BAB 27

3.1K 238 29
                                    

Media: Nordpark

Being broken-hearted is like having broken ribs. On the outside, it looks like nothing's wrong, but evey breath hurts. - Tumblr

***

Apa yang harus Chiara lakukan jika Rick adalah orang yang sangat ingin ditemuinya tetapi juga merangkap sebagai orang yang paling tidak ingin ia temui? Gadis itu merasa bingung dengan sikap Rick. Pria itu menghindarinya dan memandangnya dengan tatapan yang paling menghina yang pernah ia dapatkan. Ia ingin kekasihnya itu sedikit gentle dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana Chiara paham akan situasi ini, jika pria itu saja selalu menghindarinya? Padahal, Chiara berharap jika Rick mau bersikap dewasa dan menyelesaikan masalah ini.

Yang membuat Chiara semakin kesal, Rick menjadikan Imogen sebagai tameng agar ia tidak bisa menemuinya. Setiap hari, Chiara harus berbesar hati menerima kenyataan, bahwa ia selalu diusir Imogen setiap ia mencoba masuk ke kamar Rick dan membuka pembicaraan.

Hari ini, keluarga Krieger akan kembali dari liburannya, Chiara tidak tahu apa yang akan dikatakannya kepada Herr dan Frau Krieger saat mereka menanyakan apa yang sedang terjadi, karena Chiara benar-benar tidak tahu.

Chiara sudah lelah menangis, mukanya sudah terlihat mengerikan karena terlalu banyak memproduksi air mata. Dan Rick, di sisi lain, malah terdengar tertawa bersama Imogen. Sakit sekali rasanya mendengar tawa bahagia itu. Ia merindukan Rick-nya yang dulu, yang selalu tersenyum atau tertawa, manja, dewasa, melindungi, dan menyayanginya.

Saat jam menunjukkan pukul 2.15 siang, ia mendengar pintu utama dibuka, dan ternyata, keluarga Krieger telah tiba. Karena tidak menemukan siapapun, maka Frau Krieger berinisiatif mengetuk pintu kamar Chiara.

Tok..tok..tok..

"Chiara? Apa kau di dalam?" Tanya Frau Krieger.

Chiara yang panik pun langsung menghampiri cermin dan melihat semengerikan apakah dia. Dan memang, ia terlihat sangat memprihatinkan. Ia tidak ingin menjawab Frau Krieger karena penampilannya yang mengenaskan, tetapi rasanya tidak sopan jika ia diam saja.

"Chiara?" Panggil Frau Krieger lagi.

Chiara pun langsung menjawab, "Ya, Marie? Tunggu sebentar," Kemudian ia merapikan diri dan berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya.

Tetapi, usahanya sia-sia saat melihat Frau Krieger berdiri di depan pintunya dengan raut wajah yang terkejut. Wanita itu langsung menarik Chiara ke pelukannya tanpa bertanya apa yang sedang terjadi. Chiara pun menangis di pelukan Frau Krieger yang notabene adalah kakak dari kekasihnya, orang yang sekarang membencinya, yaitu Rick.

"Marie..." Ucap Chiara disela-sela isakannya. Ia melepas pelukan Frau Krieger dan menghapus air matanya yang tidak berhenti jatuh.

"Sshh," Jawab Frau Krieger. Ia pun menggiring Chiara kembali ke kamar, menyuruhnya duduk dan menutup pintu, "Menangislah sepuasmu," Terusnya.

Chiara pun memeluk Frau Krieger lagi dengan erat dan menumpahkan semua perasaannya. Ia butuh seseorang untuk mendengarkan isi hatinya.

"Marie.. Aku.. Aku.." Chiara tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia benar-benar tidak sanggup untuk berbicara.

"Shh, tidak apa-apa, aku disini," Ujar Frau Krieger menenangkan.

Momen itu pun berlangsung selama hampir 1 jam dan Frau Krieger meninggalkan Chiara di kamar untuk beristirahat.

***

Liebe, ChiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang