06

2.3K 252 55
                                    

From: Angel S.
Blue, aku datang terlambat.
Tolong antarkan berkas yang ada di mejaku ke ruangan Leo. Thankyou sweety xx

Aku menghempaskan tubuhku di kursi kerjaku setelah membaca pesan dari Angel, mataku masih terasa berat karna semalam aku bermain PS bersama dengan Mike, aku kalah taruhan saat pertandingan bola MU VS MC dan ternyata pemenangnya adalah MC, mau tak mau aku harus mengikuti perintahnya bermain PS sampai pukul 3 pagi.

Aku berdiri mengambil berkas yang ada di meja Angel, map berwarna merah dan bertulis Surat Permohonan Neeson Company. Tunggu, ini seperti nama perusahaan ayahku yang
berada di Amerika, aku membuka berkas yang ada di tangan kiriku, membaca point yang penting sehingga mataku menangkap si penandatangan Alexander Dallas sebagai manager di Neeson Company, aku menutup kembali berkas yang ada di tanganku. Setidaknya itu bukan perusahaan ayahku, lagi pula nama Neeson pasti banyak di dunia ini.

Aku berjalan keluar menuju ruangan Leo yang berada tepat di sebelah ruanganku. Pintu ruangannya yang sedikit terbuka, aku mengintip melihat postur tubuhnya yang tinggi membelakangiku, tangan kirinya di dalam saku celannya dan tangan kanannya menggenggam ponsel berada di atas meja, apa dia sedang marah?

"What are you doing?!"

Dapat aku dengar suara Leo yang meninggi seperti membentak seseorang. Bagaimana bisa, ia membentak seseorang dengan keadaan pintu yang tidak di tutup rapat, dan postur tubuh seseorang yang ia bentak pun tidak terlihat.

"Sorry, daddy."

Okay, pertanyaanku sudah terjawab. Leo sedang membentak anaknya. Apa yang harus aku lakukan? Masuk ke dalam dan menaruh berkas lalu pergi, atau masuk ke dalam dan mencairkan keadaan? Terlalu berlebihan jika aku ikut campur masalah anak dan ayah, tapi hei aku merasa kasihan dengan Edward.

Aku mengatur napasku, memasang wajah biasa. Aku mengetuk pintu ruangan Leo, ia menoleh dan lagi-lagi mata kami saling bertemu. Dengan cepat aku sadarkan diri agar tidak larut dalam hijau pesona Leo. "Permisi. Aku ingin menyerahkan beberapa berkas yang harus kau baca."

Leo menggunakan dagunya mengisyaratkan aku menaruh berkasnya di atas meja kerjanya. Leo mengambil kotak putih yang ada di meja kerjanya, ia berjalan keluar sambil menghidupkan batang putihnya.

"Hubungi Angel agar membawa baju ganti untuk Edward," pesannya tepat saat berdiri di sebelahku, lalu pergi.

Aku mengangguk kecil dan melihat Edward yang menunduk sambil sesegukan menangis, okay aku merindukan Ben, andai saja ia ada di sini.

Aku berjalan mendekati Edward, ia mendongak menatapku sambil menghapus air matanya. Lihat, baju putihnya penuh coretan crayon, mungkin ini penyebab Leo marah? Bahkan ini hanya coretan biasa.

"Hei," sapaku dengan tersenyum.

"Apa ayah sudah pergi?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku. Aku mengangguk sebagai jawaban sudah.

"Kenapa kau menangis?" tanyaku.

"Ed tidak menangis."

See? Dia berbohong, jelas-jelas matanya memerah karna menangis. "Kau tahu kan, kalau berbohong gigimu akan ompong dan tidak akan tumbuh lagi."

Blue kau memang pintar berbohong dengan anak kecil.

"Benarkah?" tanyanya dengan nada takut, aku mengangguk sebagai jawaban serius, "ayah memarahiku karna bajuku penuh dengan coretan crayon."

Aku mengangguk. "Lalu?"

"Saat aku masuk ke sini, ayah sedang menerima telepon dari temannya, lalu ayah memukul meja. Ayah melihatku lalu memarahiku saat melihat bajuku penuh coretan," Edward mengusap baju putih yang ia gunakan, "ayah tidak pernah marah kalau bajuku kotor. Tapi sekarang ayah marah, karna bajuku penuh dengan crayon."

STAY || H.S✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang