BAB 29

3.7K 298 20
                                    

Media: one last cry by Brian McKnight (wajib diputer biar feel-nya dapet, hehe)

***

I wanna be your favorite hello and your hardest goodbye- xx

***

Jam menunjukkan pukul 11 malam saat Rick diam-diam masuk ke kamar Chiara. Ia menatap kekasihnya yang masih berbaring, gadis itu sudah sadar dari pingsannya beberapa saat lalu, tetapi sekarang Chiara sedang tertidur.

Setelah menangis selama hampir 2 jam, gadis itu nampaknya kelelahan dan butuh istirahat. Beruntung Frau Krieger mau mendengarkan cerita Chiara tentang seberapa dekat hubungannya dengan neneknya dan betapa khawatirnya ia terhadap keadaan neneknya tersebut. Setidaknya Chiara butuh seseorang yang menenangkan dan mendengarkannya.

"Chiara, aku masih sangat mencintaimu, tapi kau sudah sangat melukaiku, melukai hati dan harga diriku. Bagaimana kau bisa dengan teganya bermain di belakangku? Padahal selama ini aku selalu berjuang untuk segera pulih, agar aku bisa menjagamu dan diandalkan olehmu. Kau malu ya punya kekasih sepertiku?" Ucap Rick sambil mengelus puncak kepala Chiara pelan. Jujur, ia kadang merasa keterlaluan, tetapi ego lelakinya mengalahkan segalanya.

"Chiara, aku tau aku pecundang. Aku menggunakan Imogen sebagai alatku untuk membalas dendam. Kau bisa melakukan hubungan hina itu dengan pria lain, dan aku pun bisa. Bagaimana perjalanan liburanmu kemarin? Pasti asyik karena kau bilang kalau kau selalu dibuat puas dan melayang," Lanjutnya.

Rick menghembuskan nafas kasar. Hatinya sakit saat mendengar ucapan-ucapan Chiara. Padahal ia sudah menunggu momen spesial itu untuk melamar Chiara, tetapi harapannya kosong. Lamaran itu tak pernah ada, kebahagiaan itu pun juga tak pernah ada.

Ia memberi kecupan ringan di dahi Chiara sebelum meninggalkan kamar. Ia memang masih mencintai gadisnya, tetapi disaat yang sama, ia juga membencinya. Sangat amat luar biasa membencinya sekali.

***

Paginya, Chiara harus dapat bersikap profesional. Ia melakukan tugasnya seperti biasa, walaupun pikirannya tak tenang. Ketika ia bangun pagi tadi dan merasa lebih baik, ia menghubungi ibunya dan menanyakan keadaan neneknya. Ternyata neneknya mengalami komplikasi penyakit maag, gagal ginjal, dan darah tinggi.

Ia menyiapkan sarapan untuk keluarga Krieger. Sepertinya Rick tidak akan ikut sarapan pagi ini, tetapi Chiara tetap menyiapkan makanan untuk Rick. Sekecewa apapun ia terhadap kekasihnya, ia masih tetap memikirkan kesehatan pria itu. Ia tidak mau Rick-nya mengabaikan kesehatannya. Selama ini memang Chiara selalu membuatkan Rick makanan, menyiapkan obat-obatnya, mengantar check up ke rumah sakit, dan tentu saja menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari. Ia memang terlihat seperti pembantu, tapi ia ikhlas melakukannya karena Rick adalah kekasihnya. Tetapi setelah kejadian yang tak ia mengerti itu, Rick menjauhinya. Walaupun ia masih tetap memakan makanan dan obat-obatan yang Chiara siapkan, pria itu tetap tidak menghiraukan Chiara dan memilih untuk menghindar.

"Chiara, bagaimana keadaanmu? Lalu bagaimana nenekmu?" Tanya Herr Krieger.

"Aku baik-baik saja, hanya saja nenekku tidak menunjukkan perkembangan apapun. Aku khawatir," Jawab Chiara dengan nada sedih.

"Aku mengerti, aku juga pasti akan khawatir sepertimu," Ujar Herr Krieger setuju.

"Lalu apa rencanamu sekarang?" Tanya Frau Krieger.

"Aku tidak tahu, Marie. Aku bingung," Jujur Chiara, "Aku sudah meminta ibuku agar melaporkan segala perkembangannya."

"Apakah kau ingin pulang?" Kali ini Frau Krieger yang bertanya.

Liebe, ChiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang