Maaf. ini refisi_Change

11 6 0
                                    

Maaf kemarin updatenya kacau banget. Maaf ya... Kemarin belum sempat cek. Udah Tun delet part yang kemarin. Nah semoga puas sama ini. Sekali lagi Tun minta maaf.





Seperti biasa pagi ini aku sampai di sekolah sangat pagi demi menikmati udara segar dan suasana sepi. Meninggalkan JiHyo yang belum bisa bangun dengan alarm berisiknya.

Tapi kali ini tak ada orang di kelas. Jimin tidak datang pagi kali ini.



Aku menunggu bel sambil memainkan spiner baru pemberian JiHyo.

Jam pertama akan di mulai dalam 5 menit

Sampai suara bel masuk berbunyi Jimin dan Hyera belum datang juga.

Sontak aku langsung berjalan ke luar kelas.

Dari atas sini, kulihat Jimin datang dengan skateboard nya sambil melihat ke arah kelasku. Merasa di perhatikan oleh ku, Jimin langsung tersenyum sampai mata sipitnya tak terlihat.

Aku langsung memperingatkannya untuk cepat dan disusul jempol dari Jimin sambil berlari.

Disisi lain aku melihat Hyera yang tergesa-gesa.

"Semangat Hyera," teriakku.

Hyera yang merasa namanya dipanggil terkejut dan langsung melempar senyum ke arahku.






Senyum yang sama seperti yang Jimin lakukan.






Kenapa aku merenggangkan hubungan mereka dengan menjadi penghalang. Padahal Jimin dan Hyera sama-sama suka.











Sampailah Jimin di lantai atas.

"Hegh.. Hegh... Kesel bet bro lari-lari," kata Jimin.

"Makanya berangkat yang pagi kayak gue," jawabku.

Dan di waktu yang sama Hyera sampai di lantai tempat aku dan Jimin berdiri.

Untuk pertama kalinya kami merasa awkward.

"Capek ya Ra?" tanya Jimin.

"Iya, eh gue masuk dulu," jawab Hyera.

Dan saat itu juga Hyera masuk ke dalam kelas.

"Takut gue man," ujar Jimin

"Lo pikir gue kaga? Gue lebih takut ngambeknya Hyera, dari pada ngambeknya Bu Prima. Eh... Kok idung lo mimisan," tanyaku.

"Masa?" kata Jimin sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan, "Abisnya liat Hyera keringetan gitu rasanya Hot banget,"

✍✍✍
"Hyeraaa... Ngantin yok," ajakku.

"Hyeraaa.. Nulis apa si? Fotokopi aja papan tulisnya," lanjut Jimin.

"Hyeraaa.. Traktir deh," tambahku.

"Hyeraaa.. kita janji bakal makan sayur kalo ke kantinnya sekarang deh..," sambung Jimin.

Sedang Hyera terus saja memandangi bukunya.

Tapi akhirnya dia luluh juga.

"Ah.. Jiji gue tu," ucap Hyera sambil mengembangkan senyumnya pada ku da Jimin.

"Ya udah gue ke kantin sendiri aja, Papay," lanjut Hyera sambil berjalan meninggalkan kelas.

"Susul ayu ah," ucapku sambil menarik tangan Jimin.

"Yaudahin ajalah. Lo aja yang nyusul ya Tae, jagain sekalian tuh cewe," jawab Jimin dengan tepukan di bahuku dan senyum yang sama seperti Hyera sambil berjalan keluar kelas.

Gadis yang selalu memberiku sayuran dan brother yang selalu membuatku tertawa.

Rasanya aku ingin mati saja dari pada menghadapi situasi ini.

✏✏✏

"Hyera?" teriakku.

Gadis itu hanya menengok dan tersenyum tanpa berhenti.

"Hyera?" aku menambah kecepatan dan kini aku ada di sampingnya, " Lo kenapa sih?" tanyaku lagi sambil memegang pergelangan tangannya yang membawa burger.

"Gue ga papa Tae. Ga panas ko. Waras 100 persen. Duduk situ kuy," jawabnya sambil terus berjalan ke sebuah meja di kantin.

"Kenapa lo ninggalin gue sama Jimin," tanyaku.

Hyera justru memakan burgernya tanpa memperhatikan omonganku. Jelas burger bukan makanan yang di sukai Hyera.

"Hyera lo tu kenapa?" nada bicaraku mulai meninggi sambil menghentikan Hyera untuk makan lagi.

"Ya kenapa? Gue ngga tau. Gue ngga tau musti gimana juga. Lo ngerti ga si Tae. Ah... Lo tu ga ngerti," ujarnya kini sambil menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.

"Sorry maafin gue. Ya tapikan Jimin udah mau baikan. Udah lah jangan dimasukin hati banget. Lo tau kan Jimin juga sahabat lo dari dulu," jelasku.

"Ya gue ngerti kok. Gue mau ke kamar mandi. Ga usah di tunggu. Burgernya buat Lo," ucap Hyera yang berjalan menjauh dari ku.

"Makasih burgernya," kataku.

______________
Ya si Tae.. Di kasi burger langsung..

Selamat berpuasa juga ya bagi yang muslim.


Jangan lupa vote dan comment !!

↓↓↓↓

HwiparamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang