Arthur berlari menyurusi jalan, masuk lebih jauh ke dalam hutan. Senja mulai mengenuning. Entah sekarang jam berapa tapi matahari semakin merendah. Sobekan di tangannya mengecil karena kemampuan regenerasi Alter
Arthur terus berlari, nafasnya yang tersengal tidak lagi dipedulikannya. Saat ini dipikirannya hanya satu, bagaimana keadaan Taehyung saat ini. Dia sangat mengkhawatirkan anak itu.
Sudah lebih dari satu jam dia berlari, namun orang yang menembakinya tak kunjung mengikutinya. Arthur tak percaya jika ini sudah berakhir. Tidak mungkin mereka membiarkannya lari semudah itu. Pasti ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh mereka.
Saat sedang berlari, tiba-tiba saja seseorang dari atas pohon menyerangnya. Beruntung Arthur mempunyai cukup waktu untuk menghindarinya, tapi karena itu dia jadi tersungkur dan berguling beberapa kali ke samping. Dia baru bisa berdiri kembali saat tubuhnya berhenti berguling.
"Aku sudah lama menunggumu di sini," ujar orang itu. Tak butuh waktu lama bagi Arthur untuk mengenalinya. Dia pasti juga salah satu pembunuh atau orang suruhan Port Mafia. "Tidak kusangka misi kami kali ini adalah membunuh seorang anak kecil."
"Begitukah?" tanya Arthur mengejek. "Tapi sejauh yang kulihat sampai sekarang, sesuatu yang tidak pernah kau sangka bisa membuatmu kehilangan nyawamu," ujar Arthur.
"Kesombonganmu boleh juga," ujar orang itu sembari tersenyum. "Tapi perlu kau ingat. Jangan samakan kami dengan mereka yang telah kau bunuh. Mereka hanya kumpulan sampah yang tidak berguna."
Arthur bersiap menyerang, dia menggenggam gagang Murasame dengan kuat untuk berjaga sembari mengamati gerakan orang di depannya.
Orang itu lebih besar dari Arthur. Jika diperkirakan tingginya bisa mencapai 180 cm. Cukup tinggi untuk mengintimidasi seseorang. Wajahnya terlihat masih muda, tapi tidak semuda dirinya. Mungkin umurnya sekitar 20an. Kulitnya kecoklatan, matanya memicing tajam, serta kedua kedua tangan yang memegang pedang berwarna perak siap untuk dihunuskan.
"Berhati-hatilah, Arthur. Sama seperti kedua orang sebelumnya, aku tidak bisa merasakan hawa keberadaannya saat dia tiba-tiba menyerang tadi. Dia bukan seperti orang-orang yang kita lawan sebelumnya. Dia jauh lebih kuat."
"Aku mengerti, terimakasih sudah memperingatiku," ujar Arthur. Tangannya mulai mengeluarkan Murasame dari sarungnya. Bunyi gesekan besi tersengar saat Arthur menariknya keluar.
Orang di depan Arthur menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap heran pada pedang yang Arthur genggam. Coraknya tidak seperti biasa, sangat unik dan bernilai seni tinggi. "Kau memiliki pedang yang bagus," ujarnya.
"Terimakasih atas pujiannya. Pedang inilah yang akan mencabut nyawamu."
Mereka berdua saling tatap. Saling mengamati pegerakan satu sama lain. Sebelum akhirnya saling menerjang satu sama lain. Dentingan dari besi yang saling bertabrakan terdengar nyaring di hutan yang sepi ini.
Arthur mengayunkan Murasame sekuat tenaga menuju bagian tubuh orang itu tapi dapat ditangkisnya dengan kedua pedang di tangannya. Alter benar, orang yang sedang dilawannya itu kuat. Dia bisa merasakannya sendiri saat pedang mereka saling beradu.
Sebisa mungkin Arthur mencoba untuk mengakhiri pertarungan ini dengan cepat. Kemunculan tiba-tiba orang yang sedang dilawannya di tengah hutan menimbulkan kekhawatiran baru pada Taehyung.
"Aku tidak menyangka kau mampu menyeimbangi permainanku," ujar orang itu saat mereka berdua berhenti beradu satu sama lain untuk mengambil nafas. "Biasanya orang yang sudah melihat wujud Tsuginome akan langsung mati terbelah menjadi beberapa bagian."
![](https://img.wattpad.com/cover/97519695-288-k132101.jpg)
YOU ARE READING
ALTER
Ficção Geral[BOOK 2 OF 8 Fate Grand Order Series] Aksi Arthur belum selesai. Dengan bantuan Alter, Arthur mulai menyasar orang-orang yang tak terikat oleh hukum untuk dibunuh. Warna merah dan bau darah sudah menjadi favoritnya. Arthur sudah seperti serigal...