Chintya muncul berjalan tergopoh gopoh sehingga menabrak kerumunan warga. Setelah hampir satu jam berputar putar mencari, gadis itu akhirnya menemukan bosnya.
"Permisi ... Permisi ... "
Di belakang gadis berhidung mancung itu berjalan tiga lelaki berbadan kekar memakai setelan jas rapi dan berkaca mata. Rupanya dia tidak datang sendiri, Chintya yang sudah tahu situasi Vano akhirnya memutuskan menyewa bodyguard demi mengamankan atasan sekaligus sahabatnya itu.
Setelah bertemu Vano dan memastikan pasangan itu ke mobil, Chintya langsung mengambil alih menghadapi para wartawan yang sejak tadi tak sabar. Sedangkan ke tiga bodyguard tetap berjaga di luar mobil.
"Kami akan ada konferensi pers secepatnya, tunggu saja. " Chintya sudah paham seluk beluk dunia entertainment, dia yakin para pemburu berita itu tetap akan mengejar Vano setelah ini.
Vano POV.
Chintya membawa kami ke apartemennya, apartemen ini bahkan belum pernah ia huni, tapi demi keamanan kami, dia merelakan kamilah yang akan menempatinya pertama kali.
Sejak tadi, sejak di mobil dia sudah uring- uringan. Memang, aku salah, keputusanku menikahi Imel tanpa minta pendapatnya dulu. Padahal dia yang bertanggung jawab ketika aku dalam masalah.
"Begini jadinya. " Dia tengah bersandar ke kursi, menatapku dan Imel yang tengah duduk di kasurnya.
"Gue punya alasan, "
"Iya. Dan kalian gagal menyukseskannya. Sebenarnya gue tahu, mama bilang. Dan, Gue tadinya marah, tapi setelah gue berpikir ulang, mungkin kalian ada alasan yang emang urgent, Imel hamil, misalnya...
" Chin.... " Aku memotong bermaksud menyanggah ucapan Cintya tapi gadis itu mengangkat tangannya tanda ia belum selesai ngomong.
"Misalnya, Van, " Chintya menekan kata Misalnya.
Imel bahkan melotot tak terima, aku mengusap tangannya pelan.
"Gue berpikir ulang, mungkin kalian lom siap go public tapi Imel udah hamil, jadi mau nggak mau sekarang juga harus di resmikan. "
"Gue nggak hamil. " Seru tunangan ku cepat. Chintya mengangkat bahu.
"Itu nggak penting sekarang. Sekarang yang penting gimana caranya ngasih keterangan ke wartawan dan ke Ph. Vano, Lu belum amnesia kan, Lu masih terikat syuting. "
Aku mengusap wajahku kasar, tak menyangka masalahnya akan seribet ini.
"Kami bahkan belum menikah, apa pihak Ph akan tetap mendesak Vano untuk membayar denda?" Imel menatap Chintya, ia memainkan jarinya gelisah.
"Sayang, kamu tenang saja. Ini bisa kami atasi. Kamu jangan terlalu khawatir. "
Ku lirik Chintya memutar bola matanya saat mendengar ucapanku barusan. Sekali lagi, Aku tahu, aku salah saat ini.
"Oke, Imel, benar saat ini kalian belum nikah, tapi dampak ke depannya akan berpengaruh pada karir Vano, atensi masayarakat, apalagi sinetron Vano ratingnya lagi bagus, dan kalian juga pasti tahu kalau masyarakat kita itu kalau baper sama jalan cerita sinetron pasti akan beper pula ke dunia real. Poinnya di situ. "
"Iya, Chintya... " Aku paham sekali arah pembicaraan ini.
Imel mendesah, entah apa yang ia pikirkan sekarang. Sampai saat ini bahkan dia belum menjelaskan alasan mengapa dia membatalkan pernikahan ini.
"Besok, Lu kudu kasih keterangan di depan pers. Gue mau hubungi Pihak Ph dulu. Lu tunggu keputusan dari gue."
Aku mengangguk pasrah, Chintya meninggalkan kami, memang saat ini selain kami, dia lah yang paling pusing.
![](https://img.wattpad.com/cover/99080994-288-k965359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
reply 2000
General Fictionkarya pertama yang saya persembahkan buat para shipper bangbangcouple. mungkin masih banyak kekurangannya. "Bagaimana aku menyianyiakan masa remajaku seperti ini,mengagumi seseorang yang sama sekali jauh dari tipe idealku.Dia sangat narsis,sangat pl...