are you feeling tired? because you are running through my mind all day - flirtory on instagram
***
Suara gaduh yang berasal dari ponsel mengganggu Chiara dan membuatnya bangun sambil mengumpat. Ia tahu itu adalah panggilan dari Sebastian, karena pria itu mengatur nada dering khusus untuk panggilannya. Lagu dangdut yang berjudul 'Gedung Tua'.
Siapa yang mau menghuni gedung tua? Siapa yang sudi singgah dihati ini?
Menurutnya lirik lagu ini mempunyai makna yang sangat dalam dan menggunakan kata-kata yang indah. Terserah Sebastian dan pikirannya yang unik, pikir Chiara.
Ponsel Chiara berhenti berdering, saat ia memutuskan untuk tidur kembali ponselnya berdering lagi dan Ia sangat kesal, "Keluar sekarang Chiara! Atau aku akan menyeretmu ke lobi!" Teriak Sebastian setelah Chiara mengangkat teleponnya. Chiara bertambah kesal, karena hari ini sudah 2 orang yang berteriak kepadanya tepat pada dering pertama ia mengangkat telepon, yaitu ibunya dan Sebastian.
"5 menit," Tawar Chiara.
"4," Tolak Sebastian.
"Ya tuhan, apa ruginya kalau ditambah 1 menit?" Chiara merasa tak terima dengan penawaran Sebastian.
"Kau lupa kalau aku orang Jerman, Neng. Dan kalau kamu tidak sadar, sekarang sudah pukul 7.13 malam dan itu artinya aku sudah berdiri disini selama 13 menit, dan aku harus menunggumu lagi selama 5 menit? Tidak. 4 menit. Kau membuang 17 menitku yang berharga dan aku akan mengantarkanmu pulang lebih telat 17 menit dari yang seharusnya. Pukul 9.17 malam kau baru tiba di hotel. Paham?" Ucap Sebastian panjang lebar.
"Orang Jerman dan kedisiplinannya," Kemudian telepon ditutup sepihak oleh Chiara.
Saat Chiara turun, ia sudah melihat Sebastian berdiri didekat meja resepsionis. "Tian!" Panggil Chiara. Pria itu menoleh dan langsung menggenggam tangan Chiara.
"Ayo! Kau tak ingin aku seret kan ke mobil?" Ancam Sebastian.
"Nein, danke" (tidak, terima masih).
Kemudian mereka meninggalkan meja resepsionis dan petugas yang sedang berjaga menyapa "schönen Abend," (semoga malammu menyenangkan) yang dibalas anggukan oleh keduanya.
***
Di perjalanan, Chiara sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia sangat antusias melihat suasana malam di kota Frankfurt. Ia masih tidak menyangka bahwa ia berada di Jerman.
"Semua taksi di Jerman menggunakan mobil bermerk Mercedez ya?" Tanya Chiara memecah keheningan. Sebenarnya tidak hening, karena sepanjang jalan Chiara mengoceh sendiri dan Sebastian hanya mendiamkannya.
"Tidak, ada juga taksi yang menggunakan Jaguar atau merk lain. Tapi ya, standar taksi di Jerman adalah Mercedez, sedangkan Jaguar XF termasuk ke dalam taksi yang bertarif mahal," Jelas Sebastian.
"Keren sekali! Di Indonesia, orang yang memakai mobil Mercedez sangat jarang. Sekalinya ada, banyak yang sombong dan menganggap jika dirinya adalah pemilik jalan." Memang di Indonesia mobil-mobil keluaran Eropa dan Amerika masih jarang, kebanyakan berasal dari Jepang, China dan Korea Selatan.
Rasa penasaran memaksa Chiara untuk bertanya lagi "Lalu bagaimana dengan merk mobil lain?"
"Biasanya untuk mobil polisi menggunakan BMW, Porsche atau Audi, mobil bus atau ambulan menggunakan VW, tapi bus-bus atau mobil van polisi juga ada yang menggunakan VW. Bukan berarti semua kendaraan menggunakan merk-merk tersebut, itu hanya kebanyakan saja," Terang Sebastian panjang lebar sedangkan Chiara hanya mangut-mangut saja.
Obrolan mereka berhenti saat Sebastian memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran. Restoran tersebut terletak di dekat sungai Main dan pemandangan yang tersuguh sangat indah. "Kau akan lebih kagum setelah melihat dalamnya, ayo," Sebastian memasuki restoran dan Chiara mengikuti di belakangnya.
Sebastian benar, interior dalamnya sangat indah dan hangat. Dengan lampu yang temaram, kesan yang ditimbulkan restoran ini sangat romantis. Mereka memilih meja yang berada di dekat jendela dan memesan makanan. Mereka memesan steak dan sampanye.
"Aku senang akhirnya kau bisa mewujudkan mimpimu. Apa saja mimpi-mimpimu selama kau ada di Eropa?" Sebastian tersenyum dengan hangat. Sebastian mempunyai mata berwarna abu-abu terang, disekitar pupilnya ada guratan-guratan kuning, persis seperti halilintar. Tetapi saat ini warna kuning itu tidak terlihat dan pupilnya sedikit membesar.
"Ya, aku juga tidak menyangka. Negara ini berjarak ribuan kilo dari negaraku, aku tidak menyangka jika aku berada di negara yang sering disebut orang-orang dan sering aku lihat di TV. Kau tahu? Aku tidak peduli dengan apapun yang aku lakukan disini. Bekerja, berkuliah, atau hanya sekedar berlibur pun aku akan lakukan. Dan dengan mengikuti program ini, aku bisa tinggal di Jerman selama setahun dan mengelurkan uang dalam jumlah yang sama dengan hanya berlibur. Program ini adalah win-win solution untukku."
Melihat Sebastian memperhatikan ucapannya, Chiara tersenyum lalu melanjutkan "Aku ingin melihat Aurora Borealis di Swedia, aku ingin pergi ke taman terbesar di Eropa dan salah satu terbesar di dunia, dan aku ingin bermain ski di gunung Alpen. Oh ya, di Jerman aku ingin ke istana Neuschwanstein dan di Prancis, aku sangat ingin ke Disneyland!" Chiara menyebutkan tempat-tempat impiannya dengan tatapan mata yang penuh harapan dan semangat, melihat hal itu Sebastian tersenyum lembut ke arahnya.
"Kau harus tahu Chiara, kau adalah perempuan yang sangat hebat. Aku mengagumimu dan aku akan selalu mendukungmu," Sebastian lalu mengacak rambut panjang Chiara dengan gemas.
"Terima kasih, Ucup." Kemudian pesanan mereka pun datang dan mereka menikmati makan malam dalam diam.
Sebastian menepati janjinya, setelah berjalan-jalan dan menikmati musim gugur di tepi sungai Main, mereka kembali ke hotel dan tiba tepat pukul 9.17 malam. Efisiensi waktu yang patut diacungi jempol. "Chiara, maaf aku tidak bisa mengantarmu ke bandara besok karena aku sudah bekerja sejak 2 bulan lalu," Sesal Sebastian.
"Tidak masalah, aku akan menaiki taksi," Chiara tidak ingin membuat Sebastian khawatir, karena membuat Sebastian khawatir sama dengan membuat ibunya khawatir. Ia akan sangat cerewet dan terlalu berlebihan.
"Apakah Herr atau Frau Krieger sudah menghubungimu?" Sebastian sangat khawatir kepada Chiara, bagaimanapun juga ini adalah kali pertamanya pergi ke luar negeri dan ia sendirian.
"Sudah, mereka bilang jika besok Frau Krieger dan Anneliese yang akan menjemput. Herr Krieger harus bekerja dan Frau Krieger terpaksa izin bekerja karena Anne sangat antusias menyambutku."
Herr dan Frau Krieger adalah Gastfamilie yang akan menampungnya selama setahun kedepan. Mereka bertemu Chiara di website resmi Aupair 6 bulan yang lalu dan mereka merasa sangat cocok satu sama lain. Keluarga Krieger juga membayar setengah harga tiket Jakarta-Frankfurt dan membayar penuh tiket Frankfurt-Düsseldorf. Mereka sering berkomunikasi lewat Facebook, Whatsapp bahkan Skype untuk pendekatan dan Chiara berhasil mengambil hati keluarga itu, terutama Anne yang menginginkan sosok saudara perempuan yang bisa menjadi teman dan kakaknya. Mengingat keluarga Krieger, Chiara jadi tidak sabar ingin bertemu mereka.
Sebastian akhirnya merasa lega dan ia pamit pulang "Aku pulang sekarang. Pesawatmu besok pukul 1 siang kan? Pastikan kau tidak bodoh dan tersesat. Hati-hati di jalan, oke? Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu," Ucap Sebastian sambil mengelus kepala Chiara dengan lembut.
"Oke! Terima kasih untuk hari ini. Kau memang terbaik, Cup," Chiara memeluk Sebastian dan pria itu membalasnya.
"Auf Wiedersehen!" (sampai jumpa) Chiara mengucapkan salam perpisahan.
"Tschüß!" (sampai jumpa)
Chiara kembali ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi. Setelah membersihkan wajah dan menyikat gigi, ia langsung merebahkan diri di kasurnya yang hangat. 'besok Chiara, besok hidup barumu akan dimulai. Bersiaplah!' ujarnya dalam hati kemudian ia terlelap tidur.
***
12 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe, Chiara
ChickLit-COMPLETED- Chiara adalah seorang gadis biasa, berasal dari keluarga biasa, menjalani kehidupan yang biasa, tetapi memiliki mimpi yang luar biasa. Mimpinya satu, yaitu menginjakkan kakinya di negara yang dijuluki der Panzer. Negara tersebut tak lain...