SESAMPAINYA di rumah sakit, ayah Kyra langsung dibawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama. Tidak sedetikpun, ia meninggalkan ayahnya yang lemah tidak berdaya. Ia berharap dapat selalu disisinya sampai ayahnya benar-benar sadar, namun pegawai rumah sakit melarangnya.Dengan pasrah, gadis itu memilih menunggu ayahnya di ruang tunggu rumah sakit. Kyra mulai mengatur napasnya dan menghapus sisa air matanya. Sepasang mata mulai menatapnya aneh dan kasihan. Ia memperhatikan sekilas penampilannya, kini ia terlihat buruk dengan gaun lusuh, rambut berantakan, dan make-up luntur karena tangisannya Sialnya, ia tidak memakai benar jas pemberian Aaron sehingga ia merasa kedinginan di ruangan itu.
"Kamu, nak Kyra, bukan??"
Kyra langsung menoleh ke seseorang yang memanggilnya. Seorang polisi berumur empat puluhan berdiri sembari membawa dua gelas minuman hangat. Pria itu duduk di sebelah Kyra dan memberikan salah satu gelas padanya, "Ini, buat kamu. Ambilah...."
Gadis itu menatap saksama wajah polisi itu, lalu meraih pemberiannya dengan kedua tangan. Setelah mengangguk berterima kasih, Kyra perlahan menyeruput gelas itu. "Aw.... Panas."
"Pelan-pelan, nak." Pria itu mengingatkan sambil menyodorkan tisu. Beberapa menit mereka saling diam, akhirnya polisi itu angkat bicara.
"Nak Kyra, nanti ikut saya ke kantor polisi, ya."
Sontak, hal itu membuat Kyra bingung. "Kenapa saya harus ke polisi pak?"
Polisi itu menoleh pada Kyra. "Kamu harus ikut saya ke polisi. Ini penting. Kamu harus mewakili seseorang."
Mendengar ucapan polisi itu, Kyra teringat akan kondisi Mikha yang kritis. Mungkin, ia harus mewakili Mikha karena tidak dapat datang ke kantor polisi. Menceritakan seluruh kejadian yang menimpa laki-laki itu di The Classical kemarin malam. Tanpa ragu-ragu, ia mengikuti polisi itu.
[MCIB]
Hari mulai subuh saat mobil polisi memasuki halaman kantor polisi. Polisi itu segera memarkirkannya dan membukakan pintu bagi Kyra. Kondisinya sudah stabil, walaupun masih kurang baik. Tubuhnya masih kelelahan karena ia hanya sempat tidur sementara di mobil.
Polisi itu mengajaknya ke sebuah ruangan yang penuh dengan bilik-bilik meja komputer. Ia menyuruh gadis itu duduk di bangku panjang dan menunggu sebentar. Sementara, polisi itu berbicara kepada salah satu petugas wanita dibalik komputer. Beberapa kali, kedua orang itu melirik Kyra, seperti menunjukkan ada suatu informasi pada dirinya. Tentu, itu membuat ia merasa terganggu.
Untung saja, itu tidak berlangsung lama. Polisi itu membawanya ke sebuah ruangan berbeda dari yang tadi. Harus melewati lorong sempit nan dingin agar dapat mencapai tempat itu. Sampai akhirnya, mereka sampai di depan sebuah pintu.
"Nak, silahkan masuk...."
Mendengar ucapan polisi itu lantas membuatnya bingung. Apa hanya ia saja yang diperbolehkan masuk ke ruangan itu. Memangnya, di balik ruangan itu ada siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅
Teen Fiction#1 of Teenagers Life Series. Pernahkah kamu bertemu dengan seorang yang asing? Bahkan orang asing itu harus tinggal bersama dirimu? Itulah yang dirasakan Kyra Febiola, seorang gadis sederhana yang bertemu Mikha, orang asing yang katanya lupa inga...