Tuhan..
Maafkan diri ini yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini..Rossa - Terlalu Cinta
Jangan lupa baca a/n dibawah ya dan mari ikut berpartisipasi haha!!
-Awal Bulan Mei-
AKU memutuskan untuk mengganti kaos lengan pendek yang kini kukenakan dengan sweater. Kakiku buru-buru melangkah masuk ke kamar dan membuka lemari pakaianku.
Entah karena udara malam yang menusuk atau kondisi tubuhku yang kurang fit, aku merasa sekujur tubuhku begitu dingin.
Saat tengah memilih sweater mana yang akan kupakai, mataku pun tertuju pada sweater rajut berwarna coklat pemberian Aris.
Tanganku perlahan mengambil dan meraba tekstur sweater dan pikiranku melayang pada saat Aris memberikan sweater yang hangat luar biasa ini padaku.
"Ra, bentar ya. Aku pulang dulu, mau ambil permen coklat oleh-oleh dari sodara sama sesuatu buat kamu." Aris pun bangkit dan segera melangkah keluar dari pekarangan rumahku.
"Jangan lama-lama, ya!" Aku memperingatinya seraya tersenyum.
Bosan menunggu, aku lantas masuk ke dalam untuk membuatkan teh hangat juga susu vanilla untukku.
Setelah dua minuman itu siap, aku pun mengambil nampan dan menaruh dua gelas minuman itu ke atasnya.
Aku langsung melangkah membawa nampan ke luar rumah.
Pas sekali, Aris baru tiba. Ia membawa tentengan di tangan kanannya.
Ia lantas duduk di bangku rotan dan langsung menyeruput teh yang masih panas dengan kantung teh yang telah ia buang tentunya.
Tanganku menengadah meminta tentengan itu. Ia langsung memberikan, "Dipake, ya."
Keningku berkerut, aku langsung meraih tas karton coklat ini dan mengambil isinya.
Pertama, yang kuambil ternyata adalah se-pack permen coklat import.
Aku memang suka coklat. Tapi, tak se-addict aku suka es krim dan makanan pedas.
Aku pun memeriksa di dalam tas ini, apa yang bisa dipakai dari pemberian Aris ini. Hingga mataku melihat sesuatu yang dirajut dan terlipat rapi di bawah bagian tas ini.
Mataku berbinar saat kuambil barangnya yang ternyata sweater rajut bermotif garis-garis seperti gunung yang menyatu pada bagian pundak hingga belakang.
"Lucu, ih."
Aku menatapnya dengan senyum merekah, ia mencubit pipiku.
"Pake, ya. Biar kamu jadi makin gemuk pake ini."
Aku lantas mencubit dadanya keras. Ia langsung mengaduh seraya tertawa.
"Canda, sayang. Kamu imut kok."
Aris memang selalu merusak suasana. Dan dari bagian mana aku gemuk? Karena dia kurus kering aja, jadi ia bilang aku gemuk. Padahal jika di kelas, aku yang paling imut.
Tatapan sinis yang kulayangkan untuk Aris pun kini berpindah menatap sweater pemberiannya.
Aku lantas memeluknya dan merasakan rasa hangat yang menjalar langsung ke kulitku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Berry [COMPLETED]
Teen FictionZahra, seorang siswi yang gagal move on hingga dua tahun lamanya. Di lain sisi, ada seorang siswa yang terus memperhatikan gerak geriknya menunggu saat yang tepat untuk maju dan mendobrak pintu hati Zahra. Apakah Zahra bisa membuka hatinya yang suda...