I'd put a tear drop in the ocean. When you find it is when I'll stop loving you - Flirtoty on Instagram
***
Hari kedua, Chiara sudah bangun pukul 7 pagi lalu bersiap-siap. Hari ini Sebastian menyuruhnya bangun tidak terlalu siang karena mereka akan kembali ke rumah masing-masing siang hari. Sebastian sudah mengabari Chiara jika ia menunggunya di lobi dan wanita itu pun langsung bergegas meninggalkan kamarnya.
"Goedemorgen," ucap Chiara.
"Jangan sok berbahasa Belanda, aku tidak terkesan," cibir Sebastian tanpa mengalihkan pandangannya pada gadis yang berdiri di depannya, ia sibuk dengan ponselnya, padahal hal itu ia lakukan karena semalam, ia bermimpi tentang Chiara dan Rick sialan.
"Kau kenapa pagi-pagi sudah cemberut? Kau kira kau tampan hah?" ujar Chiara kesal karena merasa diabaikan.
Sebastian membawa pandangannya pada Chiara, "Kau kira aku jelek?" candanya sambil memajukan bibirnya.
"Ya, kau menjijikan. Ayo kita makan, aku lapar sekali karena tidak makan sejak kemarin!" Chiara memasang wajah memelasnya dan mau tak mau Sebastian menuruti permintaannya.
Mereka memutuskan untuk berjalan kaki, cuaca yang dingin tidak menghalangi mereka untuk berpetualang hari ini. Mereka memilih makanan Italia untuk sarapan kali ini, Chiara tak kuat membayangkan Lasagna yang lumer di lidahnya.
"Jadi, kau siap untuk hari ini?" Tanya Sebastian setelah keduanya menyelesaikan sarapannya.
"Tentu saja! Kalau tidak, aku masih ada di tempat tidur sekarang!" Jawab Chiara ketus.
"Baiklah, ayo kita mulai!" Ajak Sebastian dan baik Chiara maupun Sebastian langsung bangkit dari tempat duduknya dan bergegas meninggalkan restoran.
***
Setelah dalam perjalanan Chiara tidak henti-hentinya bertanya tentang tujuan mereka, sekarang gadis itu malah terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka. Ia sangat takjub dengan bangunan yang ada di depannya. Sebastian memberinya kejutan dengan mengajaknya ke Kölner Dom, gereja paling terkenal di Jerman. Didirikan pada tahun 1248, pengerjaan gereja ini membutuhkan waktu lebih dari 600 tahun. Dua tower yang menjulang tinggi nan indah dirampungkan pada tahun 1880. Gereja ini juga merupakan bangunan tertinggi kedua di kota itu.
"Hey, tutup mulutmu, kau memalukan sekali," ucapan Sebastian menyadarkannya dari rasa takjubnya.
"Eh? Kau tadi lihat lalat masuk tidak?" Jawab Chiara tidak kalah asal.
"Tadi naga masuk, naga di salah satu stasiun televisi Indonesia yang selalu kan ceritakan padaku," ujar Sebastian tanpa dosa.
"Uh-hahahaha aku merindukan film Tutur Tinular, kau bayi Bajang! Haha," Tawa Chiara meledak saat pria itu berkata tanpa rasa bersalah.
"Jika aku balas mengejekmu, kita tidak akan punya waktu untuk melihat-lihat tempat ini dan juga tempat-tempat lainnya." Mereka memang suka sekali beradu argumen dan saling melempar candaan, karena keduanya sama-sama memiliki selera humor yang lumayan tinggi. Lumayan untuk Sebastian, karena pria itu bisa sedikit-sedikit mengerti candaan receh Chiara, ia juga mengerti beberapa istilah-istilah bahasa Indonesia yang jika diterjemahkan, tidak akan lucu lagi.
Chiara melangkahkan kakinya menuju halaman bangunan, ia menutup matanya saat mendengar alunan indah yang dimainkan para pemusik jalanan. Harmonisasi nadanya membuat Chiara seperti sedang berada disebuah taman yang indah, sejuk, dan luas, ia merasa sangat damai. Ia adalah pecinta musik klasik dan sangat menyukai gubahan Johann Sebastian Bach yang berjudul Adagio, BWV 974. Nadanya yang terdengar sedih, putus asa, merana dan frustasi membuat hatinya tersayat-sayat setiap kali ia mendengar lagu itu, tak jarang ia menangis saat mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe, Chiara
Chick-Lit-COMPLETED- Chiara adalah seorang gadis biasa, berasal dari keluarga biasa, menjalani kehidupan yang biasa, tetapi memiliki mimpi yang luar biasa. Mimpinya satu, yaitu menginjakkan kakinya di negara yang dijuluki der Panzer. Negara tersebut tak lain...