Aku membuka mataku perlahan, menyesuaikan dengan lampu yang ada di atasku, ku rasakan lengan kiriku dielus membuatku menoleh dan yang ku dapati Edward duduk di sebelahku sambil mengelus lenganku. Aku dapat melihat ia menyunggingkan senyumannya lalu memeluk lenganku dan menangis.
Tangan kananku sedikit terangkat, dan ku lihat selang infus melilit di pergelangan tanganku. Ouch, aku dimana? Ruangan bernuansa biru dengan aroma obat-obatan meruak di dalam ruangan ini. Apa yang terjadi? Aku menoleh melihat jam dinding sudah pukul 7:07 Pm. Wait, berapa lama aku tertidur di sini? Apa ya--oh aku ingat, tadi siang Lucas datang ke kantorku, mengapit tubuhku, bertengkar dengan Leo, dan astaga bagaimana keadaan Leo sekarang?! Ini semua salahku.
"Blue?"
Aku tersadar dari lamunanku karna Edward memanggilku, aku menoleh ke arahnya mendapati dia menatapku penuh khawatir. Oh anak kecil yang menggemaskan.
"Ak--aku kenapa bisa di sini?" tanyaku.
"Kata nenek kau jatuh. Sebentar aku panggil nenek dulu."
Belum sempat aku menjawab dia sudah turun dan berlari sambil memegang pinggulnya. Aku ingin tertawa melihatnya astaga Edward berlari seperti di kejar anjing.
"Blue."
Aku melihat Anne, Edward, dan dokter masuk kemari, aku menatap cemas wajah Anne terutama matanya yang bengkak. Oh my God. Aku ketinggalan apa saja ini?
Dokter pun memeriksa keadaanku, nametag kecilnya bertengger di atas jas putihnya membuatku tahu namanya Dylan. "Kau pingsan lebih dari 5 jam," ucapnya dan aku menganga mendengarnya, separah itukah? "tapi tidak apa, sekarang sebaiknya kau beristirahat kau bisa pulang besok pagi. Aku permisi."
Aku hanya diam apa yang harus aku lakukan? Aku mengingat kejadian tadi pagi aku benar-benar merasa bersalah karna aku Leo menjadi terluka, karna Lucas bajingan itu berhasil menusuk sisi kiri perut Leo.
Aku mengubah posisi tidurku menjadi duduk dan dibantu dengan Anne. "Blue, bagaimana keadaanmu?"
Aku menoleh melihat Anne dan detik selanjutnya aku menangis. "Ini semua karnaku," getirku lalu menunduk, "kalau aku mau mengikuti perintah Lucas ini semua tidak akan terjadi. Seharusnya Lucas menusukku, bukan Leo. Leo berusaha menyelamatkanku.
Ak--maafkan aku Anne, ini semua salahku. Kau bisa menghukumku aku siap menerimanya karna aku Leo di tu--"
"Stttt, itu bukan salahmu. Jangan lanjutkan masalah Leo kau tahu ada Edward di sini," ucap Anne dan aku mendongak menatap Anne yang menatapku.
"Bagaimana keadaan Leo?" tanyaku.
"Leo belum sadarkan diri, tapi para dokter sudah menanganinya, 1 jam yang lalu operasinya baru selesai. Ada beberapa jahitan di sisi kiri perutnya," papar Anne.
Aku meramas kedua tanganku, membayangkan Leo yang sedang terbaring lemah di atas ranjang. Apa yang ia lalukan benar-benar nekat, nyawanya sebagai taruhan, dan aku benar-benar merasa bersalah. Harusnya aku yang di tusuk bukan Leo, ini salahku sampai akhirnya Leo yang mengalaminya!
"Bawa aku ke ruangan Leo," ucapku sambil melepas kasar infus yang melilit di pergelangan tanganku.
"Apa yang kau lakukan, nak?!" sergah Anne menghentikan aktivitasku, dan darah keluar karna perlakuanku. Damn perih, "aku bisa mengantarmu tapi jangan lakukan hal gila ini!"
Aku diam, aku patuh, seharusnya aku tidak membuat suasana lebih kacau seperti ini. Anne memanggil suster untuk memasang infusku lagi, aku hanya diam tak merespon apapun. Tapi satu hal yang tiba-tiba menyerang pikiranku, Ibu. Aku menoleh mencari keberadaan ponselku, aku khawatir dengan ibuku astaga kenapa situasi sangat rumit sepertu ini?