Kau beri rasa yang berbeda, mungkin ku salah mengartikannya. Yang kurasa cinta.
Peterpan - Ku Katakan dengan Indah
Haris Aryadi
Ara, lo pernah nonton gak?Zahra Rabbani
Ya, pernah lah, norak.Haris Aryadi
Seumur-umur gue cuma pernah nonton layar tancep doang. Itu juga nggak merhatiin ceritanya.Zahra Rabbani
Yah, susah amat lo, HarHaris Aryadi
Nonton sama gue mau gak lo?Zahra Rabbani
Ah ntar lo disana kayak orang ndeso lagi, gak siap malu gue.•
SESAMPAINYA di Mall kami pun segera naik ke lantai tiga karena bioskop ada disana. Btw, aku menerima ajakannya karena memang aku begitu bosan dirumah, kalau nggak beres-beres rumah, tidur, makan, flashback tentang kenangan aku dan Esa. Dan, yang pasti, gratis alias ditraktir. Sayang-sayang banget, kan kalo ditolak gitu aja?
"Ra, menurut lo film apa yang enak nih?" Tanyanya seraya menunjuk poster-poster film yang dibingkai manis di dinding luar bioskop.
"Ck, gak ada horor, ya? Terserah lo deh, yang dibayarin bisa apa?" Jawabku dengan candaan.
"Yaudah ini aja ya? Film action, Ra."
Ku ingat, judulnya saat itu Kingsman. Waktu dimulainya film itu kira-kira satu setengah jam lagi. Untuk mencegah kebosanan, Haris mengajakku makan terlebih dahulu.
Aku kira dia akan mengajakku makan ditempat seperti Solaria ataupun D'cost, eh sepertinya melenceng lagi. Unik dia mah, Ra. Nggak ketebak jalan pikirannya.
Dia mengajakku memilih banyak es krim stroberi, susu murni, dan coklat batangan serta cemilan lainnya untuk mengganjal perut, dan belanjaan kami pun hingga satu plastik besar. Entah bagaimana menghabiskannya, dan entah kami menghabiskannya dimana aku pun tak tahu.
Ternyata eh ternyata, kami menghabiskan sebagian cemilan manis-manis -karena sebagian lagi aku masukkan kedalam tas ku untuk cemilan dikamar- itu di bawah pohon palem yang banyak berdiri tegak di Mall ini, dan dibagian batangnya dihiasi lampu kecil warna-warni yang mengitarinya.
"Lo pernah gak nonton bareng cowok gini?" Tanyanya.
"Belum sih, paling sama temen cewek-cewek gue doang. Elo pernah sama temen-temen cowok lo?"
"Yeh, jijik amat gue nonton bareng laki gitu. Disangka maho iya gue nanti." Jawabnya seraya bergidik ngeri.
"Haha, oh iya, ya. Kesannya juga ngenes amat, ya lo." Ledekku sambil tertawa.
•
SELAMA didalam bioskop, aku hanya menonton film itu dengan mengantuk, karena aku tidak terlalu suka film action, sedangkan Haris menonton dengan serius sambil memasukkan pop corn dua detik sekali. Ck, entah lapar atau doyan.
Akhirnya dia pun menatapku dan menawarkan ku
pop corn nya yang sedari tadi ku tolak, dan aku pun tercengang tiba-tiba dia menyuapkan satu pop corn ke dalam mulutku. Kok gue bisa refleks mangap gitu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Berry [COMPLETED]
Teen FictionZahra, seorang siswi yang gagal move on hingga dua tahun lamanya. Di lain sisi, ada seorang siswa yang terus memperhatikan gerak geriknya menunggu saat yang tepat untuk maju dan mendobrak pintu hati Zahra. Apakah Zahra bisa membuka hatinya yang suda...