Mulai part ini sudah tidak ada flash back ke tahun tahun 2000 ya.
Sebulan setelah reuni itu, Imel dan Vano tidak pernah lagi bertemu, walau pun mereka sama sama berada di Surabaya, mereka lebih memilih saling menghindar satu sama lain. Ketika Imel mengunjungi panti asuhanpun sebisa mungkin dia mengecek apakah Vano ada di sana atu tidak. Vano memang menjadi donatur resmi panti asuhan itu.
"Kamu ingat janji kamu, Vano?" tanya Papanya,keluarga besar Vano sedang makan malam di restoran.
"Janji apa, Pa?"tanya Vano yang tengah asyik memisahkan daging kepiting dari cangkangnya, sama sekali ia tidak menoleh ke arah papanya.
"Kita makan saja dululah, Pa." potong Mama Vano. Sang papa Anjeli Rahardi menganggukkan kepala kemudian meraih kembali makan.
"Memang Vano punya janji ya, Pa?" tanya Vano kali ini matanya fokus ke arah Papanya,
"Itu,"
"Kamu habiskan dulu makannya!" kembali sang Mama memotong kalimat yang hampir saja suaminya katakan.
"Sudah. Vano sudah kenyang."
Cahnia, menghentikan makannya, melirik sang suami yang sekarang berdiri menuju wastafel untuk cuci tangan.
"Vano sudah siap di tagih." kata Vano cengengesan.
"Vano, " kata sang Papa sambil menatap langsung ke mata putra tunggalnya itu.
"Yap."
Vano jadi mengira ngira sendiri apakah gerangan yang akan di katakan kedua orang tuanya sekarang? Janji apa yang pernah ia buat? Apakah mereka akan memberikan kabar gembira bahwa Vano akan punya adik? Vano bergidik ngeri membayangkannya, dulu dia memang sangat ingin punya adik.Tapi itu saat dia masih sekolah, masih SD bukan sekarang.
Tidak lucu kalau tiba tiba diusianya sekarang dia punya adik, yang jaraknya hampir seperempat abad dengannya. Kalau benarlalu janji apa yang di tagih kedua orang tuanya. Vano ingat dia pernah berjanji kalau dia punya adik laki laki dia akan memberikan semua mainannya. Tapi sekarang? mainannya sendiri dia lupa ada dimana."Begini Van, apa sekarang kamu punya kekasih?" Pertanyaan itu membuat Vano salah tingkah. Vano langsung ingat dengan janji yang dia katakan ketika masih SMA dulu.
"Usia kamu sudah berapa Van? Sebenarnya Papa dan Mama tidak mau mengungkit hal ini kalau saja kamu sudah mengenalkan calon kamu pada kami." kata Mama
"Sekarang sudah ingat kan janji apa yang Papa maksud?"
Vano mengangguk pelan.
"Minggu depan pas ulang tahun Eyang, kamu ajak calon kamu ya." kata Mama lembut, tapi penuh perintah.
Hening
"Papa percaya pilihan kamu kok, Nak" kata Papa Vano meyakinkan sambil memegang tangan puteranya.
"Kamu pasti udah ada calon kan?"
Vano menatap Papa dan Mamanya bergantian, tidak tahu harus memberi jawaban apa.
****
Imel sedang menata beberapa bajunya untuk di bawa pindah, sebulan dia tinggal di panti dia merasa sudah waktunya dia mencari tempat baru. Dia tahu diri tidak selamanya selalu merepotkan Bunda Laras dan Abi. Dia sudah dewasa,dia harus mandiri."Bunda," kata Imel sambil memeluk Bunda Laras yang tengah terisak.
"Kok kamu tega sih Mel, hiks ... hiks ... kamu itu anak Bunda kenapa harus pergi terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
reply 2000
General Fictionkarya pertama yang saya persembahkan buat para shipper bangbangcouple. mungkin masih banyak kekurangannya. "Bagaimana aku menyianyiakan masa remajaku seperti ini,mengagumi seseorang yang sama sekali jauh dari tipe idealku.Dia sangat narsis,sangat pl...