"Berkas-berkas ini tolong kau simpan, bawa ke ruanganku 3 hari lagi."
Aku menoleh melihat Jack yang menaruh 5 tumpukan berkas tebal di atas mejaku, aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas perintah yang ia berikan. Jam dinding ternyata sudah menunjukan pukul empat sore, itu artinya aku bisa pulang dan membersihkan kamarku, yaay!
Aku membereskan beberapa berkas dan membawa 5 berkas yang Jack berikan padaku, aku memasukannya ke dalam laci yang berada di sebelah kursiku, setelah semua rapi aku mengambil tas kerjaku dan berjalan meninggalkan ruanganku.
Langkah kakiku membawaku masuk ke dalam lift, beberapa staff sedang berbicara dan ada yang tengah sibuk dengan ponselnya. Omong-omong masalah ponsel, kenapa ponselku tidak bergetar dari tadi? Kedua tanganku menggeledah isi tasku, nihil! Kemana ponselku?!
Pintu lift terbuka, sebelum aku menekan tombol, Leo masuk ke dalam lift dengan wajah yang tenang tanpa tatapan yang tajam, surga dunia. Belum sempat aku menekan tombol, Leo terlebih dahulu menekan lobby, aku menggerutu kesal karna aku harus mencari ponselku yang mungkin tertinggal di ruanganku.
"Ponselmu," suara Leo membuatku membalikan tubuhku, tangan kanannya membawa ponselku yang di balut case pink, "jangan teledor."
Aku menatap ponsel yang ada di tangannya, apa dia masuk ke ruanganku atau Leo mendengar getaran dari ponselku? Aku menerima ponselku, sekilas aku melirik ke wajahnya yang ternyata menyunggingkan sebuah senyuman, bolehkah aku mengambil wajahnya yang dipenuhi senyuman manisnya?
Pintu lift terbuka, dengan segera Leo meninggalkan lift tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, tapi tunggu aku belum mengucapkan terimakasih bawahan macam apa aku ni? Aku bergegas keluar mengejar Leo mataku mencari postur tinggi tubuhnya, hingga kakiku berhenti di basement mencari mobil Leo.
Basement sedikit gelap dan sedikit dingin. Aku mencari-cari mobil Leo namun tak dapat aku temukan. Kenapa dia pergi secepat kereta api? Aku menghela nafas menghapus buliran keringat yang ada di keningku dengan pundak tangnku.
"Lebih baik pulang, aku bisa mengucapkan terimakasih saat bekerja."
Aku berjalan keluar dari basement, namun saat aku membalikan tubuhku cahaya lampu mobil membuatku menyipitkan mataku, aku bergegas berjalan ke pinggir dan tanganku ku gunakan menghindari cahaya mobil tersebut. Indera pendengarku menangkap suara decitan mobil, membuatku menurunkan tanganku dan menoleh ke arah suara tersebut. Kaca mobil yang ia turunkan menampilkan wajahnya dan kilatan hijaunya terlihat jelas saat di ruangan yang tidak banyak lampunya.
"Kau membawa mobil?"
Aku menggeleng. "Ak--aku mencarimu."
Leo memperhatikanku dari atas hingga bawah. "Masuk ke dalam mobilku, cuaca di luar tidak memungkinkan kau menunggu angkutan umum."
"Tidak, aku ha--"
"Kalau kau tidak mau aku antar pulang, aku akan mengantarmu ke halte dan menunggumu hingga kau mendapat amgkutan umum."
Ayolah Blue putuskan, tidakkah kau lihat wajah lelah Leo? Iblis dan Malaikatku tumben kompak?
Aku pun membuka pintu mobil Leo dan duduk di sebelah Leo. "Ba--"
"Sebentar," selanya saat mendengar ponselnya berdering.
"Ya? Ayah sedang di jalan. Ada apa?"
Oh itu pasti Edward, astaga aku merindukan bocah kecil yang menggemaskan itu.
"Blue, apa kau mau ikut menjemput Edward? Dia sedang makan di cafe langgananku bersama ibuku."