Penyerangan Dimulai

493 57 0
                                    



Federick mulai mengkancingkan kembali kemeja putihnya sebelum dibaluti oleh jas berwarna hitam. Mengikat kembali dari hitamnya di kerah kemeja, lalu merapikan rambutnya yang semula berantakan.

Setelah selesai, pria itu menghampiri Taeyang yang sudah tidak berdaya di atas tempat tidurnya. Tubuh mungil bocah itu penuh dengan memar akibat pukulan dan tendangan Federick. Tidak hanya itu, tubuh Taeyang juga dipenuhi oleh darah yang bercampur sperma karena lubangnya sobek akibat dimasuki penis Federick barusan. Wajahnya sembab karena menangis, sementara lubangnya masih terus mengeluarkan darah.

Tanpa merasa kasihan sedikit pun, Federick segera menarik kalung anjing di leher Taeyang hingga tubuh bocah itu menghamtam dinginnya lantai. Taeyang menggeliat kesakitan, tapi tak diperdulikan oleh Federick. Pria itu malah menendang tubuhnya cukup keras hingga terguling masuk ke dalam kandang yang berada di bawah tempat tidurnya.

Tangan Federick langsung mengambil gembok di dalam saku celananya, lalu mengunci kandang itu agar Taeyang tidak bisa keluar. Federick menatap tempat tidurnya yang sudah tak berbentuk sekilas sebelum pergi menuju meja makan tempat dimana orang-orangnya sudah berkumpul.

Federick berjalan melewati lorong selepas keluar dari kamarnya. Ruang makan dan kamarnya berada di lantai yang sama, jadi Federick tak memerlukan lift untuk sampai ke sana. Hanya berjalan selama beberapa menit dia akan sampai di tempat tujuan.

Ruang makan langsung hening saat Federick masuk ke dalamnya. Sepuluh kepala yang sudah duduk di tempatnya menatap kedatangan Federick dengan berbagai ekspresi. Federick langsung mengambil tempat duduk di ujung mejar yang berbentuk persegi panjang, tempatnya biasa duduk. Kepala koki langsung saja menyajikan sepotong steak dengan wine favorit Federick dengan menggunakan meja dorongnya.

"Apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Federick pada Nolan di samping hadapannya sebelah kiri. "Sudah Boss," jawab Nolan dengan menundukkan kepala. Federick mengamati wajah satu persatu bawahannya itu, mencari tau apakah semuanya sudah berkumpul seperti apa yang dikatakan Nolan.

"Bagus," ujar Federick sembari mengangguk saat menadapati semua anak buahnya sudah berada di meja makan.

Sepuluh orang itu adalah kaki tangan Federick yang dapat dipercayainya, serta bergerak langsung dibawah perintahnya. Mereka sangat setia pada Ferderick, bahkan jika harus mengorbankan nyawa sekalipun.

Di sebelah kiri Federick, secara berderet terdapat Nolan, Ada, Edward, Hank, dan Wilburn. Sementara di samping kanannya ada Diana, Lion, Sun Jian, Sun Xiang serta Jill.

Dari semua itu, Nolan lah yang menjadi tangan kanan Federick. Jika pria itu tidak sedang di tempatnya, Nolan yang akan menggantikan Federick untuk mengurus organisasi. Bersama dengan Nolan juga suka membantu Edward, IT handal dan otak organisasi, untuk mencari informasi rahasia yang dapat dijual.

Ada dan Diana adalah pembunuh profesional. Mereka kerap kali menggunakan tubuh mereka untuk menjerat buruan mereka sebelum menancapkan taring dan menyalurkan bisa untuk membunuh mangsanya.

Wilburn beda lagi, dia bodyguard Federick. Bertubuh tinggi dan besar dengan otot kekar di setiap lengannya. Dia lah yang paling kuat di Port Mafia. Sedangkan Lion adalah bocah yang pungut Federick untuk dilatih untuk menjadi mesin pembunuh. Di antara semuanya, dia lah yang paling muda. Tapi jangan salah, walaupun begitu jumlah orang yang sudah dibunuhnya tidak terhitung lagi.

Selanjutnya pembunuh kakak beradik, Sun Jian dan Sun Xiang yang berasal dari Cina. Mereka berdua sudah tinggal selama beberapa tahun di Amerika dan bekerja pada Federick.

Lalu yang terakhir adalah Hank dan Jill. Penembak jitu hebat yang dimiliki Port Mafia. Selama menjalankan tugas, belum ada satupun yang akan selamat setelah dibidik oleh mereka.

ALTERWhere stories live. Discover now