"Baguslah."
Komentarku pada Ibu ,saat ia mengatakan bahwa Ibu akan cerai dari pria tua itu.Suasana hening sesaat setelah aku mengatakan komentarku tadi. Awan pekat dan udara dingin menyelimuti rumahku sore ini. Mungkin akan turun hujan.
Aku meneguk jus mangga manis buatan ibu yang ada di tangan kananku.
Setelah selesai dengan pekerjaan dapurnya Ibu duduk di kursi yang berada di sebelah kursi tempatku duduk . Dan melanjutkan ucapannya
"Dan kamu, kamu tetap tinggal dengan ayah mu."
Bibir yang tadinya tersenyum berubah menganga setelah mendengar perkataan Ibu barusan.
"Hah?? Apa? Maksudnya? "
Kuletakkan jus mangga itu di meja dengan sedikit tenaga.
" Ayahmu itu berkecukupan, bahkan bisa di bilang kaya. Percayalah pada ibu, kamu akan bisa hidup dengan baik bersama Ayahmu. " Jelas Ibu
Jelas apanya?
"Aku tidak mau."
"Dengar Taehyung, Eunji akan ikut bersama ibu. Dan kamu, kamu tinggal dengan Ayah. Kamu akan bertemu dengan Ibu dan Eunji lagi jika waktunya sudah tepat."
"Aku tidak punya ayah lagi Bu, dia bukan Ayah ku. Aku tidak mau hidup dengan dia."
Sorot mata ku menatap mata Ibu. Dia juga menatapku, aku melihat kesedihan di matanya. Aku tau dia juga tak ingin berpisah dari putranya ini.
Lalu dia memelukku
"Aku tau kau sedih Taehyung. Tapi ini adalah keputusan yang terbaik." Ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
Mungkin mata ku melihat Ibu tengah sedih, tapi dari mata Ibu, Ibu melihatku tengah sedih juga. Tapi faktanya aku tidak sedang sedih, tapi aku sedang menahan amarah.
Apakah itu terlihat sama?
Atau mungkin Ibu tidak tengah sedih, tapi tengah menahan amarah juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwiparam
Conto#856 Short Story 27-05-17 Dia kembali. Gadis itu kembali dengan perubahan pada dirinya dan diriku. Senyum di wajah gadis berambut coklat itu, selalu terbayang di benakku. Apa aku menyukainya? Hidupku di berkahi Tuhan dengan perantara gadis itu. Tapi...