"Yah cowo kok braninya sama cewe si kang," ujar Jimin.
"Mungkin dia emang cewe," tambahku saat kami sudah di belakang JiHyo.
"Jangan sok pahlawan ya kalian bocah," ucap si pria hitam bertubuh pendek.
"Ngatain bocah. Ga sadar tingginya cuma 150. Begaya ae si aing," ledek Jimin.
Seketika pria yang botak menyandra JiHyo tapi tanpa senjata tajam.
"Eh botak lepasin Ade gue," kataku.
"Waa.. Taehyung!!! Aaaaaaaaaaaaaa....." teriak JiHyo.
Sotak kami langsung saling pukul. Sampai akhirnya aku bisa melepaskan JiHyo dari pria botak. JiHyo pun langsung menelepon polisi.
Di sisi lain si pendek tengah berkelahi dengan Jimin. Namun Si botak terus saja memukulku sampai aku terkapar di jalan.
Jimin yang telah mengalahkan si pendek langsung saja memukuli si botak.
"Dasar botak. Lo sekali lagi mukul Taehyung, mati sama gua lo,"
Dan aku yang mendengar perkataan Jimin langsung tertawa. Padahal kami ada di posisi tegang seperti ini.
Saat si botak sudah kalah oleh Jimin. Jimin membantuku berdiri dan JiHyo juga membantuku.
Tapi tak di sangka. Si pendek mengeluarkan pisau dan menusuk bahu kiri Jimin. Dan si botak berhasil mengambil dompet berisikan uang milik JiHyo.
Jimin langsung runtuh.
"Aduh.. gimana nih?" JiHyo panik. Bahkan keringat di dahinya seperti bulir jagung.
Bagaimana tidak panik. Walau lukanya tak terlalu dalam tapi darahnya tak kunjung berhenti. Langsung aku mengikat lukanya dengan dasiku.
"Jim kok darah lo ga berhenti-berenti si?" tanyaku.
"Ya mungkin... Anu. Sakit gue itu kali," jawab Jimin dengan wajah miris menahan sakit.
Tapi tak lama Polisi datang berkat panggilan JiHyo. Aku dan Jimin di bawa ke rumah sakit.
_____________
Perlahan namun pasti.Vote comment!!!!
Assalamualaikum..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwiparam
Short Story#856 Short Story 27-05-17 Dia kembali. Gadis itu kembali dengan perubahan pada dirinya dan diriku. Senyum di wajah gadis berambut coklat itu, selalu terbayang di benakku. Apa aku menyukainya? Hidupku di berkahi Tuhan dengan perantara gadis itu. Tapi...