MCIB #10

825 52 22
                                    

       Mikha datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Mikha datang.

       Laki-laki bertubuh besar itu menghampirinya, lalu mendorong Bianca hingga tersungkur. Kyra terbelalak saat Mikha seberani itu menjatuhkan tubuh Bianca. Dan Bianca berusaha bangun dan dibantu oleh Chelsa dan Irana. Mereka dapat melihat dagu Bianca yang kini mengeluarkan banyak darah.

        "Fuck you, man!!" umpat Bianca yang kemudian meraih bagian leher Mikha dan mendorongnya. Ternyata, dibalik wajahnya yang cantik, gadis itu tidak dapat berbicara dengan sopan. Bianca terus mendorong Mikha hingga membuatnya dan Mikha tersungkur bersama di dekat tempat sampah.

         Kini, tubuh Bianca berada tepat di atas Mikha. Dan Mikha terpaksa terjebak dalam situasi ini untuk yang kedua kalinya. Dengan cepat, Mikha menyingkirkan Bianca dan bangun.

         Bianca terpaksa merasakan sakit untuk kedua kalinya saat tubuhnya dijatuhkan oleh Mikha. Lalu ia berteriak, "Guys. Tolong gue!!"

         Chelsa dan Irana segera berlari menghampiri Bianca, lalu membantunya bangun. Bianca berusaha untuk berdiri sempurna, namun Kyra dapat melihat kakinya yang gemetaran. Dan ia berjalan ke arah Mikha.

          "Lo beraninya sama cewe ya," teriak Bianca tepat di depan wajah Mikha. Dan kini Bianca marah bukan hanya kepada Kyra, tetapi juga Mikha. Lalu ia menoleh kea rah temannya, "Lo kenal siapa dia???"

         Chelsa tampak menoleh ke arah Irana. Sedangkan Irana hanya menggeleng. Dan Bianca terlihat meruntuki dirinya sendiri.

         Mikha dapat melihat wajah Bianca dengan jelas. Seketika pikirannya melayang jauh ke belakang. Mencoba mengingat-ingat siapakah gadis yang kini berdiri di hadapannya. Dan mungkin saja, mereka memang pernah bertemu.

       Namun saat Mikha ingin memanggil namanya, seorang guru datang menghampirinya.

[MCIB]

        "Kyraaa!!!"

        Suara itu kembali terdengar dan memenuhi seluruh penjuru ruang BK. Suara yang sebenarnya sudah bosan Kyra dengarkan. Namun dia terpaksa mendengar teriakan melengking itu karena dirinya terjebak dalam suatu masalah.

        "Kyraaa!! Apa kamu dengan saya??!" ucap Bu Frisca dengan suara yang kian meninggi. Tampaknya, Bu Frisca sudah lelah dengan sikap Kyra.

        "I-iya, bu," jawab Kyra terbata-bata. Dirinya tidak berani menatap wajah Bu Frisca.

        Bu Frisca menaruh sebuah penggaris besi ke bawah dagu Kyra, lalu mengangkatnya. Sehingga beliau dapat melihat wajah bersalah Kyra. "Kalau ibu bertanya, kamu cepat jawab!!!"

        Kyra pun terpaksa harus menatap wajah sangar yang dimiliki Bu Frisca. Pantas saja, anak-anak tidak mau bertemu dan apalagi berurusan dengan beliau. Ini rasanya seperti di sidang.

        "Ma-ma-af, Bu. Saya yang salah."

        "Ya, memang lo yang salah, Ra!!" sahut seseorang dengan nada sewot. Orang yang duduk tepat disamping Kyra adalah Bianca. Gadis itu memang sedari tadi mencari kesempatan untuk menyalahkan Kyra.. "Lo yang duluan bikin masalah!!"

         Bu Frisca menatap tajam Bianca, "Kamu gak usah saling nuduh." Kini pandangan Bu Frisca beralih kea rah Bianca. "Kamu juga salah, Bianca."

         "Lah, ibu," elak Bianca tak terima. "Dia yang mulai duluan." Lalu ia menunjuk ke arah Mikha yang sedang duduk diam agak jauh dari mereka berdua. "Dan dia yang memukul saya hingga jatuh. Ibu bisa lihat, kan, luka saya?"

           Bu Frisca melihat perban yang terpasang di dagu Bianca. "Itu tidak separah daripada masalahmu ini, nak." Kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke buku besar yang ada di hadapannya, lalu menelusuri setiap kalimatnya. "Kalian berdua telah melanggar pasal ... yang berbunyi...."

            Kyra dan Bianca terpaksa mendengar setiap kata yang diucapkan Bu Frisca mengenai pelanggaran-tata-tertib-di-SMA-Cendikia-dan-hukumannya. Dan baru pertama kali Kyra mendengar pasal ini, biasanya Bu Frisca membacakan pasal mengenai siswa yang terlambat masuk sekolah.

           "Kalian ngerti??!!" Tiba-tiba, Bu Frisca menutup buku tebal itu dengan keras. "Ngerti, tidakk??!!"

           "Nge-nger-ti, Bu," ucap Kyra dan Bianca hampir bersamaan.

           "Oke." Bu Frisca menangguk, "Urusanmu sudah selesai, Bianca. Sekarang kamu boleh ke kelas."

           Belum Bu Frisca menyelesaikan kalimatnya, gadis itu sudah pergi dengan angkuhnya.

[MCIB]

           "Mau berapa poin lagi yang akan kamu tambahkan agar kamu bisa keluar?"

           Kyra berusaha untuk mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan ini. Memang, sejak kelas sepuluh Kyra sudah hobi mengoleksi poin hukuman. Biasanya ia mendapatkan poin karena melanggar pasal mengenai keterlambatan, salah seragam, dan bertengkar. Sekarang poinnya bertambah karena telah membawa orang asing ke sekolah.

           "Kamu hobi banget ya ngoleksi poin. Sama seperti Gibran. Kamu ingin sama seperti dia?" tantang Bu Frisca.

            Sekedar informasi, Gibran adalah salah satu anak SMA Cendikia yang sering keluar masuk ruang BK. Dia satu tingkat dengannya, namun tidak satu kelas. Alasannya pasti selalu jumlah ketidakhadirannya di sekolah. Ia mengetahui dari desas desus gosip para guru dan penjaga kantin. Dan ia dengar-dengar, dia sudah masuk daftar black-list sekolah.

            "E-eng-gak, Bu," sahut Kyra dengan menggoyang-goyangkan tangannya. "Jangan, Bu. Jangan panggil orang tua saya."

            "Lah, memang kenapa kalau saya panggil orang tua kamu??" balas Bu Frisca tidak terima. "Kalo memang sudah kebangetan, ya saya harus panggil."

            "I-buuuu." Kyra memohon pada Bu Frisca. "Saya janji deh, gak bakal lakukan lagi. Ibu boleh kasih hukuman saya apa saja. Asalkan Ibu jangan panggil ayah saya."

             Bu Frisca tampak luluh saat melihat wajah Kyra yang memelas. Lalu ia mengarahkan penggaris besinya kea rah Mikha, "Sekali lagi kamu bawa anak itu, habislah kau."

            Dan Kyra dapat merasakan kelegaan dalam hatinya.

[MCIB]

           Kyra segera keluar dari ruang BK itu dan meninggalkan Mikha begitu saja. Dia masih saja kesal dengan Mikha. Mengapa dirinya harus datang dan menganggunya di sekolah? Padahal, Mikha sudah menganggu dirinya sejak kemarin. Rasanya ia ingin menyingkirkan Mikha dari muka bumi ini.

           Mikha baru menyadari saat Kyra keluar dan segera menyusulnya. Namun gadis itu melangkah cepat sekali. Ia harus berlari, lalu ia dapat menggapai lengan Kyra. Dengan cepat, dirinya memblokade jalan Kyra.

"Ky, maafin aku, Kyr."

          Tampaknya, amarah Kyra sudah mengubah wajahnya menjadi merah. Dan hal itu tepat untuk diberikan kepada Mikha. "Gak usah minta maaf. Minggir!!"

          Kyra berusaha untuk menggeser tubuhnya, namun tidak berhasil. Saat ia mencoba mencari jalan lain, Mikha terus menutupi jalannya. Sepertinya Mikha belum puas dengan ucapannya.

          "Mau lo itu apa sih??!!" Kini ia benar-benar marah. Tidak biasanya Kyra menggunakan kata lo, kecuali saat dia sangat marah. Lalu ia menyingkirkan tubuh Mikha, "Gue pusing ngurusin lo!!"

           Saat Mikha ingin meraih tangan Kyra, gadis itu sudah pergi menjauh.[]

***

Next chap?

May, 29th 2017

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang