Juli 2015

1.5K 99 28
                                    

Dan tak mungkin ku melewatkan mu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara karena aku inginkan kau ada dihidupku.

Hivi - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi


"HM, Ra Ra Ra. Enak banget sumpah parah, cuma pedes banget gila, duh, alamat bolak balik kamar mandi nih gue besok pagi," ujar Sahila saat kami bukber dijalan saat itu, dengan bodohnya, kami berbuka puasa dengan seblak yang pedasnya, naudzubillah.

"Iya, duh mantep gila inimah. Ah, elo mah lidah permen kena cabe dikit jadi kejer," ledekku disertai kekehan.

"Aduh, duh. Beliin minum, kek. Apa gitu, daripada lo cekikikan gak jelas," titahnya kesal.

"Iya, cerewet lo, ah. Besok-besok jangan belagu lagi, ah."

Aku langsung melangkah meninggalkan Sahila yang masih terus melahap seblak, dengan keringat bercucuran dan bibir merah matang yang agak menebal. Sok banget sih, lo, La. Perut gulali, lidah permen makannya seblak. Kelar lo besok dikamar mandi.

Aku pun berhenti melangkah saat melihat gerobak penjual milkshake. Aku bergegas menghampiri dan membeli dua milkshake, satu original untuk Sahila dan satu milkshake stroberi untukku.

"Nih, minum. Keburu pingsan," ujarku seraya memberikan milkshake untuknya.

"Ih, kok susu, sih? Apa, kek gitu, es buah, teh sosro. Ck,"

"Banyak komen, ah kayak juri. Minum aja dulu, pasti langsung adem." Belum sampai semenit, Sahila langsung tersenyum lebar setelah menyicipi milkshake itu.

"Gila, kok bisa ilang pedesnya, Ra?" Tanyanya, seraya menghabiskan minuman susu kocok tersebut dengan ganas.

"Iya, lah. Itu kan susu. Kalo lo kepedesan, ya minum aja susu, air putih anget juga bisa, sih. Cuma langsung kayak kebakar banget mulut rasanya, tapi langsung ilang, sih. Mending susu, adem gitu," cerocosku panjang, yang hanya ia balas dengan anggukan tiga kali.

"Mau dong punya lo, punya gue abis masa, bocor nih tempatnya." Tanpa ku jawab, ia langsung merebut milkshake yang bahkan aku cicip pun belum.

"Perut lo yang bocor. Ah, rugi gue bukber gini sama lo, mah."
Aku pun langsung merebut milkshake-ku yang tinggal setengah diminumnya. Karena aku belum minum dari tadi, seusai menghabiskan seblak.

Zahra Rabbani
Maaf, Ris. Tadi abis bukber di jalan sama Sahila nggak sempet cek hp.
Aris tarawih gak?

Haris Aryadi
Wih, enak nih. Pake apa, Ra? Nggak ajak-ajak, ih :(
Tarawih lah, Ra. Yuk?

Zahra Rabbani
Pake seblak sama milkshake doang. Nanti, ya kapan-kapan bareng :)
Ayu, nanti Ara ke masjid kok bareng Sahila sama Indira.

Haris Aryadi
Bener, ya? Awas omdo!
Oke, sampe ketemu dimasjid, ya, Ra :*

Aku pun bergegas melangkah ke kamar mandi memakai kerudungku serta meminta ijin dan mencium tangan orang tuaku. Lalu, melangkahkan kaki dengan tujuan rumah Sahila dan Indira. Setelah kami siap, dengan sajadah dan mukena di tangan, kami berjalan menuju masjid.

Choco Berry [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang