perasaan ini masih sama

65 6 0
                                    

"Ini anak gue." kata Tari sambil meraih tubuh mungil itu ke pangkuannya.

"Kamu paling pendiem tapi paling ngebet ya Tar?"goda Wija, ketua kelas 1c.

"Hahaha... " kali ini sang kembaran Reno yang tertawa menimpali."Dia pendiam kalau tidur."

Sebuah apel kecil melayang ke arah Reno, dengan sigap pemuda itu menghindar. Tentu saja pelakunya adalah Tari. Reno malah tertawa keras.

"'Kan emang gue langsung married habis SMA. Itu juga gara-gara si Reno nih. Resek dia." sekali lagi Tari melempar sesuatu, kali ini buah anggur kecil yang dengan tanggap di tangkap oleh Reno kemudian langsung memakannya.

"Siapa suruh pacaran sampe subuh." jawab Reno tanpa dosa, semua yang mendengar langsung melongo tak menyangka.

"Stop Ren!Ntar si Naila dengar..." potong Tari sambil memajukan wajahnya ke arah Reno, tak lupa juga kedua tanganya menutup telinga anaknya. Tawa Reno makin keras.

"Nay, main ayunan di depan ya. Mami mau bicara sama uwak Reno dulu. Oke. Nay hati-hati ya. " kata Tari membujuk anaknya, gadis mungil itu  menganguk lalu berlari ke depan.

"Cocok banget dah loe di panggil Uwak hahhahah ...." ledek Wulan,

Reno memanyunkan bibirnya

"Sialan si Tari..hari gini di panggil Uwak. Harusnya manggil om!"

"Terserah dong, anak-anakku sendiri."

"Eh Van, gimana kabar Fita?" tanya Reno mengalihkan pembicaraan, yang tentu saja pertanyaan itu di sambut dengan sorakan.

"Fita? Baik." jawab Vano singkat.

"Duh ... yang cintanya di tolak, huh!" sahut Wulan meledek,

"Lagian selera kamu ketinggian sih Ren ..."

"Dari pada kamu, mulut doang ember nggak ada yang naksir." balas Reno,Wulan melotot cepat.

"Tapi dari tadi cuma kita yang ngomong. Kakak kelas tercinta mana suaranya? Wooiiyy!!!" Wulan melihat Cello dan Vano bergantian. Sedangkan Chintya tidak tampak.

"Kita senior diam saja, nyimak" jawab Cello sambil melirik Vano, tapi  yang dilirik sok acuh.

"Aku jadi ingat kalau si Tari fans berat Vano sejak SMP, dia ngebet pengen satu sekolahan sama kamu Van hahahaha... " Kata Reno yang langsung mendapat pelototan Tari.

"Ya, dia pernah nungguin di kantin demi tanda tangan mahalnya aku,buat  kliping katanya."jawab Vano yang langsung di tertawai yang lain, Tari menutup mukanya menahan malu.

"Itu dulu sebelum kenal kamu lebih dalam, buktinya sekarang? biasa aja tuh."jawab Tari cuek

"Sayangnya aku nggak percaya." balas Vano tak mau kalah.

"Urusan percaya nggak nya itu bukan urusan aku kali... "

"Fita makin sibuk aja ya Van. Sampai nggak bisa datang." Reno meneruskan pembahasannya tentang Fita. Berharap perdebatan antara idola dan mantan fans-nya segera berakhir.

"Iya kayaknya." jawab Vano singkat.Reno yang merasa tidak puas dengan jawaban singkat Vano memilih bungkam. Walau masih banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"Kalau ingat Fita, jadi ingat si Ivo gue" kata Wulan yang membuat suara tersedak dari arah Cello dan Vano.

"Eehh ... kalian kompak banget ya." kata Wulan lagi. Cello dan Vano masih terbatuk batuk, sementara selagi Cello mencoba menuang air, Tari sedang menepuk nepuk punggung Vano menenangkan. Mantan Fans yang baik.

"Wulan ..." protes Tari mencoba menghentikan ucapan Wulan, tapi terlambat. Wulan sudah nerocos ke sana kemari.

"Si Fita kan selalu nempel ke Ivo."

reply 2000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang