KEJUTAN itu berhasil membuat Kyra tersentak dan menghentikan langkahnya. Rasanya seperti disetrum listrik. Ia hampir saja menjatuhkan bungkus makanan yang sedang dibawakannya. Dengan rasa sedikit kesal, ia menoleh dan tersenyum kecut saat melihat orang itu.
"Kyra, nengok dong."
Kyra menoleh pada Mikha lalu berkata sewot, "Apa??!!"
"Duh, mba." Mikha menjauhkan tubuhnya cepat, lalu menatap heran gadis itu. "Sewot amat si mba. Kayak lagi mens aja."
"Emang iya!!" jawab Kyra dengan penekanan di bagian akhir. Mikha tidak tahu saja! Memang, hari ini dia sedang mengalami PMS, atau gejala awal sebelum menstruasi. Biasanya pada periode ini, emosi perempuan terkadang labil dan bawaannya ingin marah. Marah pada siapa saja, tanpa tahu alasan yang jelas. Dan dia tidak tahu kenapa dirinya menjadi marah saat melihat wajah Mikha.
"Aduh, ibu. Jangan marah-marah mulu kenapa. Kata orang-orang sih, kalo dia kesel sama orang, apalagi cowok, biasanya cowok itu sangat berarti dalam hidupnya, lho," goda Mikha sambil menyikut lengan Kyra.
"Aduhh." Kyra bergerak menjauh dari Mikha dan mengelus lengannya, "Ngomong kok ngawur gitu. Tau ah...."
"Itu apa?" tanya Mikha dengan mengintip apa yang sedang dibawa Kyra. Ia begitu penasaran dan mencoba menebak-nebak. Aroma nikmat menusuk hidungnya, hingga membuatnya sedikit lapar. Dia berharap saja kalau itu makanan.
"Makanan, buat di rumah." Kyra menyerahkan bungkus makanan itu pada Mikha. "Hari ini aku males masak, jadi makan yang tinggal beli aja. Capek."
Mikha meraih bungkus cepat itu dan membukanya. Dan benar, itu adalah makanan China yang dibelinya seperti kemarin. Dan ia kembali berjalan dekat Kyra, "Hari ini, lembur?"
Kyra menangguk. "Ya, begitulah. Tadi ada acara gathering di restoran. Acaranya Pak Henry, pemilik The Classical."
Henry? Mendengar nama yang tidak asing itu, Mikha menghentikan langkahnya. Dia terdiam sejenak. Apakah dia tidak salah dengar saat Kyra mengucapkan nama itu lagi?
"Kenapa?" tanya Kyra saat melihat Mikha berhenti dan membeku di tempat. Tatapannya kosong, apakah ada yang salah dari apa yang dia ucapkan? "Kok, berhenti. Emang kenapa?"
'Jangan-jangan, Kyra bekerja di restoran ayah,' batin Mikha.
"Mikh, Mikh??" tanya Kyra sambil melambaikan tangannya, berusaha menyadarkan Mikha. "Kamu emang kenapa, sih?"
Seketika pikirannya buyar saat ia mendengar Kyra memanggilnya. "Ga-gapapa."
Mikha harus bisa menyembunyikan hal ini dari Kyra. Mengenai ayahnya dengan dirinya. Ia tidak ingin ada perpisahan saat ia mengatakan rahasia itu. Sesungguhnya, Mikha sudah benar-benar nyaman dengan gadis itu dan dia tidak ingin berada jauh dengannya. Sungguh.
Kyra berlari ke arah Mikha, lalu menggamitkan lengannya dengan Mikha. "Ayo, kita pulang."
Dan Mikha tersenyum karena gadis itu kembali ceria seperti sedia kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅
Teen Fiction#1 of Teenagers Life Series. Pernahkah kamu bertemu dengan seorang yang asing? Bahkan orang asing itu harus tinggal bersama dirimu? Itulah yang dirasakan Kyra Febiola, seorang gadis sederhana yang bertemu Mikha, orang asing yang katanya lupa inga...