," kataku.
"Trus ngapa? Gue lagi pengen main lagi," tanya Hyera.
"Gue mau bilang. Tentang lo!"
"Gue?"
"Ya lah," ucapku, "Ehm.. lo tau nggak. Gue dari dulu ga pernah ngerasa asik sama temen cewe. Lo cewe pertama yang bikin gue ngerasa nyaman,"
"Yah elah.. gue juga nyaman sama lo,"
"Nggak tau kenapa gue nganu ke elo... Aish ngomongnya gimana sih? Lo itu.. cantiknya langka. Jarang ada cewe yang kaya lo, jadi gue ma...."
"Ssttt... nganu? Lo mau bilang gue simpanse? langka? Jahat lo.. Tae.. tai.. tau.. ah.." Hyera cemberut.
"Eh nggak gitu.. aduh,"
"Becanda kok.. hehe," kata Hyera yang sambil tersenyum,
"Sebelum lo ngomong, gue boleh ngomong dulu ngga?"
"Ladies first," ucapku sok gaya.
"Lo inget cowok yang gue bicarain kemarin siang di kantin?"
"Cowok yang lo incer itu?"
"Iya. Gue nunggu dia nembak gue Tae. Tapi dia ngga nembak-nembak gue. Padahal gue udah ke rumahnya, makan bareng dia, nyuapin dia, pegangin tangannya, tapi dia nggak peka gitu,"
"Jangan GR, Jangan GR ," gumamku dalam hati.
"Trus dia siapa?"
"Lo kenal kok. Kenal cowok ini luar dalem,"
"Sapa sih Ra?"
"Jimin, Park Jimin,"
Hyera suka sama Jimin. Hyera suka sama Jimin. Park Jimin. Hyera Jimin. Hyera suka sama Jimin. Hyera dan Jimin. Park Jimin. Hyera suka sama Jimin.
"Woy Tae? Kok lo bengong?" Hyera panik.
"Kaget gue anjir," candaku.
"Iya gue juga kaget. Kok bisa gini jadinya. Awalnya gue nggak tau kenapa kalo deket Jimin bawaannya deg-degan mulu. Dan gue sadar, gue suka sama Jimin Tae,"
"Ancur.. Ra.. ancur!" gumamku dalam hati.
"Jadi lo cerita ke gue supaya gue bantuin lo?" tanyaku sok pengertian.
"4G juga tuh," kata Hyera singkat dan Jelas.
"Apa aja asal lo bahagia Ra," ucapku jujur.
"Thanks ya Tae, gue sayang lo," dan Hyera memelukku.
Aku pun membalas peluknya. Jantungku berdegup lebih kencang dari yang tadi. Aku tak mengerti, perasaan ini masih tetap ada.
"Gue lebih sayang lo Ra,"
Few minute later, Jimin datang dengan skateboard nya.
"Wassup.. bro and sis.. langsung cabut kuy,"
"Ayo ah, ayo Tae, " ajak Hyera menarik tanganku.
Setiap Hyera berkontak fisik dengan ku. Jantungku tak berdegup lagi, tapi seperti di pukul. Mood gue ancur. Tapi tetap saja aku masih bisa tersenyum.
Sambil menggunakan skateboard, kami menyusuri jalan keluar komplek.
"Guys, ada lomba dance and Sing loh, ikutan yuk," ajak Jimin.
"Lo nyuruh gue nyanyi? Trus kalo menang traktir lo gitu? Kek taun kemaren?" jelasku.
"Ga lah Tae, gue mau ikut dance. Gimana Ra? Ikut yuk, lo kan bisa dance?" sambung Jimin.
"So pasti gue ikut," ujar Hyera.
"Ya iyalah lo ikut," gumamku dalam hati.
________________
Next part lebih seru!Tunggu ya!!
Buat Army, vote bts lewat twitter ya.. Dgn #BTSBBMAs oke...
Vote dan komen jangan lupa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwiparam
Short Story#856 Short Story 27-05-17 Dia kembali. Gadis itu kembali dengan perubahan pada dirinya dan diriku. Senyum di wajah gadis berambut coklat itu, selalu terbayang di benakku. Apa aku menyukainya? Hidupku di berkahi Tuhan dengan perantara gadis itu. Tapi...