#MCIB 21

548 26 0
                                    

     "MIKHA, itu siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "MIKHA, itu siapa?"

     Laki-laki yang merasa terpanggil namanya segera menoleh ke sumber suara itu. Ternyata, itu Kyra. Gadis yang ditunggunya sedari tadi.

      "Mikha, itu siapa?" tanya Kyra sekali lagi sambil menatap ke arah orang asing itu kini pergi menjauh. Alisnya bertautan dan matanya menyipit, mencoba mengenali siapa sosok itu. "Kamu kenal?"

      "Itu, Ab--." Ah, sial, Mikha menyebutnya. Karena teringat pesan Abi untuk merahasiakan kedatangannya tadi. Lalu dia mengalihkan pandangannya dari Kyra. "Enggak jadi. Lupakan saja."

      Karena kepekaan pendengaran Kyra yang mendengar samar-sama nama kakaknya lantas berkata, "Siapa? Abi maksud kamu?" Dia hanya ingin tahu, siapa orang yang bertemu dengan Mikha tadi.

      Mikha menggaruk kepalanya dan tidak berani menatap jelas. "Bukan, kok. Aku gak kenal dia. Dia juga bukan siapa-siapa, kok." Hampir saja dia mengucapkan nama Abi. Ia tidak ingin memberitahukan hal ini kepada Kyra sekali pun dia memaksa. Dan ia mencoba mencari topic pembicaraan lain yang dia harapkan bias mengalihkan pikiran Kyra.

     "Itu apa yang kamu pegang?"

     "Oh... ini," jawab Kyra sambil mengangkat kantong plastik ini. "Ini makanan yang aku beli saat pulang. Katanya, kamu udah bosen makan masakan aku terus. Jadi, aku beli ini, deh."

     Mikha mengembangkan senyumnya. Sekarang, ia benar-benar merasa lapar. Ia segera meraih cepat kantong makanan yang dipegang Kyra lalu hendak masuk ke rumah. "Ayo kita masuk, lalu makan...."

     Spontan Kyra memukul pundak kiri Mikha. "Yeee, makan aja nomer satu."

     Sontak, itu membuat Mikha meringis kesakitan karena tangannya yang masih dalam pemulihan dipukul Kyra.

[MCIB]

     "Cepat, Kyra...."

     Mikha sudah cukup lama menunggu Kyra untuk membawakan makanan. Tampaknya, Kyra agak kesulitan untuk menyiapkan makan malam. Tetapi, gadis itu telah selesai dan membawa piring makanan itu ke meja.

     Hari ini, mereka makan makanan restoran china. Di sana, sudah terdapat semangkuk capcay, sepiring fhuyunghai, dan mie seafood goreng. Harum dari makanan ini langsung menyeruak masuk ke hidung, membuat mereka kini menjadi benar-benar lapar. Ditambah asap yang masih mengepul, pertanda kalau makanan ini masih hangat dan jangan sampai dilewatkan.

     Karena Mikha sudah benar-benar lapar, ia ingin mencicipinya sedikit. Namun...

     "Hey." Kyra menepis tangan Mikha agar menjauh dari piring saji. "Sabar dulu. Gak bisa sabar, ya?" Lalu ia memberikan piring nasi pada Mikha. "Ini, makan sendiri."

     "Kyraaaa...," seru Mikha. "Kamu liat, kan, kalau tangan aku begini. Aku susah makan sendiri. Suapin..."

     Kyra berdecih. "Tadi aja makan bakso bisa sendiri. Masa makan nasi gak bisa?"

     "Kyraaaa.... Tadi aja pas aku makan pakai tangan kanan aja gemeteran. Kamu tau, kan, kalo aku kidal." Mikha tampak berpasrah diri. "Mau ya, Ra??"

     "Iya," jawab Kyra sewot. "Tapi inget, jangan manja kayak gini lagi kalau sudah sembuh."

     Mikha tersenyum dengan penuh kemenangan. Dan dia merasa bahagia bisa bersama dengan Kyra lagi.

[MCIB]

     Malam ini hujan lagi.

     Padahal, pada sebuah program berita di TV mengatakan bahwa hari ini akan cerah. Namun, prediksi manusia sering kali salah. Kenyataannya hari ini hujan dan hujan itu makin deras. Air hujan turun tiada henti, menghasilkan suara yang makin keras. Ditambah datangnya kilat dan petir bertubi-tubi.

     Sekarang sudah pukul sembilan malam, waktunya mereka untuk tidur. Mikha hanya tinggal memejamkan mata. Tetapi, ia mendengar suara panggilan Kyra.

     "Mikh... Mikh...."

     Mikha segera menoleh ke arah Kyra. Ternyata gadis itu sedang menggigau. Tampaknya, dia mengalami ketakutan yang sama seperti hari yang kemarin. Ia juga melihat pelipisnya mulai berkeringat dan bibirnya sedikit membeku biru.

     "Mikh... Mikh...."

     Kini Mikha khawatir. Ia sangat khawatir melihat kondisi gadis itu sekarang. Yang harus ia lakukan sekarang adalah memenangkannya. Saat ia berusaha untuk membelai rambut gadis itu....

     "Mikh... Aku takut...."

     Mendengar resah hati Kyra saat tidur, membuat Mikha merasa iba. Dia segera mendekatkan tubuhnya dengan Kyra. Perlahan, ia menggeser tempat tidurnya mendekati Kyra. Dan ia tidur tepat di sampingnya. "Aku ada disini, kok, Ra."

     "Mikh...," ucap Kyra lagi. "Ayah... Belum pulang...."

     "Iya, bukannya ayah masih kerja?"

     "Enggak, Mikh..." Kyra mencoba menatap mata Mikha, "Ayah kehujanan... Sekarang."

     Karena rasa khawatirnya Kyra terhadap ayahnya, ia segera menyusul ayahnya. Ia bangun, lalu mencari-cari payung yang berada di dekat lemari. Dan setelah ia mendapatnya, ia berpamitan pada Kyra.

     "Ra... Sabar, ya. Aku jemput ayah sekarang."

     Kyra mengangguk samar. Namun saat Mikha ingin bangkit, gadis itu meraih tangan Mikha.

     "Hati-hati, Mikh."

     Dan laki-laki itu cepat-cepat menyusul ayah Kyra di halte.

[MCIB]

      Benar. Sekarang hujan semakin deras.

      Mikha berlari secepat mungkin tanpa menghiraukan hujan yang terus turun. Beberapa kali, ia harus melompati genangan di jalan. Kini, pakaian hampir basah sebagian. Namun, ini tidak melunturkan niatnya untuk segera menyusul ayahnya.

      Sesampainya di depan gang, Mikha dapat melihat ayah Kyra sedang berteduh di halte. Walaupun ia hanya melihat dari seberang jalan. Saat ia mencoba untuk menyebrang, tiba-tiba...

      Citt....

      Sebuah mobil sedan kini berhenti tiba-tiba. Itulah yang membuat Mikha kehilangan keseimbangan tubuhnya dan akhirnya terjatuh. Bajunya kini basah seluruhnya. Tetapi, Mikha tidak menghiraukannya dan langsung mengambil payungnya yang jatuh. Ketika dirinya ingin mengambil payung yang masih terbungkus, ia melihat seseorang berdiri di hadapannya.

      "Nak... Apakah kamu baik-baik saja?"

       Mikha merasa, ia tidak asing mendengar suara itu. Ia mencoba untuk mendongak ke arah lawan bicaranya, dan benar saja.

       Itu, ayahnya. Benar-benar ayahnya.

      "Mikha...." pinta pria itu yang langsung berlutut di depan Mikha. Ia melemparkan tatapan penuh kekhawatirannya. Seperti apa yang dilakukan Mikha pada Kyra. Pria itu berusaha untuk meraih wajah Mikha, tetapi...

      "Pergi... Sana," teriak Mikha. Lantas itu membuat ayahnya terkesiap. Mikha tidak kuasa melihat wajah ayahnya lagi. Dan ia segera bangun dan meninggalkan ayahnya.

      Kini, ayahnya kembali kehilangan jejak anak kesayangannya. []

***

Kepo gak sih kalian sama part selanjutnya?

Kalo kepo, kasih komen yang banyak dong. Oke.

Dec 3, 2017

Jtr, bumi setelah Bandung.

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang