"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Arthur langsung setelah duduk di hadapan Ralph. Mata Ralp langsung beralih dari laptopnya ke arah Arthur. Dia menghentikan aktifitasnya sejenak, menyerahkan tabletnya pada Arthur lalu menyeruput orange juice-nya. Arthur menatap foto seorang pria paruh baya lengkap dengan dasi merah, kemeja putih, dan jas hitam serta data diri serta beberapa ulasan tentang dirinya.
"James Wiliam. 37 tahun. Seorang wirausaha sukses. Memiliki beberapa anak perusahan yang tersebar di beberapa negara bagian. Penyumbang dana terbesar bagi Bread for the World, organisasi social yang ada di US. Berbasis kolektif dengan tujuan untuk mengubah kebijakan yang saat ini di tempat yang memungkinkan kelaparan dan kemiskinan untuk bertahan. Dan seorang ayah bagi ketiga anaknya. James memiliki dua orang putra dan seorang putri yang mengikuti jejaknya sebagai pebisnis handal. Tapi yang tak banyak orang ketahui tentang dirinya adalah dia juga salah satu pemegang saham yang cukup berpengaruh di Port Mafia," jelas Ralph.
Arthur membaca data dirinya dengan seksama. Jarinya sesekali meng-scroll ke bawah untuk mengetahui lebih banyak tentang seseorang yang bernama James Wiliam itu. "Heeh... Port Mafia, ya. Salah satu dari tiga Mafia terbesar di kota ini?" tanya Arthur memastikan. Ralph mengangguk sembari mengaduk-ngaduk minumannya menggunakan sedotan.
"Aku tak dapat meretas sistem Port Mafia, jadi aku tak tau banyak tentang organisasi mafia itu. Jadi masukkan ini ke dalam laptop dan sejenisnya yang ada di sana," Ralph memberikan Arthur sebuah flash disk yang sudah dimodifikasi oleh Ralph sendiri. "Flash disk itu akan secara otomatis meng-copy semua data jika sudah dicolokkan. Dengan begitu, aku akan mendapatkan informasi tentang organisasi mafia itu."
"Jadi, tugasku hanya mencuri data darinya?" tanya Arthur menaikkan sebelah alisnya. Ralph menggeleng sembari menyeruput kembali minumannya. "Kau juga boleh membunuhnya. Meskipun kelihatannya dermawan dan bersahabat, dia juga seseorang yang brengsek. Dengan bantuan Port Mafia, dia kerap kali menculik orang hanya untuk keuntungannya sendiri. Mencekoki orang yang diculiknya dengan narkoba yang didapatnya dari Port Mafia dan membuatnya menjadi pecandu. Setelah itu, James akan melepaskan korbannya. Saat sakau, korbannya itu pasti akan datang kembali padanya untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan cara apapun. Saat itu lah, James akan menjualnya dengan harga yang tinggi."
Ralph berhenti sejenak saat mendapati pesanan Arthur telah datang. Sang pelayan menaruh segelas mocacinno dan burger yang dipesan Arthur di meja mereka. Ralph tersenyum tipis kepada matanya dan pelayan itu bertemu. Arthur langsung menyeruput minumannya sembari menatap Ralph. "Lalu?" tuntut Arthur agar Ralph melanjutkan pembicaraannya yang tadi terpotong.
"Tak ada yang berani melaporkan apa yang James perbuat. Karena pemerintah melarang keras penduduknya untuk tak mengkonsumsi hal semacam itu. Jika ketahuan, hukumannya akan sangat berat. Jadi kebanyakan para korban James memilih bungkam daripada melaporkannya."
"Dengan kata lain, pria itu memanfaatkan hukum yang berlaku untuk menjalankan bisnisnya?" Ralph mengangguk beberapa kali. "Hehehe... licik sekali," Arthur terkekeh pelan sebelum memakan burger pesanannya membuat Ralph menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kau terkekeh seperti itu?" tanya Ralph bingung. Dengan burger yang masih dikunyahnya, Arthur pun menjawab. "Aku hanya sedang membayangkan saat aku membunuhnya nanti."
Ralph memutar bola matanya, sebelum menghela nafas. "Aku harap kau tak melakukan banyak kesalahan Arthur. Bunuh James, copy datanya lalu pergi dari sana. Jangan tinggalkan jejak dan melakukan hal yang dapat membahayakan dirimu. Target kita kali ini James. Kau mengerti?" tanya Ralph dengan nada yang ditekankan. Ralph berharap Arthur tak hal sembrono seperti sebelum-sebelumnya.
YOU ARE READING
ALTER
Ficción General[BOOK 2 OF 8 Fate Grand Order Series] Aksi Arthur belum selesai. Dengan bantuan Alter, Arthur mulai menyasar orang-orang yang tak terikat oleh hukum untuk dibunuh. Warna merah dan bau darah sudah menjadi favoritnya. Arthur sudah seperti serigal...