Akhirnya kami sampai di sebuah mall yang ingin di kunjungi Hyera. Kami berjalan dari parkiran mobil menuju ke pintu masuk belakang mall tadi.
"Makan kuy," ajak Hyera.
"Kuuuy..." sambung Jimin.
" Iih... Jijik sama Jimin," lanjut Hyera.
"Dia kan emang menjijikkan." ejekku.
"Eh.. itu enak tuh!" ucap Jimin yang sudah mendahului kami beberapa langkah.
✏✏✏
"Enak Jim?" tanya Hyera saat Jimin makan dengan lahap.Jimin yang masih fokus dengan makannya hanya mengacungkan jempol. Sedang Hyera tersenyum sambil memainkan garpunya tanpa menyentuh makanannya sedikitpun.
"Lo ngga mau makan nih? Gue makan loh...," ujarku.
"Eh.. hahaha, iya iya aku makan," lanjut Hyera saat tersadar dari lamunan nya.
"Eum.. btw, abis ini kita mau ngapain?" tanya Jimin.
"Apa ya? Kalau kalian gimana?" tanya balik Hyera.
"Kita sih nurut aja deh sama lo," sambung ku.
Jimin yang setuju denganku, menganggukan kepalanya.
"Terserah aku nih?? Oke deh, temenin beli something ," kata Hyera sambil memamerkan giginya.
"Sekarang aja..," lanjutku.
"Iya gue juga udah selesai makan," sambung Jimin.
Disaat aku dan Jimin akan berdiri dari duduk, tiba-tiba Hyera mendorong dada Jimin sampai Jimin terduduk kembali.
"What the hell???" tanya Jimin malah dengan nada lembut.
"Bersihkan mulutmu bayi!! Ayo Taehyung..." ujar Hyera sambil memberikan sapu tangan miliknya ke Jimin. Selanjutnya Hyera menarik tangan ku, seolah mengajakku mendahului Jimin.
"Eh.. jangan panggil aku bayi!" teriak Jimin sambil berusaha mengimbangi langkah kami.
✏✏✏
"Yakin beli itu?" tanya Jimin."Lo bisa pinjem punya gue aja..," sambung ku.
Aku dan Jimin sungguh heran, perempuan cantik seperti Hyera, yang seharusnya menggunakan High hell justru membeli benda ini.
"Bagus yang item Pl*n B apa yang Z*ro???" tanya Hyera.
Aku dan Jimin semakin menelan ludah saat Hyera memilih Skateboard merk Pl*n B dan Z*ro.
"Ra..." tanya Jimin.
"Apa?" jawab Hyera.
"ITU MAHAL TAU..." ucap kami bersamaan.
"Hmm.. gue tau," sambung Hyera singkat.
"Jadi, ehm.. lo udah bisa main Skateboard?" tanyaku.
"Belum" jawab Hyera.
"Kesambet apa dia.." Jimin berbisik padaku.
"Setengah Jeti man!!" lanjut Jimin lagi.
"Harga Pl*n B itu lebih dari setengah tau," ucapku.
Mata kami berdua semakin membulat heran saat Hyera benar-benar mengambil salah satu skateboard tadi dan membawa nya ke kasir.
Spontan aku dan Jimin menghentikan langkah Hyera.
"Ra.. pikir dua kali. Entar juga kamu sukanya sebentar. Trus kamu ga pake lagi..." ucap Jimin.
"Mending pakai punya gue aja..." lanjutku.
"Gue maunya main bareng sama kalian..." ucapnya tegas.
"Oke.. oke.. kamu bisa beli Skateboard. Tapi jangan yang ini," kata Jimin.
"Kamu kan masih belajar, beli yang biasa aja dulu. Entar kalo udah bisa mainnya, kamu pake yang keren kaya gini," lanjutku.
Jimin pun mengangguk-angguk untuk meyakinkan Hyera.
"Iya.. iya.. gue nurut, Nih balikin ke tempatnya," jawab Hyera yang memberikan Skateboard tadi pada Jimin, lalu kembali memilih Skateboard yang lain.
Di samping itu aku dan Jimin menghembuskan nafas lega.
"Untung aja dia kaga jadi beli yang mahal," ucap Jimin.
"Cewek emang ngga tau apa-apa, kalau dia beli yang mahal trus rusak cuma buat latihan kan parah..." lanjutnya sambil memandang prihatin pada Skateboard yang di pegangnya
"Gue kira dia udah bisa main, makanya dia beli yang mahal," ujarku sambil menahan tawa.
"Masa secantik itu bisa main ginian," lanjut Jimin yang bergerak meninggalkanku untuk mengembalikan Skateboard yang dibawanya.
Dengan senyum evil aku berlari seraya mengimbangi langkah Jimin yang ada di depan ku.
"Cantik ya? bilangin ya..." ucapku dengan wajah herp.
"Pa'an sih pak.." lanjut Jimin.
"Kena tonjok tau rasa lo..." sambungku.
_________
Tara!!!
"We Go Date"
akhirnya kelar juga....Aku harap readers udah nemu kepingan teka-teki di 3 part ini.
Tunggu next part yaw!
Oh iya.. baca buku Tun yang judulnya"Lost Mind"
Juga yaw!!!!
Thanks ya para readers!
Jan lupa Vote and comment down!! 😪😪😅😁😑💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwiparam
Truyện Ngắn#856 Short Story 27-05-17 Dia kembali. Gadis itu kembali dengan perubahan pada dirinya dan diriku. Senyum di wajah gadis berambut coklat itu, selalu terbayang di benakku. Apa aku menyukainya? Hidupku di berkahi Tuhan dengan perantara gadis itu. Tapi...