Aku terpaksa bangun dari tidur manisku saat merasakan tangan seseorang mengacak kasar rambutku. Aku mengerang kesal melihat Mike menatapku dengan tatapan memelasnya. Aku menatapnya penuh selidik, dan ia terkekeh sambil menarik tanganku agar turun dari kasur empukku.
See? Umurnya bahkan sudah 23 tahun tapi kelakuannya? Astaga kuatkan Blue, Tuhan.
Mau tak mau aku mengikutinya, aku turun dari kasurku dan bergerak menuju dapur. Sudah pasti ia membangunkanku agar membuatkannya sarapan, setiap malam aku berdoa agar Mike segera mempunyai kekasih. Kenapa? Agar ia tidak merepotkanku everyday.
Aku membuka kulkasku dan mengambil tiga butir telur yang tersimpan di kulkas. Aku hanya bisa membuat omelet karna tidak ada bahan makanan lainnya. Sedari tadi Mike sibuk bertanya-tanya tentang kepulanganku semalam tapi aku diam tak merespon, pertanyaan yang dilontarkan selalu sama ceritakan padaku bagaimana temanmu, apa cantik? seksi? Ingin rasanya Blue melemparnya dengan mangkuk yang berisi adonan telur yang dicampur dengan keju, jamur, dan bacon. Tapi sayang kalau aku lempar Mike makan apa?
"What are you doing?! Can you stop?!" Aku mengerang kesal lantaran Mike berdiri di belakanganku sambil melipat tangannya cool menunggu jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan. Mike masih diam isyarat matanya menanti jawabanku, fine, "aku pulang bersama atasanku, dia laki-laki bukan perempuan, dan satu lagi aku langsung pulang tidak pergi kemanapun!" Okay Blue kau berbohong sedikit.
"I know, i know, i know for sure. Everybody wanna steal my girl. Everybody wanna take her heart away."
Astatank! "Mike sayang, itu lagu favoriteku."
"Hanya bernyanyi," jawabnya acuh dan berjalan menuju meja makan.
"Aku akan pergi ke swalayan membeli keperluan bulanan."
Mike mendengus sambil meneguk susu hangat yang ia buat, susu hangat ia bisa buat sendiri, sedangkan omelet? Harus menyusahkanku. "Lalu apa peduliku?"
"Baiklah, aku akan memasak untuk diriku sendiri. Aku tak peduli kau ma--"
"Astaga, kalau Mike kurus bagaimana? Nanti Blue memeluk Mike tidak enak, tidak empuk, tidak nyaman." Mike menjawab ucapanku dengan dramatis.
Aku melipat tanganku di depan dada. "Don't care."
Mike mendekat ke arahku, menatapku dengan tatapan memelasnya. "Mommy Blue, i'm sorry. Mike akan nakal la-- eh, maksudku tidak nakal la--"
"Persetan denganmu Float!"
*
Selesai membuatkan Mike omelet, aku membersihkan halaman rumahku. Astaga tangan dan kakiku terbaluti dengan tanah. Okay, saatnya memanjakan diri di bathup!