MCIB #1

3.2K 199 168
                                    

“Kyra!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kyra!!”

Suara Ibu Frisca memenuhi seluruh isi ruang BK.  Kedengarannya seperti komando tentara yang sedang memarahi anak buahnya. Marah. Itulah yang dirasakan beliau sekarang.

Kyra sudah tidak tahu, berapa lamakah ia akan terus berada di dalam ruang BK? Mendengar seluruh ucapan yang tiada ujungnya. Ditambah, ruang BK yang kecil dan suhu yang kian dingin. Membuat dirinya untuk memilih mati sekarang.

   “Kyra Febiola, apa kamu mendengar saya?!”

Kenyataannya, Kyra belum mati sekarang. Sampai saat ini, ia masih bisa mendengar suara lengkingan guru BK SMA Cendikia. Beliau yang dikenal tegas kepada setiap anak yang masuk ke ruang terkutuk ini.

Kyra mulai bersuara, “I-Iya, Bu.”

Bu Frisca kembali menatap tajam ke arah Kyra. Dan seketika saja, tatapannya membuat Kyra menjadi takut. Takutnya, Bu Frisca akan berubah seperti monster gila yang ada di televisi. Lalu beliau menggebrak meja dan memajukan wajahnya untuk terus menatapku.

“Kamu selalu terlambat, melulu. Sudah berapa kali kamu terlambat, Kyra? Sudah lebih sepuluh kali kamu terlambat masuk sekolah. Sepuluh, nak!! Ditambah, kamu sudah hampir dua kali lipat tidak ada keterangan dari orang tuamu. Dan sekarang, kamu telah mendapatkan poin hampir sama seperti Gibran itu!!”

Tampaknya, Ibu Frisca mengambil nafas setelah berbicara tiada hentinya. “Mau berapa kali poinmu harus ibu tambah??”

Kyra menelan ludahnya, “E-enggak, Bu.”

Apa sulitnya, sih, Bu? Mengampuni dan mengijinkan Kyra keluar lebih cepat dari ruangnya ini? Ia sungguh bosan. Lagipula, Kyra punya alasan tersendiri mengapa dirinya kerap kali terlambat bahkan membolos sekolah. Alasan yang pertama, terkadang bus yang biasa dia tumpangi untuk pergi sekolah sering kali terjebak macet. Kedua, terkadang ayah tiba-tiba sakit dan Kyra harus merawatnya. Dan yang terakhir, Kyra sering terlambat bangun karena malam sebelumnya dia harus bekerja lembur dan ia kelelahan.

Ya, memang. Kyra sudah lama bekerja paruh waktu di restoran, sudah hampir setengah tahun. Restoran mewah bintang lima yang berada di pusat kota Jakarta. Disana, ia bekerja menjadi seorang pelayan para tamu. Dan seusai pesta besar, dia harus bekerja lembur sebagai seorang tukang cuci piring restoran.

“Saya janji, deh, tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Kyra sembari menundukkan kepalanya berkali-kali. “Bolehkah saya keluar, saya masih ada kelas, Bu.”

Kini, Bu Frisca kembali menggebrak mejanya untuk ke sekian kalinya. Lalu ia memelototi Kyra dan sekali lagi itu membuat Kyra ketakutan. “Tidak ada pengampunan.” Bu Frisca menarik nafas panjang. “Sepulang sekolah, kamu harus membantu Bu Rica merapikan seluruh buku di perpustakaan. Jangan sampai terlambat, apalagi mencoba kabur!”

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang