#MCIB 15

622 31 0
                                    

"KYRA," tegur pria paruh baya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KYRA," tegur pria paruh baya itu. "Baru pulang?"

Kyra mengangguk, lalu meletakkan sendalnya di dekat pintu dan duduk di dekat ayahnya, "Tadi ada acara besar di restoran, yah. Jadi kami pulang malam."

"Kalian sehat, kan?" Betapa ayah Kyra terkejut saat melihat Mikha baru masuk ke dalam rumah. "Astaga, nak."

Mikha juga ikut terkekeh, kemudian ia duduk di samping ayah Kyra. "Malam, yah." Lalu ia merenggangkan sedikit lengannya yang diperban, "Awww... ternyata sakit juga."

"Mikha..." ucap ayah Kyra dan perhatiannya beralih kepada Mikha. Ia melihat kepalanya yang dililit perban dan lengan sebelah kirinya yang dililit kain. "Kamu abis ngapain?? Berantem?"

"Kecelakaan, yah," jawab Kyra tiba-tiba. Dirinya berusaha untuk menyembunyikan rahasia ini. Ia tidak ingin ayahnya tahu. Kalau sampai ketahuan, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. "Tadi Mikha gak liat jalan, terus ketabrak motor."

"Terus biayanya gimana, Kyra?" tanya ayah Kyra dengan nada yang sedikit khawatir. "Ayah enggak punya uang lagi dan ayah belum gajian."

Kyra merengkuh bahu ayahnya dan berkata, "Tenang aja, yah. Orang itu udah tanggung jawab." Lalu ia menunjukkan kantong yang berisi obat-obatan. "Dia yang menanggung semua biaya rumah sakit sampai ke obat-obatnya. Katanya, Kyra bisa telepon dia kalau Mikha kenapa-napa lagi." Kyra tampak mengedipkan sebelah matanya agar Mikha mengikuti rencananya, "Iya, gak, Mikh??"

Mikha agak lambat dalam merespon kode Kyra, lalu ia mengangguk, "Iya, yah, iya."

Dan Kyra dapat bernapas lega karena rencananya berhasil.

[MCIB]

"Kyra, sakit!!"

Kini, Mikha tampak mengerang kesakitan saat Kyra melepaskan perban di wajahnya. Sudah waktunya Kyra untuk mengobati kembali lukanya. Kyra menuangkan cairan kuning ke perban baru lalu menempelkannya pada bagian rahangnya. Dengan tidak sengaja, ia menekan luka itu terlalu dalam.

"Aduhh, sakit, Kyra," rintih Mikha dan memukul lengan Kyra dengan spontan. "Bisa pelan-pelan, gak. Sakit!!"

Kyra mengelus wajah Mikha, "Maaf, ya, Mikha sayang. Cup-cup-cup. Aku enggak sengaja." Lalu ia meletakkan perban bekas itu dan berkata, "Udah selesai."

Mikha masih meringis kesakitan. Namun rasa sakit itu hilang saat Kyra memanggilnya 'sayang', dan ia merasa senang sekali. Kalau begini, ia rela untuk terluka agar bisa diobati Kyra setiap hari.

Kyra bangun. Ia mengambil sesuatu dan memberikan kaus kepada Mikha. "Ini bajumu. Lalu cepat mandi. Hari ini, kamu belum mandi dari pagi. Mandinya yang bersih, jangan mandi bebek, ya!!"

Mikha segera meraih kaus itu. Ia menatap lengan kirinya yang diperban dengan pasrah. "Tapi, gimana cara mandinya? Tanganku satunya begini."

Kyra meraih lengan Mikha yang terlilit kain, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Seketika, Mikha kembali merintih. "Kamu bisa angkat tanganmu saat mandi. Atau... Aku saja yang mandikan? Apa enggak malu??"

[TLS-1] My Cutie-Idiot Boy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang