#1 of Teenagers Life Series.
Pernahkah kamu bertemu dengan seorang yang asing? Bahkan orang asing itu harus tinggal bersama dirimu?
Itulah yang dirasakan Kyra Febiola, seorang gadis sederhana yang bertemu Mikha, orang asing yang katanya lupa inga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasanya Mikha ingin menumpahkan segala rasa sesaknya. Dimarahi oleh Kyra itu membuat hatiny menjadi sedih dan terluka. Ditambah, Kyra yang memang kelihatan amat marah karena hari ini ia telah membuat hari gadis itu bertambah buruk.
Mikha berjalan tanpa arah. Ia sebenarnya ingin kembali ke rumah Kyra. Tetapi ia takut bila bertemu Kyra. Takut gadis itu kembali marah dan mengusirnya. Hatinya masih sedih. Maka dia memutuskan untuk mencari tempat untuk menenangkan dirinya sebentar.
Hari kian malam dan udara makin mendingin. Ditambah anginnya yang bertiup sekencang kemarin. Ia tidak menghiraukan keadaan sekitar dan terus berjalan melewati sisi samping lapangan sepak bola. Pikirannya kosong karena hatinya masih sakit. Tiba-tiba, Mikha melihat sebuah cahaya terang dari depan. Dia takut akan ada seorang malaikat menjemput dan membawanya ke surga. Dia berteriak karena dirinya tidak ingin mati sekarang. Ternyata, itu bukan malaikat, melainkan beberapa orang yang membawa motor besar.
Motor-motor itu berhenti di hadapannya secara tiba-tiba. Lantas, itu membuat Mikha menutup wajahnya dan berteriak ketakutan. Beberapa detik kemudian, ia berusaha membuka matanya. Kini Mikha melihat beberapa motor besar di depannya. Dan Mikha melihat, seseorang turun dari motor di bagian belakang. Lalu pria itu berjalan ke arahnya dan menatap tajam. Mikha pun tak mampu berkata-kata dan memilih mundur beberapa langkah.
"Woy, ngapa lo mundur??!!" teriak pria itu dan membuat Mikha membeku di tempat. "Cemen banget, sih, jadi cowok. Majuuu!!!"
Akhirnya Mikha melangkahkan kakinya maju dengan hati-hati. Daripada ia harus dipukuli sampai habis. "U-ud-dah, bang. Ampun."
Pria itu menyentuh dagu Mikha dan mengangkatnya secara paksa. Mikha bisa melihat pelototan tajam yang diberikan pria asing itu. Ia juga melihat sebuah tindikan di hidungnya dan tato di bagian lehernya. Ditambah, ia melihat sebuah slayer jingga yang terikat di kepalanya. Mikha dapat menyimpulkan kalau pria itu merupakan seorang anak motor.
"Kalo ditanya jawab, woy!!" teriak pria itu tepat di depan wajah Mikha.
"I-iya, bang apa?"
Kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya dan meletakkan di dekat leher Mikha. "Serahin uang dan harta lo kalo lo mau selamat!!"
Sekarang Mikha benar-benar ketakutan. Ia berharap, seseorang datang menyelamatkannya. Dan ia mencoba mencari uang dari saku celananya. "Bang, saya gak punya uang."
Pria itu menarik bagian leher Mikha lalu mendekatkan pisau itu ke lehernya. Hingga Mikha dapat merasakan tajamnya pisau kecil itu. Ternyata pria itu tidak main-main. "Halah, bohong. Kasih, gak!!"
Mikha menjauhkan diri dari pisau itu. "Serius, bang. Saya gak punya uang. Tolong, bang, jangan bunuh saya. Saya masih ingin hidup." Karena Mikha tidak segera menuruti keinginan pria itu, ia segera mengangkat tubuh Mikha tinggi-tinggi. Sebuah pukulan keras mengenai wajah Mikha. Begitu kerasnya pukulan itu membuat Mikha tersungkur ke tanah dan bagian pelipisnya terkena sebuah batu besar. Ia dapat merasakan pukulan yang membuat giginya terasa ingin lepas. Dan saat ia menyentuh pipi itu, sebuah darah segar mengalir dari pelipisnya.
"Mampus, lo. Rasain."
Mikha mencoba untuk bangun. Namun pandangannya kini kabur dan tidak dapat melihat jelas. Dan saat ia mengetahui seseorang akan datang, ia memanggil sebuah nama.
"Kyra AAA...."
[MCIB]
Motor Aaron berjalan melintasi bagian samping lapangan sepak bola itu. Keadaannya cukup sepi. Namun Kyra tidak merasa takut karena ada Aaron di dekatnya.
Seketika pandangannya mengarah ke seberang sisi lapangan itu. Ia mencoba melihatnya dengan jelas. Tampak sekawanan anak-anak motor berhenti di sana. Dan ia melihat seorang anak laki-laki dan saat ia mengenalnya.
"Roo, itu Mikha."
Aaron menghentikan motornya, lalu menoleh ke arah Kyra, "Hah, Mikha. Temanmu tadi?"
Rasanya Kyra tidak percaya kalau anak laki-laki yang sedang bersama dengan geng motor itu benar-benar Mikha. Kemudian ia menunjuk ke arah Mikha yang berada di seberang, "Itu, Roo. Mikha."
Aaron membuka kaca helmnya. Sehingga ia dapat melihat dengan jelas apa yang dimaksudkan Kyra. Ia mencoba menfokuskan pengelihatannya. Dan beberapa saat kemudian, Aaron mulai mengenalnya. "Lah, itu Mikha. Ngapain dia di sana?"
Kyra menggeleng. "Aku gak tau." Hanya itu jawaban yang mampu diberikan Kyra. Ia tidak dapat berkata-kata banyak. Seharusnya, anak itu sudah ada di rumah sejak tadi.
"Roo, ayo kita samperin dia." Aaron mengangguk. Lalu ia kembali menghidupkan motornya dan berjalan menuju tempat Mikha sekarang. Dan mereka berdua berhenti tepat di belakang Mikha. Kyra langsung melompat turun dari motor Aaron dan ia segera berlari menghampiri Mikha yang kini tersungkur tak berdaya. Namun, pria yang berdiri di depan Kyra menghalangi langkahnya untuk mendekati Mikha.
"Lo, siapa?" tanya pria itu kasar. "Apa urusannya lo sama bocah ini?" Kyra tidak memberikan alasan dan segera mencari jalan untuk menolong Mikha. Tetapi pria itu itu tidak menbukakan jalan bagi Kyra dan malah mendorongnya. "Kalo ditanya. Ya, Jawab!!!"
Dorongan pria itu membuat Kyra terjatuh. Kyra tampak meringis kesakitan. Namun rasa sakit itu tidak separah dengan apa yang dirasakan Mikha.
Aaron yang tidak terima dengan perlakukan itu kepada Kyra langsung melepaskan helmnya dan menghampiri pria itu. "Halah. Masa beraninya berantem sama cewek. Aneh!!" Lalu ia menggulung lengan jaketnya, "Kalo mau berantem, harus sama cowok kayak gue. Dan ingat, mainnya gak boleh keroyokan. Harus satu lawan satu."
Justru perkataan yang diucapkan membuat pria itu geram. Pria itu menghampiri Aaron, diikuti oleh teman-temannya. Tampaknya, mereka tidak mengindahkan ucapan Aaron. Pria yang diancam oleh Arro maju selangkah, lalu ia memukul rahang lawannya kasar.
Kini, dua laki-laki yang tidak bersalah sedang dalam masalah. Rasanya Kyra ingin menangis. Air matanya kini mengalir saat dirinya melihat Aaron terus dipukuli. Sedangkan laki-laki yang terluka sekarang, Mikha, meraih tangan Kyra. Dan ia mengucapkan sesuatu.
"Ra, panggil polisi. Sekarang..."
[MCIB]
Anak-anak motor itu menang. Mereka berhasil membekukan perlawanan yang terus diberikan Aaron. Mereka mengikat pergelangan Aaron dengan sebuah tali tambang. Lalu salah satu dari mereka mengambil tas yang tersampir di atas motor Aaron. Dan mereka segera merogoh dan mengeluarkan isi dari tasnya. Namun Kyra langsung mencegahnya.
"Jangan ambil tas itu!!!" cegah Kyra yang membuat orang yang hendak menumpahkan isi tas Aaron berhenti. Dan gadis itu mengeluarkan sebuah liontin dari balik bajunya dan melepaskannya. "Ambil saja yang ini."
Pria pemimpin kawanan itu terkekeh. "Heh, mana mungkin kita demen sama kalung abal begituan. Kita maunya uang."
Kyra berusaha berdiri, walaupun kakinya kini gemetaran. Ia menatap liontin yang dipegangnya. "Ini uang kok. Kalian bisa jual ini dan ambil uangnya."
Tampaknya pria itu meremehkan perkataan Kyra. Tetapi pria itu merampas dengan paksa dari tangannya. Pria itu menatap sinis kea rah Kyra, lalu ia kembali ke motornya diikuti dengan teman-temannya. Dan mereka segera meninggalkan tempat itu.
Kyra meraih tangan Mikha, lalu berucap, "Mikha, bertahanlah."