Rahasia apa?

1.1K 22 0
                                    

Juli 2002

Suara gelak tawa terdengar memenuhi ruangan, ruangan itu tidak terlalu besar tapi cukup mewah. Arsitektur bangunannya mencerminkan jiwa pemiliknya, rapi dan bikin nyaman.

Nampak seorang remaja lelaki berusia berusia lima belas tahun tengah asyik mengobrol dengan kedua orang tuanya, hal ini termasuk langka baginya. Selama ini, ia selalu kesepian karena kedua orang tuanya sibuk mengurusi bisnis di berbagai kota di Indonesia.

"Papa bangga sama kamu Nak, Papa kaget sewaktu Mama memperlihatkan berita itu," kata Anjelo Rahardi sambil menepuk pundak putranya. Sedangkan di sampingnya duduk wanita setengah baya tersenyum sambil menganguk-anguk.

"Vano kan memang berbakat Pa, dia pantas mendapatkan gelar itu." Puji wanita itu, Cahnia Rahardi menyahut.

"Besok pasti Vano jadi berita di sekolah Ma ... Akhirnya, impian Vano bakal jadi nyata. " ujar Vano sambil menepuk dadanya, puas.

"Jangan cepat puas dulu sayang, ini baru permulaan. Jalan kamu masih panjang," Pesan sang Mama mengingatkan. Vano menganguk, senyuman merekah tak lepas dari bibirnya.

Vano POV


Yess, akhirnya aku berhasil. Malam itu adalah malam yang sangat berkesan bagiku. Aku Ivano Devanto Anjelo berhasil meraih gelar remaja putra terfavorit versi majalah Kartika. Sebuah majalah remaja yang cukup terkenal bagi kalangan remaja di kotaku. Majalah ini banyak di baca kalangan remaja karena menyajikan berbagai info dan pernak pernik yang lagi hits, contohnya tentang zodiac, tangga lagu, hobby, resensi buku dan novel, info film dan lain lain. Sebenarnya motivasiku mengikuti ajang ini adalah biar pamorku makin naik di sekolahan, karena nilai akademis ku tidak terlalu memuaskan.

"Selamat ya, Van!" Sapa seorang gadis tak ku kenal tatkala aku sedang di kantin sekolah.

"Kamu memang pantas kok Van. kamu telah membawa nama baik sekolah kita." sahut gadis lain. Aku cuma mengangguk sambil mengeluarkan senyum terbaikku.

"Kamu beruntung sekali yan ... Vano nanggepin kamu."

"Vano kan jarang mau ngobrol sama kita- kita."

"Aku yakin sebentar lagi dia jadi artis."

Aku diam saja mendengar celotehan celotehan itu. Sampai sebuah suara memaksaku berpaling.

"Hari ini sampai seminggu ke depan Lu yang traktir, Van!"teriak Cello, sahabatku.

"Gue juga ya, Van?"sambung Chintya.

"Bereeess."Jawabku asal. Apa sih yang tidak buat mereka, mereka adalah sahabatku sejak kecil, kami bertiga sudah tahu kepribadian masing masing. Cello yang selalu mendapat peringkat pertama sejak SD dan Chintya yang slengekan tapi kadang cengeng. Aku, Aku yang paling keren dan tampan diantara mereka. Artinya kami adalah komposisi pas.

"Mama ngundang kalian besok di panti," kataku sambil menikmati jus jambu kesukaanku.

"Ada acara apaan, Van? Kan baru sebulan yang lalu mama kamu ulang tahun?" tanya Chintya.

"Mama ngadain syukuran buat kemenanganku kemarin malam," jawabku sambil membayar tagihan makan kami bertiga pada bu Lia.

"Hitung semua ya Bu,"

"Kenapa musti di Panti lagi sih,Van?Ah ... Mama Lu tuh. Sesekali buat acara tuh di mana kek? Di mall, di kafe." gerutu Chintya. Dia emang kurang suka dengan anak kecil, ribet katanya.

"Kalau lu tidak mau datang juga nggak apa, Chin," jawabku pelan, takut dia tersinggung.

"Uuhh ... Lu tuh. Mana mungkin gue nggak datang. Bisa- bisa di omelin mama tujuh hari tujuh malam."

Mamaku dan mamanya Chintya sudah berteman. Jadi kalau mereka ada acara mereka saling mengundang.

"Lu cari alasan dong Chin, sakit perut misalnya. lagian di panti juga asyik kok." kali ini Cello menengahi.

"Asyik bagi Lu cell, kan Lu memang ada maunya kalau kesana." Gumam Chintya, ku lihat Cello mencoba kontak mata dengan Chintya. Chintya menutup mulutnya, kayak keceplosan

pasti ada yang mereka sembunyikan dariku nih.

"Kalian sedang menyembunyikan apa? Hayo jawab!" teriakku sambil melihat mereka secara bergantian. Cello melirik Chintya seolah dia bilang gara gara kamu nih, Aku menatap mereka lagi.

"Chin ...." teriakku. Sebelum emosiku meletup dua sahabatku berhasil kabur ke kelas masing-masing dan tepat saat itu bel masuk berbunyi.

Sial.

Apa yang mereka sembunyikan dariku?

Hai semua,apa kabar???berhubung ini karya pertamaku, jadi mungkin masih banyak typo di sana sini.Mohon di maklumi ya.

reply 2000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang