"APA???"Awalnya, gadis itu hanya ingin menguping saja karena penasaran. Betapa terkejutnya saat dirinya mendengar perkataan polisi itu dengan telinganya sendiri. Kata-kata tentang Abi yang menjadi suruhan Bianca.
Tanpa berpikir panjang, Kyra segera mendobrak pintu sekeras mungkin. Sampai pada akhirnya semua pasang mata di ruangan itu menatapnya heran dan terkejut. Tersirat dari tatapan mereka, mengapa gadis itu tiba-tiba masuk dan menganggu mereka. Namun, seharusnya Kyra yang lebih kaget, bukan mereka. Karena mereka tengah membicarakan kakaknya sendiri.
Kyra menatap sekeliling, lalu melihat kehadiran Bianca di sana. Gadis itu terlihat gelisah saat ia datang, ia terlihat amat ketakutan. Ia menatap gadis itu tajam yang membuat gadis itu bersembunyi di balik sosok ibunya.
"Maksud Anda apa, Pak Polisi??" Kyra mengalihkan perhatiannya pada Pak Polisi yang berdiri tepat di antara Bu Frisca dan Pak Robert, kepala sekolah Cendikia. Jantungnya berpacu cepat, mata yang terus menatap semua orang sinis, dan kepalan kedua tangannya yang begitu keras. "Saya mohon jawabannya!!"
"Kyra!!" Bu Frisca langsung menghampiri gadis itu dan mencoba membawanya keluar. "Kyra, tolong kamu jangan ikut campur...."
"Lepas, saya bilang lepas," gadis itu tetap bertahan di posisinya, enggan pergi dari sana. Karena cengkraman Bu Frisca yang begitu keras, ia berteriak, "Mohon lepaskan, Bu Frisca!!"
Sontak, perempuan tua itu melepaskannya dan kemudian memohon pada Kyra. "Kyra, ibu mohon. Kamu jangan dulu ikut campur masalah ini, tolong. Kamu jangan berpikir seperti apa yang kamu benar. Kamu harus sabar, semua akan baik-baik saja...."
"Hah, baik-baik saja??" hardik Kyra yang hampir mengguncangkan ruang Pak Robert. "Dengan gampangnya, Anda mengatakan semuanya itu baik-baik saja, Bu? Salah, Bu, salah. Saya tidak bisa langsung percaya kalau hal ini akan baik-baik saja, Bu. Saya butuh kejelasan atas semua kejadian ini." Lalu ia menghampiri polisi itu, "Tolong, Pak. Jelaskan semuanya itu pada saya. Sekarang!!"
"Ra...." Aaron yang melihat Kyra sedang marah besar segera menghampirinya. Sayang, Bu Frisca menahan langkahnya.
Polisi itu menurunkan baretnya. "Maaf, Nak. Saya tidak bisa mengatakan hal penting ini kepada orang asing, orang yang tidak memilih kaitan dengan kasus ini."
"Pak, saya ini Kyra, Kyra Febiola Dhani!!" Gadis itu menunjukkan nametag di seragamnya dengan geram. "Saya itu adalah adik dari Abimana Dhani. Dia kakak saya, Pak, sungguh. Saya tidak berbohong pada Anda, Pak. Jadi, tolong jelaskan pada saya!!"
"Oke-oke." Polisi itu akhirnya pasrah menahan rahasia pada Kyra. "Jadi begini, Nak Kyra. Kakak Anda, Abimana mengatakan bahwa ia telah diperintah oleh saudara Bianca. Ternyata, laki-laki itu telah melukai seorang laki-laki bernama...."
"Mikha, bukan??"
Polisi itu mengangguk pelan. "Ya."
Lantas, ucapan sang polisi itu membuat emosinya bertambah. Wajah merah padam dan tatapan tajam kian meliputinya, ia marah, sangat marah. Langsung saja ia mendatangi Bianca lalu menarik rambutnya sekuat mungkin. Kontan, semua orang di sana heboh dan mencoba melerai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅
Ficção Adolescente#1 of Teenagers Life Series. Pernahkah kamu bertemu dengan seorang yang asing? Bahkan orang asing itu harus tinggal bersama dirimu? Itulah yang dirasakan Kyra Febiola, seorang gadis sederhana yang bertemu Mikha, orang asing yang katanya lupa inga...