Part ini aku buat sambil dengerin lagunya One Republic - Dreaming Out Loud 🎵🎶
Enjoy, Selamat membaca, semoga berkenan 😘😆
-*-*-*-
"Jika mimpi hanyalah sebuah kembang tidur, bolehkah aku berharap jika mimpi bisa terealisasi?"
-*-*-*-
'Aku gak yakin kamu masih sudi melihatku atau engga, tapi aku hanya ingin jujur sama kamu.' Suara deburan ombak menutupi rasa gelisah yang tengah melanda Alina.
'Apa?' tanya Alina kepada pria yang kini berada tepat di hadapannya yang entah bagaimana semakin terlihat tampan saja.
'Aku...' Pria itu sengaja menggantung ucapannya terutama ketika menyadari jika wanita itu terlihat penasaran.
'Lanjutin dong, bilang aku cinta kamu gitu. Sengaja banget bikin aku penasaran!' Alina cemberut karena tidak sabar.
'Hahaha. Maksa banget itu mah. Sabar makanya, kamu itu pinter ya merusak suasana romantis kaya gini.' Tawa pria itu terdengar renyah dan empuk sekali di telinga Alina.
'Ya, terus emangnya kamu mau bilang apa tadi?'
'Aku, terpesona sama kamu. Hatiku sejak dulu milik kamu. Aku ingin kamu selamanya menemani aku. Hanya kamu, Alina. Jadi,' Pria itu membungkuk di hadapannya mengeluarkan kotak keramat berwarna merah menyala dengan tentu saja cincin berlian yang cantik. Alina paham, sejak dulu dia memang menanti hal ini terjadi. 'Bersedia kah kamu menjadi Ibu dari anak-anak kita nanti?'
'Iyalah aku pasti bersedia. Dari dulu, kek! Kita udah punya dua kali. Hehe.'
'Hahaha, Kamu mau? Ayo kita bikin sekarang juga!' Pria itu memasangkan cincin ke jari manis Alina dan memaklumi wanita nya memang terbiasa mematahkan suasana romantis dengan tingkah lakunya yang konyol.
Alina mendelik tajam, 'Oh masa? Nyium aku aja kamu engga mau apalagi bikin anak.' Alina menjulurkan lidahnya membuat pria itu merasa bersalah mengingatnya.
'Kata siapa? Hm?'
'Kata aku barus- ' Ucapan Alina terhenti karena terkejut dengan serangan tiba-tiba di bibirnya. Alina begitu bahagia namun itu tidak bertahan lama, Alina lebih terkejut ketika melihat ombak di sampingnya menjadi ombak yang besar.
Bahaya! Oh ayolah, biarkan Alina bahagia tanpa ujian cinta lagi.
"Abi! Umi! Banjirrr! Tolong Alin, Alin tenggelam!" Teriak Alina heboh sendiri.
"Anak pea. Bangun makanya, mau sholat subuh jam berapa kamu? Adzan udah dari jam setengah lima sekarang udah hampir setengah enam," ingat Ayah Alina yang menahan senyum melihat anaknya seperti kucing lepek kehujanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Locked Out [END]
ChickLit------------------------------------------------- BEBERAPA PART DI PRIVATE, DISARANKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ------------------------------------------------- Bagiku, hidup hanya perlu dijalani saja seperti air hujan dalam gumpalan awan. Ber...