MCIB #30

418 27 2
                                    

BARU minggu saja Mikha bersekolah di SMA Cendikia, teman-teman satu sekolah barunya sudah mengenalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BARU minggu saja Mikha bersekolah di SMA Cendikia, teman-teman satu sekolah barunya sudah mengenalnya. Terdapat beberapa hal yang membuat Mikha akhirnya dikenali seantero sekolah.

Pertama, sebelum Mikha bersekolah di sini, ia pernah berkelahi dengan Bianca, si anak sok kecantikan itu, yang akhirnya berujung ia dan Kyra dipanggil ke ruang BK karena Mikha yang dianggap sebagai penyusup sekolah Cendikia. Kedua, saat dirinya terang-terangan memisahkan perkelahian antara Kyra dan Bianca, semua teman yang menyaksikannya cukup terkejut. Ada beberapa yang memujinya, tetapi ada saja yang beranggapan 'ngapain sih cari masalah sama Bianca?'

Saat Mikha hendak melewati jembatan kecil di taman, segerombolan wanita penuh ria mendekatinya. Ada saja yang mengajaknya mengobrol, menggodanya, bahkan ada yang berani mengajak laki-laki itu berfoto. Awalnya ia risih, tetapi hal itu tidak menjadi masalah besar baginya. Kecuali....

Kyra sedang bersama dengan Aaron.

Wajah Mikha yang semula ceria lantas berubah kesal ketika melihat gadis itu duduk dekat Aaron di perpustakaan. Rasa kesalnya bertambah saat ia melihat Kyra yang berbincang santai dengan Aaron.

Mikha mempercepat langkahnya masuk ke perpustakaan. Setibanya di depan meja Kyra dan Aaron berada, ia berdecak sambil bersedekap. "Hmm, enak banget yah ngobrolnya. Enggak ajak-ajak."

"Mikha!!" seru Kyra dengan setengah suara. Ia melirik ke arah penjaga perpustakaan sambil berbisik, "Pelan-pelan ngomongnya, ini perpustakaan, bukan arena pertandingan."

"Lagian, sih...."

"Hey, siapa itu?" sahut wanita besar berkacamata tebal dari meja penjaga. "Kalau mau teriak-teriak, jangan disini, di luar saja."

"Tuh, kan," timpal Kyra. "Dibilangin sih, ngeyel. Cepet duduk."

Suasana kini menjadi tegang. Banyak sepasang mata yang mengamati Mikha yang sempat membuat kegaduhan di perpustakaan. Karena sudah merasa malu, ia cepat-cepat duduk yang sedang kosong. "Emang ngapain sih? Kok sampai ketawa-ketawa?"

"Ada apa, Mikha?" jawab Kyra cuek. Lalu ia memperlihatkan buku tebal pada Mikha, "Aku lagi belajar sama Tavia. Aaron yang bantuin karena dia anak IPS."

"Hai, Mikha," sapa Tavia dengan riang. "Kamu lagi ngapain disini? Mau ikut belajar sejarah juga sama Aaron? Sebentar lagi ujian, lho."

"Hah, ujian?" jawab Mikha sok polos. "Aku aja baru masuk sekolah ini dua minggu yang lalu. Cepat sekali ujian?"

Tavia menepuk pundak Mikha, lalu tertawa kecil, "Hahaha.... Oh iya, kamu kan anak baru ya. Pantas belum tau kalau dua minggu lagi ada ujian akhir."

Mikha hanya mendengus kesal. Kini, pandangannya teralih kepada Kyra. "Kyra, ada yang ingin aku omongin. Tapi, di luar."

"Apaan sih emang?" jawab Kyra tanpa melirik Mikha, masih saja terfokus dengan deratan tulisan di buku sejarah itu. "Ngomongnya disini aja."

"Ihh...." Mikha mulai gemas. Baru kali ini, Kyra bersikap tak acuh padanya. Padahal ia berharap Kyra senang mendengar kabar ini.

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang