#MCIB 28

444 23 0
                                    

SENIN pagi ini cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SENIN pagi ini cerah. Tapi, ada saja hal yang membuat Kyra kesal pagi-pagi. Bukan karena Mikha terus menerus meneleponnya. Kali ini, bus yang biasa ia naiki menuju sekolah belum lewat kembali. Adapun lewat, pasti bus itu sudah dipenuhi penumpang bejibun. Jika harus naik ojek, ia harus mengelurakan ongkos dua kali lebih besar dibandingkan naik bus.

Sebentar lagi, bel masuk sekolah akan berbunyi dan pasti gerbang akan ditutup di sepuluh menit kedepan. Mau-tidak-mau, Kyra harus berlari menuju sekolah dengan waktu yang ada. Memang, ini akan membuat tubuhnya harus mengeluarkan energi lebih banyak dan siap-siap saja seragam sekolahnya akan basah oleh keringat. Ya, daripada ia harus mendapatkan poin cantik dari Bu Frisca dan mendapat surat peringatan.

Beberapa kali, gadis itu berhenti sesaat. Mengatur napasnya perlahan dan kembali melanjutkan larinya. Satu dua kali, ia mengeluh karena bus itu tidak datang-datang. Ia melirik jam tangan di lengannya, sialnya waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima.

'Ya Tuhan, siap-siap aku dalam bahaya lagi,' batin Kyra. Lantas ia berdoa agar ada suatu keajaiban menghampirinya kali ini.

Beberapa detik kemudian, keajaiban itu datang. Kyra mendengar klakson kendaraan yang sudah tidak asing di pendengarannya.

"Kyra, ayo naik!" kata seorang laki-laki. "Nanti terlambat."

Benar, itu Aaron. Laki-laki bermotor besar kini berada tepat di sisinya.

"A-Aaron??!!" Kyra mengerjap matanya, masih tidak percaya.

"Buruan naik motor gue. Gue bakal anterin lo ke sekolah. Kasian gue ngeliat lo jalan kaki."

Gadis berkucir kuda itu masih belum sepenuhnya percaya. Doanya langsung terjawab begitu saja. Kyra bertemu dengan Aaron di jalan menuju sekolah dan laki-laki itu bersedia memberikan tumpangan padanya.

"Gapapa?" tanya Kyra yang masih sedikit ragu. Takut kalau nanti setibanya di sekolah, ia akan dihadang gadis berambut pirang Bianca itu. Bisa-bisa saja, nanti ia akan dihina, dicaci maki, dan malah berurusan dengan Bu Frisca lagi.

"Kyra," panggil laki-laki itu di balik helm fullface-nya, mencoba menyadarkan lamunan Kyra. "Ayo naik!! Kalo gamau ya sudah gue...."

"Eh, tunggu." Lantas Kyra loncat dari trotoar, berdiri di depan motor Aaron dan merentangkan tangannya lebar-lebar. "Stop! Aku naik sekarang."

Setelah Kyra benar-benar sudah duduk di belakang Aaron dan memeluknya erat, mereka sudah sampai di depan sekolah. Beruntungnya, satpam berbadan besar yang selalu memajukan waktu tutup gerbang lebih cepat itu ternyata sedang sakit. Kini penjaga gerbang digantikan oleh satpam kurus yang berbaik hati masih membukakan gerbang hingga lima menit sesudah bel masuk sekolah.

"Udah, buruan turun," ucap Aaron setelah menemukan parkiran motor yang kosong. "Jalan duluan kalau enggak mau dilihat Bianca."

Dengan terburu-buru, Kyra turun dari motor Aaron. Ia merapikan seragamnya dan kucir kudanya. Gadis itu mengeratkan tas punggungnya dan berkata, "Roo, makasih, ya."

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang