31

1.6K 199 55
                                    

Gaun putih melekat sempurna di tubuhku, make up yang menurutku sedikit berlebihan terpoles di wajahku. Aku menatap diriku tak percaya jika hari ini aku akan berjanji di hadapan banyak orang, aku akan memiliki kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.

Aku mengelus perutku mengingat kehadirannya secepat ini, jika boleh aku berkata jujur, aku belum siap dengan keadaan ini dimana aku akan meninggalkan ibuku meskipun aku sudah melakukannya, mengerti maksudku, kan? Aku masih seperti anak kecil jika menghabiskan waktu bersama dengan ibuku, tapi sekarang aku sudah tidak bisa bahkan aku akan menjadi seperti ibuku memanjakan anakku nanti.

"Hei jika kau terus melamun kapan kau akan turun?"

Aku menoleh melihat Brian yang tengah berdiri di ambang pintu dengan senyuman manisnya, aku sedikit berlari dan berhambur ke dalam dekapannya.

Brian mengelus lenganku dan mencium puncak kepalaku, aku menahan airmataku yang mendesak untuk keluar, aku tidak ingin make up ini hancur dan berakhir dengan wajahku yang mengerikan karna mascara, eyeliner yang luntur.

"Cukup," suara serak Brian membuatku membuka mataku, "aku tidak ingin dihari special ini adikku menangis, aku tidak mau."

Aku menarik diriku menatap mata hijaunya yang serupa dengan Leo. "Terimakasih."

"Untuk apa?"

"Semuanya. Terimakasih sudah menjagaku sampai sekarang, menyayangiku, melindungiku. Maaf aku selalu mengecewakanmu dan marah padamu jika sesuatu yang aku inginkan tak kau berikan. A--"

"Intinya kau tetap menjadi adikku sampai kapanpun, lengan ini selalu terbuka untukmu jika kau merindukannya, dan bibirku ini selalu siap mencium keningmu jika sesuatu hal terjadi."

Aku mengigit bibir bawahku dan setetes airmata berhasil lolos. "Aku tahu kau tidak suka dengan pilihanku ini, tapi Leo bertanggung jawab, akan lebih baik kami melakukan pernikahan ini dari pada nanti saat perutku membesar, maaf aku egois, Brian."

Brian menggeleng, tangannya menghapus jejak airmata yang membekas di pipiku. "Kau tidak egois, aku lah yang terlalu menutup mataku dua minggu yang lalu saat Leo ingin bertanggung jawab. Aku tidak melihat penyesalan dan ketulusan pada dirinya, aku hanya mengikuti keegoisanku tapi aku tahu jika aku terus egois maka aku akan menyakiti hatimu."

Aku memeluk tubuh tegap Kakakku, aku tahu Brian tidak terlalu setuju tapi ia berusaha untuk tidak egois, setidaknya ia masih memikirkan diriku.

"Sayang ini sudah waktunya."

Aku dan Brian melepas pelukan saat melihat Ibuku membuka pintu ruanganku, wajahnya yang terlihat sangat cantik tersenyum, aku memeluknya sebelum berjalan turun.

Aku melepas pelukanku saat mendengar Brian memintaku turun, aku berjalan menuruni tangga bersama dengan Brian sementara Ibuku ia sudah turun melewati tangga yang lainnya. Seluruh mata tertuju padaku, aku merasa seperti model yang sedang berjalan di atas panggung, aku dapat melihat Leo yang berdiri dengan tenang, ekspresi wajahnya tidak tegang, tentu saja ini bukan pernikahan pertamanya, berbeda denganku ini adalah pertama kalinya dan semoga bisa menjadi yang terakhir kalinya.

Aku berdiri tepat di anak tangga pertama, sungguh debaran jantungku makin tak karuan sebentar lagi aku akan megucapkan janji suci ditambah Leo yang sangat tampan tersenyum manis di hadapanku. Brian mengiringku hingga ke anak tangga ketiga, Leo menjulurkan tangannya padaku, namun sebelum aku menerimanya Brian berdeham.

"Aku titip adikku, meskipun ia akan menjadi istrimu bukan berarti aku melepas kewajibanku sebagai kakak, Styles."

"Dia akan selalu menjadi adikmu dan tak ada larangan jika kalian ingin bertemu."

STAY || H.S✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang