Hari sudah pagi, Oliver yang baru saja terbangun dari tidurnya melangkah menuju tepi sungai untuk membersihkan wajahnya. Tak lupa dia membawa sebuah batok kelapa untuk diisikan air.
Setelah selesai mencuci wajah, dia segera menghampiri Arthur kembali sembari membawa batok kelapa yang sudah penuh dengan air itu. Rencananya Olive ingin memeriksa luka di tubuh Arthur.
Oliver menyingkap jaketnya yang menyelimuti tubuh Arthur. Tubuh Arthur yang ditutupi beberapa jenis daun pun langsung terlihat oleh Oliver. Semalam, dia sengaja mencari beberapa tumbuhan obat untuk mengobati luka yang Arthur alami.
Dengan perlahan, Oliver mulai menyingkirkan daun yang sudah mengering itu dari tubuh Arthur. Dan lagi-lagi Oliver terkejut, karena luka di tubuh Arthur sudah menghilang. Benar-benar menghilang. Tak bekasnya sama sekali. Bahkan goresan tipis pun tidak.
Oliver sudah tau bahwa tubuh Arthur dapat menyembuhkan dirinya sendiri, tapi dia tidak tau proses penyembuhannya akan secepat ini. Tentu saja Oliver tak menyangka, karena luka separah itu dapat disembuhkan hanya dengan satu malam.
Menyadarkan diri dari keterkejutannya, Oliver akhirnya memutuskan membasuh tubuh Arthur dengan air yang dibawanya. Oliver mengusap tubuh Arthur dengan sapu tangannya. Mengelap setiap sudut tubuh Arthur sampai bersih.
Meskipun lukanya sudah sembuh sepenuhnya, namun sampai sekarang Arthur masih belum sadar. Oliver hanya bisa menunggu Arthur hingga sadar, ada yang ingin dia bicarakan dengannya.
Selesai membersihkan tubuh Arthur, Oliver memutuskan untuk berburu. Mencari sesuatu yang dapat dimakan untuk dirinya. Dengan mermodalkan, sebuah pisau berukuran 20 cm sebagai senjatanya.
Oliver berkeliling hutan, mencari tumbuhan-tumbuhan dan jamur yang bisa dimakan. Beruntung di hutan ini tersedia berbagai macam jenis jamur yang tumbuh. Tapi tak semua dari jamur itu dapat dimakan karena beracun.
Setelah satu jam berkeliling, Oliver kembali dengan beraneka jenis jamur dan tumbuan yang dia temukan. Saat tadi mencari, dia juga mendapatkan seekor kelinci dan burung liar. Kedua binatang tidau sudah tergantung tidak bernyawa pinggang sebelah kirinya.
Saat kembali, dia tak lagi menemukan sosok Arthur. Tempatnya tadi sudah kosong, meninggalkan jaketnya yang tergeletak begitu saja. Oliver dengan cepat menaruh semua hasil buruannya lalu berlari mencari Arthur di sekitar situ.
"Arthur!!!" seru Oliver sembari berlari menyusuri hutan. Oliver merutuki kebodohannya, mengapa dia tidak menempelkan sebuah pemancar saat pergi tadi. Dia kira, Arthur belum akan sadar saat dia meninggalkannya. Dan karena kesalahannya, dia sekarang kesusahan mencari keberadaan Arthur di tengah hutan seperti ini.
"Arthur!! Dimana kau?!" seru Oliver lagi, dia masih mencari keberadaan Arthur.
Tiba-tiba, suara gemericik dari sebuah semak terdengar. Oliver menghentikan langkahnya, dia menatap semak-semak itu dengan intens.
"Arthur?! Kau kah itu??" tanya Oliver. Semak-semak itu semakin kencang bergoyang. Seolah menyuruh Oliver untuk datang mendekat.
Perlahan, Oliver mendekati semak itu. Tangan kanannya sudah siap memegang pisau yang tadi dia pakai berburu tadi untuk berjaga-jaga.
Oliver semakin mendekati semak itu, semakin didekati semak itu semakin bergoyang dengan kencang. Hingga sosok Arthur keluar untuk menerjangnya saat Oliver berada bebera langkah dari semak itu.
Arthur mencabut pedang Murasame dari sarungnya, dia hendak melayangkan sebuah hunusan menuju Oliver, namun dengan sigap Oliver menahan hunusan itu dengan pisaunya.
YOU ARE READING
ALTER
General Fiction[BOOK 2 OF 8 Fate Grand Order Series] Aksi Arthur belum selesai. Dengan bantuan Alter, Arthur mulai menyasar orang-orang yang tak terikat oleh hukum untuk dibunuh. Warna merah dan bau darah sudah menjadi favoritnya. Arthur sudah seperti serigal...