Ada ruang hatiku yang kau temukan.
Sempat aku lupakan, kini kau sentuh.Raisa - Jatuh Hati
-April 2015-MAKIN kesini, pertemuan aku dan Haris semakin rutin dan intens, kami chat pun hampir tiap jam, kecuali saat KBM dikelas atau tidur. Tentunya juga, ada kemajuan bahasa dalam chat kami. Kemarin bahasanya terbilang ceplas-ceplos dan konyol, sekarang agak lebih unyu, tapi tetap tidak mengurangi lawakan receh ala Haris.
Haris Aryadi
Araaaa?Zahra Rabbani
Iya, Ris?Haris Aryadi
Aris kangeeen.Zahra Rabbani
Yailah, tadi baru ketemu.Haris Aryadi
Gak tau, tiap 2menit nggak ketemu bawannya kangen.Zahra Rabbani
Ew, jijik lama-lama ya Ara, RisHaris Aryadi
Ara kenapa sih?
Lagi bulanan, ya?Zahra Rabbani
Aris yang kenapa? Manja gitu, enek tau!Ya, tadi kami memang baru bertemu. Sekadar makan es krim bersama dan menikmati udara malam. Kami memang paling sering kuliner murmer mencari tempat makan unik, murah, dan pastinya mengenyangkan. Di tempat es krim tadi, banyak hal yang kami debatkan, contohnya karena mainan barunya.
"Aris, udahan apa liatin batu akiknya," ujarku kesal. Kayak aki-aki banget tau gak? Gak enak banget dilihatnya, anak muda pake batu cincin yang saat itu sedang booming.
"Eh, iya, Ara kenapa?" Tanyanya, kini mengalihkan pandangannya ke padaku.
"Copot apa itu, batu! Aneh banget, biar apa sih? Biar keren? Aris malah keliatan tua tau," ujarku merayunya.
"Ih, mahal ini, Ra. Cakep kan bening gini, gede lagi. Pantengin apa, Ra hayatin coba liat nih!"
"Ara mah, nggak paham fashion, sih. Besok malah Aris mau nambah lagi dua, ah. Ini kan dijari tengah, yang dua nanti buat dijari manis sama jempol," ujarnya lagi.
"Sakarepmu, Ris."
"Eh, Aris ditanyain ibu, tau. Katanya suruh main ke rumah, jangan asal kasih makanan langsung pulang," ucapku mengalihkankan pembicaraan tidak penting tadi.
"Eh? Iya, Ra. Iya, nanti ya. Aris belum ada nyali, nih."
"Ck, yailah. Mau ngapain sih, Ris? Main doang, bukan bawain duit. Lebay banget deh,"
"Yeh, Ara ngebet banget ya kayaknya? Masih lama, Ra. Ntar sama roti buaya abang bawain,"
"Ish, ngawur ah!" Ujarku kesal sambil berbalik melahap habis es krimku yang tinggal setengah, sedangkan Haris? Masih memandangi penuh kagum batu cincinnya. Ck, Aris langka banget sih, jadi pengen culik, karungin, gulingin ke jurang.
•
"ARA, Aris ntar malem mau ke rumah ya?" Tanyanya, via telepon.
"Iya, Ris. Tapi datengnya abis isya, ya? Jangan jam sepuluh malem lagi," ledekku disertai kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Berry [COMPLETED]
Teen FictionZahra, seorang siswi yang gagal move on hingga dua tahun lamanya. Di lain sisi, ada seorang siswa yang terus memperhatikan gerak geriknya menunggu saat yang tepat untuk maju dan mendobrak pintu hati Zahra. Apakah Zahra bisa membuka hatinya yang suda...