Penghuni Baru

866 79 38
                                    


Arthur mendengus kesal, Alter telah mengotori tubuhnya dengan spermanya dan Marvin. Baunya sangat menyengat, membuatnya mual ingin muntah. Arthur menatap jijik pada tubuhnya, apa lagi penisnya yang telah mengobrak-abrik anus Marvin. Satu hal yang harus diketahui adalah Arthur masih membenci Marvin serta membenci segala sesuatu yang menyangkut Marvin.

Maka dari itu, setelah pergumulan panas antara Alter dan Marvin, Arthur cepat-cepat mengambil alih tubuhnya kembali dan segera mengambil handuk untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Arthur melilitkan handuk agar menutupi bagian bawah tubuhnya dan segera pergi.

Sepanjang perjalanan menuju kamar mandi, Arthur terus saja menggerutu pada Alter yang telah memakai tubuhnya untuk hal yang tidak disukainya. Alter sudah sering menggunakan tubuhnya untuk bersetubuh dengan Marvin, membuatnya hanya bisa pasrah karena Alter mengancam akan membantunya lagi jika keinginannya tidak terpenuhi. Katanya, dia juga membutuhkan sexs sebagaimana orang pada umumnya.

Arthur berdecih saat mendengarnya tapi membiarkannya melakukannya pada Marvin walaupun Arthur tak menyukainya. Dia pasti akan langsung membersihkan tubuhnya setelah sexs yang dilakukan Alter karena jika tidak, sperma yang berceceran di tubuhnya akan mengering dan menimbulkan bau yang lebih menyengat.

"Sudah kukatakan bukan? Kau tidak boleh sembarangan menggunakan tubuhku untuk melakukan itu! Aku mengizinkanmu, tapi tidak boleh terlalu sering!! Kau tidak tau seberapa jijiknya aku saat melihat kalian berdua melakukan itu?!" Arthur melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang cukup luas. Terdapat beberapa sepuluh bilik di sini dan Arthur memilih bilik yang paling pojok. Setiap Lantai memiliki dua kamar mandi besar dengan sepuluh bilik di dalamnya, letaknya bersebrangan dari ujung lantai yang satu ke ujung yang lainnya.

"Hahahaha!! Apa kau sejijik itu melihat persetubuhan di antar pria?? Bagiku itu biasa saja," Arthurm mendengus mendengar apa yang dikatakan Alter sembari menggantungkan handuknya pada gantungan besi di belakang pintu setelah menutup biliknya. "Tidak jika orang yang kau setubuhi bukan Marvin. Melihat wajahnya saja membatku ingin muntah, apalagi melihatmu yang menyetubuhinya dengan tubuhku." Arthur bergidik ngeri membayangkannya, bahkan suara desahan Marvin tadi membuat telinganya sakit.

Arthur menghidupkan shower, air pun langsung berjatuhan dari benda berlubang itu. Dia langsung mengambil sabun dan menggosokkannya kasar ke bagian tubuh yang tadi bersentuhan dengan Marvin. Terutama penisnya.

"Kau tau kalau cinta dan benci itu beda tipis?" tangan Arthur yang semula menggosok tubuhnya tiba-tiba berhenti. Keningnya berkerut, dengan pandangan aneh yang dia keluarkan. "Apa maksudmu?" tanya Arthur tak mengerti dengan apa yang ditanyakan Alter padanya.

"Kau tau sendiri apa yang kumaksud," balas Alter membuat Arthur kesal. "Jika yang kau maksud adalah aku akan jatuh cinta pada Marvin karena membencinya, kau salah besar Alter. Lagipula, aku masih mencintai Zeo," tangan Arthur menggenggam kedua cincin yang tersambung oleh sebuah rantai dan terkalungkan di lehernya. Dia jadi mengingat Zeo saat ini.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengingatkanmu dengan orang yang sudah mati itu. Tapi kau akan jatuh cinta padanya," ujar Alter cuek. Arthur mendengus jijik, mana mungkin dia akan jatuh cinta sama Marvin? Untuk memikirkannya saja sudah mengerikan, apalagi menjalaninya. Dari mana pepatah yang mengatakan jika kau membenci seseorang, kau akan berbalik menyukai orang tersebut suatu hari nanti? Arthur jadi ingin menghajar orang yang membuat pepatah itu. Sangat menggelikan.

"Terserah apa yang kau katakan. Aku tidak perduli," Arthur meraih handuk yang tergantung lalu mengeringkan tubuhnya setelah mematikan shower airnya. Dia menggosok-gosokkan kepalanya kasar, membuat rambutnya menjadi berantakan. Kemudian membalutkannya lagi di pinggangnya. Arthur sudah selesai mandi.

ALTERWhere stories live. Discover now