Awan petang yang indah. Dengan warna jingga dan ungu berbaur di langit.
"Oh.. almost, Almost is never enough, is never enough babe. We we're so close to being in....." Aku berhenti menyanyi saat melihat Jimin keluar dari sebuah rumah sakit besar yang ada di track joggingku.
"Enchim.." teriak ku.
"Woy!" sahutnya sambil memasukkan sebuah kertas kedalam tas ranselnya.
"Ngapain lo? Jadi udah periksa kejiwaan lo?" gurau ku.
"Hahaha, engga lah," kata Jimin, "Tadi lo ngga balik ke kelas, BP ngamuk ya? Elo juga ngapa si marah-marahin gue. Ya kalo gue ada salah di maafin kali ya, ini kan taun terakhir kita bersama," sambung Jimin.
"Tahun terakhir?" tanyaku.
"Iyalah, bentar lagi kan kita lulus dari Hamwilton ogeb ," lanjutnya.
"Iya ding,"
"Besok lo jadi ikut kan beb," tanya Jimin.
"Beneran gue jijik sama lo Jim. Gue pulang aja lah," ujarku.
"Tiati, beb," teriak Jimin.
______________
Ga mutu sih kayaknya. Tapi ini part penting untuk masa depan.Iya tadi janjinya jam 11. Tapi Tun update jam 10.
Gapapa ya..
Oke. Jangan lupa. Vote and comment down!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwiparam
Short Story#856 Short Story 27-05-17 Dia kembali. Gadis itu kembali dengan perubahan pada dirinya dan diriku. Senyum di wajah gadis berambut coklat itu, selalu terbayang di benakku. Apa aku menyukainya? Hidupku di berkahi Tuhan dengan perantara gadis itu. Tapi...