Dinginnya suhu AC di ruangan ini tidak membuat Blue merasa kedinginan, ia masih setia duduk di sebelah Leo yang masih menutup matanya. Payne datang memberitahu ada yang aneh dari keadaan Leo sehingga perempuan berbadan dua ini tidak bisa melakukan apapun kecuali berlari menuju ruangan Leo.
Beruntung juga airmatanya tidak menetes lagi, mungkin stoknya habis atau mungkin ia tidak ingin menangis lagi karena sudah berada di sebelah Leo meski nyatanya Leo masih menutup matanya.
Meski sudah tiga bulan berlalu, bukan berarti dokter dengan mudahnya memberi ijin pada keluarga Leo untuk menjenguknya, hal itu membuat Blue merasa ... sedih dan marah, sekarang perempuan itu menggenggam pundak tangan Leo seperti takut kehilangan.
"Aku menemukan ini saat aku memberishkan kolong ranjang Leo, mungkin terjatuh."
Blue menoleh mendapati Sheila yang berdiri di belakangnya sambil membawa satu buku kotak kecil berpita biru dengan sampul berwarna hijau.
"Aku tidak membuka buku itu," tambah Sheila kemudian keluar dari ruangan bernuansa biru tersebut.
Blue membuka buku kecil tersebut, kemudian senyumnya sedikit terlihat lantaran di buku itu terselip foto kecil Leo, benar-benar gemas ingin sekali rasanya ia melihat Leo yang dulu, karena Leo yang dulu sangat menggemaskan.
Blue membuka halaman demi halaman tak ada yang menarik perhatiannya, hanya coretan yang Leo tulis tentang perusahaan, ini lebih seperti catatan tentang urusan kantor, dua lembar lagi halaman buku tersebut akan habis namun beberapa tulisan dengan tinta biru membuatnya terpancing hingga ia membacanya dalam diam.
Aku lemah saat birunya menatapku, seperti energi dalam diriku lenyap begitu saja hanya menatap matanya.
Saat pertama bibir kami bertautan saat itu aku tahu bahwa aku sedang menggunakan obat terlarang yang akan membuatku terus ketagihan.
Lenganku membungkus tubuh rampingnya yang begitu hangat meski ku akui tubuhnya terbilang kurus kalah dengan Miranda Kerr model manis yang memiliki postur tubuh yang sempurna. Oh, okay cukup bahkan gadisku tak kalah sempurnya hanya saja gadisku lebih pendek darinya, bahkan aku lebih memilih gadis pendek dariku agar saat berjalan terlihat ... menggemaskan.
Oh. Seperti ini menjadi gadis remaja yang suka menulis di buku diary? Bahkan aku menjadi geli pada diriku yang menjadi dramatis seperti ini.
Aku ingin tertawa, menertawakan diriku yang menjadi berlebihan seperti ini, mencintai itu mudah yang sulit itu mempertahankannya, bahkan aku tidak bisa memberi alasan kenapa hatiku jatuh pada dirinya, namun aku punya seribu alasan untuk mempertahankan semua ini.
Belum sempat Blue melanjutkan membaca seseorang menepuk pundaknya membuatnya menutup buku tersebut dan menoleh, laki-laki kecil dengan bolamata biru itu menatap Blue dengan kerinduan membuat Blue menggendong Edward, mereka berpelukan seperti baru saja memenangkan hadiah dalam perlombaan.