Serangan Tiba-Tiba

396 53 2
                                    



Ralph sedang menyesap kopi yang dia buat saat seseorang mengetuk pintu apartemennya. Dia menatap jam di dinding kamarnya, masih pukul 06:00. Siapa yang tengah bertamu pagi-pagi seperti ini? Ralph yakin itu bukan Arthur, dia akan langsung masuk karena punya duplikat kunci apartemennya. Tak mungkin mengetuk-ngetuk pintu seperti itu.

Suara ketukan pintu kembali terdengar dan semakin keras. Ralph menatap Taehyung yang masih tertidur di atas kasurnya. Ralph menghampiri anak itu, mengguncang-guncangkan tubuhnya pelan. Taehyung mengerjapkan matanya, mengusapnya perlahan sebelum mata itu terbuka lebar.

Taehyung baru ingin bersuara tapi Ralph segera membekap mulutnya. "Sssstttt..." bisik Ralph. Meskipun bingung, Taehyung pun mengangguk. Ralph menarik tubuh Taehyung agar berdiri, mereka berdua lalu berjalan dengan perlahan menuju pintu depan.

Sesampainya di depan pintu, Ralph mengintip melalui lubang kunci dan langsung terkejut saat mendapati dua orang pria dan seorang wanita berbaju cina tengah berdiri di luar sana.

"Apa kau yakin ini kamar yang tepat?" tanya salah seorang pria yang mengenakan kacamata. Orang itu tengah memikul sebuah tas gitar di bahunya. Meskipun dari luar terlihat seperti gitar, tapi Ralph yakin isinya bukan gitar. "Tentu saja. Aku dan Kakak yang melihat sendiri anak itu masuk ke dalam kamar ini semalam," balas wanita itu.

"Haruskah kita dobrak pintu ini?" tanya pria lainnya. "Sepertinya begitu. Sun Xiang lihat lah keadaan sekitar. Beritahu aku dan jika kondisinya aman."

"Baik," balas Sun Xiang lalu pergi dari sana. Ralph membulatkan matanya. Dirinya dan Taehyung dalam bahaya. Sebentar lagi kedua orang itu akan menobrak pintu apartemennya. Ralph tahu siapa mereka bertiga, mereka adalah para pembunuh dari Port Mafia.

Ralph langsung menarik tangan Taehyung dari sana. Taehyung yang ditarik hanya bisa mengikuti langkah kaki Ralph yang terburu kembali menuju kamarnya. Ralph segera mengunci pintu kamarnya setelah masuk ke dalam.

"Dengarkan baik-baik apa yang akan kukatakan ini," Ralph menatap serius pada Taehyung dengan nafas yang tersengal. Taehyung tidak tau apa yang terjadi, tapi dia tau saat ini mereka berdua dalam bahaya.

"Mereka di luar sana. Orang-orang yang membawa adikmu, mereka di luar sana mencari dirimu," ujar Ralph. Mata Taehyung langsung membulat sempurna. Tubuhnya tiba-tiba saja bergetar, dia ketakutan. "Aku tidak tau bagaimana caranya mereka bisa sampai di sini. Tapi saat ini kau harus keluar dari sini."

Ralph mengambil sebuah obeng dari laci mejanya dengan tergesa. Dia menuju ventilasi udara yang berada di samping kursi tempat dia biasa duduk. Perlahan tapi pasti, Ralph melepaskan keempat mur yang tertancap di sana lalu membuka teralis besinya. Tangannya kemudian mengambil ponselnya di atas meja. Ralph beberapa kali menelpon Arthur, namun tak ada jawaban. Dia jadi memilih untuk mengirimi Arthur pesan singkat.

"Kau bisa keluar melalui ini," Ralph menunjuk ventilasi udara yang baru saja dibukanya. "Tubuhmu kecil, kau akan muat di dalamnya. Ingat, pergi dari sini, jangan lihat kebelakang, cari tempat sembunyi, lalu hubungi Arthur menggunakan ini," Ralph memberikan ponselnya pada Taehyung.

Taehyung mengangguk, Ralph membantunya memasuki ventilasi udara itu. "Bagaimana denganmu?" tanya Taehyung sebelum Ralph kembali menutup ventilasi udara itu. Ralph tersenyum sejenak sebelum menjawabnya. "Aku akan menahan mereka sebisaku. Sampaikan salamku pada Arthur jika kau berhasil bertemu dengannya. Sekarang cepatlah pergi," Taehyung pun mengangguk, Ralph lalu menutup kembali ventilasi udara itu.

Setelah memastikan Taehyung akan aman, Ralph kemudian mengambil sebuah flashdisk yang dipasangkan ke komputernya. Dia harus memindahkan semua data yang dia punya ke flashdisk itu supaya berguna untuk Arthur nanti. Saat menunggu loading itu lah suara gebrakan pintu terdengar. Ralph dapat mendengar beberapa orang melangkah masuk ke dalam.

ALTERWhere stories live. Discover now